"Selamat sore ibu...inget sama saya nggak?" Dengan wajah cerianya Fidela memulai sksd nya (sok kenal sok dekat) ke ibu penjual gudeg .
"Siapa ya mbak?" Sang ibu mencoba mengingat .
"Coba inget lagi deh bu" ujar Fidela dengan cengiran khas nya serta serta sorot matanya yang ramahnya .
"Oh ini mbak yang ngotot minta uang kembalian padahal uang nya pas itu toh , terus sama nggodain anak saya yang masih SD itu toh" ujar ibu penjual gudeg dengan aksen jawa yang mendominasi , serta wajahnya yang sumringah,serta mata melotot yang hampir keluar .
"Hehehee iya bu'e , saya mau pesen gudeg yang kayak biasanya dua komplit , satu nggak pake cecek ,totalnya tiga bungkus ya buk,dibawa pulang." Sejujurnya ia merasa senang saat ia diingat orang lain , walau saat itu ia nggak tahu kalau kembalian uang nya pas . Apalagi anaknya ibu penjual gudeg ini gembul banget,pipinya lucu terus lembut banget kaya gula kapas . Makanya saking gemesnya ia cubit-cubit deh , si anak penjual gudeg juga tambah seneng , tapi ibunya malah marah-marah.
"Iya mbak ." Kata sang ibu penjual gudeg , yang entah mengapa sekarang berubah menjadi ramah .
Setelah menunggu beberapa saat , gudeg pun sudah di tangan Fidela . "Totalnya berapa yang bu."
"Rp 60.000 mbak" . Kata sang ibu penjual gudeg sambil memberikan pesanan Fidela .
"Ini ya bu." Fidela menyorkan uang dan segera pergi .
"Eh bentar mbak namanya siapa" Langkah Fidela pun terhenti ia menoleh ke ibu penjual gudeg .
"Nama saya Fidela bu." jawabnya nya dengan gaya sok halus,yang jelas beda dengan kenyataan sehari-hari .
"Oh mbak seng manis iki Fidela toh jenenge, sering mampir ke sini yo mbak ." kata bu penjual gudeg yang memuji Fidela serta bermaksud menarik Fidela menjadi langganan tetapnya .
"Inggih buk,pasti dong buk" jawab fidela sambil satu jempolnya yang terangkat .
Di tengah perjalanan menuju ke warung yang di tuju, tiba-tiba hujan datang dengan derasnya . Hujan datang seolah menyegarkan udara yang tadinya panas dan sekarang berubah menjadi dingin sedingin hatinya Rio.eh.
"Woo sekarang hujan , kayaknya seru nih hujan-hujanan" dengan mulut yang masih terbuka dan seperti mengucapkan huruf "O",Ia berjalan dengan santai nya padahal ia sedang di guyur hujan .
"Eh anjir , nanti barangnya kehujanan , ah gobs deh gue , sekarang aja nih gue udah kebes , untung aja barang-barangnya nggak basah . Lanjut aja deh . Demi wedang jahee!!!" dengan suara yang lantang dan keras dan badan yang masih diguyur hujan,serta tangan terkepal yang terangkat , terlihat aneh memang . Orang yang berlalu-lalang pun seketika menoleh,seolah tak peduli Fidela pun berjalan dengan santai tanpa mempedulikan tatapan orang-orang .
Setelah berlari dari derasnya hujan Fidela sampai di warung yang diinginkannya . Warung sederhana , dengan pencahayaan remang-remang serta desain yang kental dengan arsitektur bercorak Kota Jogjakarta . Kata ABG tukang baper jaman sekarang mungkin ini tempat yang romantis apalagi suasana sedang turun hujan ditambah lagi dengan secangkir wedang jahe yang menjadi andalan warung tersebut .
"Haa akhirnya sampai juga"Kata Fidela sambil melangkahkan kakinya memasuki warung tersebut . Ia langsung menghampiri bapak yang menjual wedang jahe dan segera memesan . "Pak wedang jahe nya satu,sama serabi nya satu dimakan disini . serabinya yang dibungkus dua,di bawa pulang" .
Bagi seorang Fidela bodoh amat sama bajunya yang basah,bodoh amat juga sama sandal basah yang berbunyi "pyek,pyek" setiap ia melangkahkan kakinya . Cewek satu ini berjalan dengan santai nya dan tidak mempedulikan orang-orang yang menatapnya dengan padangan heran bercampur takjub . Yang terpikirkan oleh otak Fidela saat ini mungkin orang-orang terpikat dengan kecantikan naturalnya saat terkena air hujan , Padahal orang – orang tersebut mengira cewek satu ini sedang kabur dari suster rumahsakit . Rasa percaya diri Fidela terlalu tinggi dan sungguh sangat jauh berbeda dari ekspektasi Fidela . Satu lagi saat mencari bangku yang kosong ia berjalan sambil membayangkan jika ia sedang berjalan di atas red carpet bersama Douglass Both . Sekarang kalian sudah tahu kan kalau Fidela mempunyai imajinasi yang tinggi , Tatan yang masih anak kecil ajah , imajinasinya mungkin kalah jika dibandingin sama imajinasi nya Fidela .
"Semuanya Rp.15.000 ya ,mbak" . Setelah menyodorkan uang , ia segera mencari mencari tempat duduk yang kosong . Nyatanya di warung ini sedang penuh dengan pengunjung.
"Gini kan anjir masa tempat duduknya hampir penuh semua,eh itu masih ada sisa satu kursi dipojok deket jendela,yah tapi ada orangnya . Nggakpapa deh dari pada gue berdiri disini plus kedinginan,mending gue duduk aja." Katanya sambil menenteng dua tas kresek hitam . Setelah berdebat dengan pikirannya sendiri , akhirnya ia mengambil keputusan untuk duduk di bangku yang tersisa . Langsung duduk aja deh ya,pura-pura nggak kenal-batinnya dalam hati . Dengan dua tas kresek di tangan kanan dan kirinya , Ia melangkahkan tanpa keraguan , dan pandangan yang lurus ke depan . Untung saja orang yang menempati bangku kosong lagi nunduk,yaudah deh dengan santainya Fidela langsung duduk dihadapannya .
Sontak lelaki yang berhadapan dengan Fidela ini kaget buka main wajahnya langsung gelagapan gitu , ditambah lagi dengan mulut yang melongo serta tatapan yang sulit diartikan . udah deh biarin aja , yang penting pantat gue udah duduk,katanya dalam hati. .
Setelah keheningan yang mencekat dalam beberapa menit , Fidela memberanikan diri untuk menyapa cowok ganteng dihadapannya . "Hai,boleh ya gue duduk sini,habis tempet nya penuh semua gitu." Ujarnya dengan suara canggung , yang hanya ditanggapi dengan wajah melongo mas ganteng yang ngelihat betapa anehnya tampang Fidela sekarang .
"Oiya , silakan." Balas cowok itu sambil memaksakan untuk tersenyum .
Karena risih dengan dua tas kresek besar yang memenuhi tempatnya , Fidela mencoba memindahkannya ke belakang kursinya . Saat udah mau ngambil tas kresek dan udah mau mindahin ke belakang , saking cerobohnya kepalanya nggak sengaja ketatap bagian bawah meja . Cowok dihadapan Fidela pun kaget karena merasakan guncangan , tanpa disadari ia menahan agar tidak tertawa .
Dengan posisinya yang masih jongkok dibawah meja , Fidela mencoba mencari cara untuk menutupi rasa malunya , dan satu ide itu muncul . "Duh malu nih gue, ya udah demi harga diri , gue pura – pura njatuhin hp gue , terus gue ambil lagi . Udah deh beres." Katanya sambil berbisik . Dengan Segera ia langsung menelepon adiknya yang menunggunya
"Halo,nan kamu pulang dulu aja deh nggakpapa,aku lagi di warung , lagi neduh" . katanya sambil berusaha bangkit dan kembali ke posisi semula .
"Sama kak , aku juga lagi neduh , nggakpapa deh ,aku masih di parkiran , aku tunggu disini kak , kalau hujannya udah redah nanti langsung balik kesini lagi ya" nasehat keenan pada sang kakak .
"Iya bawel ." Jawab Fidela dan mengakhiri pembicaraan .
Oh iya , rambut basah , baju basah , celana basah kuyup , padahal tadi ia barusan keramas . Karena rambutnya yang basah mulai meneteskan air , Fidela mencoba mengeringkan rambutnya dengan tisu yang disediakan di warung itu . Ia mengambil tisu yang ada di meja lalu menggosokannya di rambutnya dengan maksud berusaha mengeringkan rambutnya . Aksi yang dilakukan Fidela ini sukses membuat Mas Ganteng dihapannya melongo .
"Untung aja kamu masih kering deg , aku tahu mungkin kamu nggak pingin main air,jadi sampai sekarang , kamu masih kering dan fine-fine aja . Eh gudeg bertahan ya sampai nanti,tenang aja nanti di rumah kamu bakal aku makan kok,nggak bakal aku buang . Nanti papa sama keenan juga makan kamu ,jadi tenang aja ya gudeg." Katanya sambil berbicara sendiri serta tangan yang masih terangkat memegang tas kresek putih yang isinya bungkusan gudeg . Oke fix ,Fidela mulai ngelantur dan berimajinasi sedang ngomong dengan gudeg yang seolah – olah gudegnya hidup. Fidela mencoba melongok ke depan,dimana mas ngganteng ini berada . Dan ketahuilah, aksi Fidela berhasil membuat mas ngganteng dihadapannya ini kembali melongo dan memperhatikannya dengan tatapan yang sulit diartikan , antara menatapnya dengan tatapan takjub atau geli atau ah gatau deh . Oke sekarang suasana awkward antara Fidela dan Mas Ganteng ini pun dimulai .
KAMU SEDANG MEMBACA
Dropshot
Teen FictionPertemuan tak terduga , yang berawal dari hujan di bulan Juni , yang menghantarkan mereka ke sebuah tempat peneduhan . Berawal dari sama-sama terpencar dan disinilah mereka sekarang di sebuah warung dekat Malioboro, di Kota Jogjakarta mereka dipert...