Ten

3.9K 144 17
                                    


WWWHHAATT...THE...FUCK!!!! Itu...itu kan sabu......anjayyy...Steff...apa yang kamu lakuin selama sama Icha???? Steff mengeluarkan semua barang yang ada di balik saku celananya dan itu adalah barang narkoba semua. Mulai dari sabu, ganja, jarum suntik, kokain, dan barang narkoba lainnya. Melihat itu, aku dan Al saling berpandangan bingung dan tak percaya.

Saat Steff mengeluarkan beberapa butir sabu yang akan ia minum, aku langsung berlari dan sengaja menabrakkan tubuhku padanya. Itu membuat semua pil yang ada ditangannya terlepmpar entah kemana. Melihat hal itu, Steff langsung mendorongku dan bangkit dari duduknya. Sepertinya ia tak tau kalo itu adalah aku. Ve.
"What...the....hah!!!! Ve??? Kamu..."
"Steff...kamu mengapa begini? Sejak kapan kamu begini????"
Aku tak kuat...air mataku jatuh dan tak karuan.

Melihat aku yang mulai rapuh, Steff berusaha merangkulku namun Al langsung menghampiriku dan merangkul pundakku. Melihat Al, Steff langsung melotot tak percaya.
"Loe pasti yang bawa Ve kesini kan?"
"Enggak Steff....gue gak bawa Ve kesini kok.?"
"Gak bawa Ve kesini kata loe?"

Nada suara Steff mulai meninggi dan matanya mulai melotot ke Al. Melihat hal itu ingin aku menepis semua kata-katanya namun, Al hanya mencegahku dengan tangan sebelahnya.
"Sabar dulu Steff...biar gue jelasin yang sesungguhnya sama loe."
"Iya Steff, dengerin dulu yang Al jelasin. Ini gak seperti yang kamu lihat."
Steff kemudian diam dan Al mengisyaratkan untuk keluar dari tempat ini.

Mungkin disini terlalu ramai dan berisik. Steff hanya mengangguk dan mengekor di belakangku. Setelah sampai di parkiran, Steff tak berhenti untuk jalan. Kami berdua pun bingung.
"Kamu mau kemana Steff? Bukannya kamu mau mendengarkan penjelasan Al?"
Mendengar aku yang memanggil, Steff kemudian berbalik dan tersenyum padaku

"Kita jelasinnya di bibir jurang aja sambil duduk. Aku Cuma kangen masa-masa itu Ve."
Aku dan Al hanya saling berpandangan dan mengangguk. Sedangkan Steff telah berada di bibir jurang sambil memeluk lututnya dan memandang pemandangan dengan tenangnya. Kami pun menjemput Steff disana dan ikut duduk di samping kiri dan kanannya.

"Ok...Al, sekarang loe bisa jelasin semuanya ke gue."
"Ok,Jadi gini awalnya, pas loe tiba-tiba baik ke gue sama Ve, gue agak ragu dan kagak percaya. Lagian, disitu, tatapan loe kosong, mataloe merah, loe jalannya juga gontai dan loe bukan kayak Steff yang gue kenal. Lagian dikelas, loe lebih banyak diem dan sifat bad boy loe hilang entah kemana gue gak tau. Akhirnya, Ve khawatir sama loe. Akhirnya gue saranin buat mata-matain loe. Dan ya....ini, ternyata loe narkoba,loe juga sering minum kan? Apa Icha sering ngajak loe kesini?"

Al dengan mulusnya berucap kalo Icha adalah penyebab Steff seperti ini. Al mengucapkannya dengan lantang tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Steff tidak menyahut dan hanya senyum miring sambil tetap memandang pemandangan di depan matanya.

"Sebenarnya iya...Icha sering banget ngajak gue ke tempat kayak gini walaupun tempatnya bukan di pegunungan ini. Dia terus ngerengek setiap kali gue nolak apa yang ia inginkan. Sebenernya gue udah pengen putus aja sama dia. Tapi.........."

Mendengar pengakuan Steff yang menggantung, aku jadi penasaran dan tampak juga di sorot mata Al bahwa ia juga penasaran. Akhirnya akupun angkat bicara
"Tapi apa Steff??? Tapi kenapa???....."
"nanti juga loe akan paham sendiri Ve."

Mendengar itu,Al ingin menolak dan angkat bicara. Namun aku langsung mengisyaratkan untuk diam dan tak bertanya lagi. Sementara Steff disampingku tengah terpejam sambil menghirup udara segar berkali-kali.
"Terus..loe narkoba itu..."
"Narkoba?????"

Hah...masa iya Steff udah lupa sih? Bukannya tadi emank narkoba ya??? Masa iya yang aku jatuhin itu permen coklat bentuk sabu? Kan ya gak mungkin banget.
"Iya...bukannya loe tadi mau minum sabu kan?"
"Ohh...yang tadi...."
Steff menggaruk kepalanya dan tersenyum sampai ke matanya ke Al.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My tomboy SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang