2

24 0 0
                                    

Senja yang datang di pagi hari membuat yuan terbangun. seperti ada seseorang yang sudah bangun terlebih dahulu dari dirinya dan membuka hordeng jendela yang membuat senja pagi menembus dan masuk melewati sela sela jendela. mata yang tadi nya tertutup dan akhirnya terbuka membuat yuan terbangun dan dapat melihat langit langit kamar.

"huaamm" yuan menguap sambil menutup mulut dan terbangun dari posisi tidur nya.

"ehh ka udah bangun" saut yoona. "mandi ka ditunggu papah sama bunda di meja makan buru." sahutnya lagi.

"iya iya bauwell"

Setelah mandi dan merapihkan keseluruhan, yuan pergi meninggalkan kamar dan segera menuju meja makan karna sudah ditunggu oleh papah dan bunda nya.

"hai ka"
"hai ka"
"hai ka"
"hai ka"

sesambil menyajikan hidangan sarapan, papah ingin menanyakan soal keputusannya lagi. agar abang adik dan bunda nya mengetahui dengan jelas.

"ka" panggil papah yang sedikit canggung. "papah cuma mau minta keputusan bulat dari kaka sekarang, agar abang adik dan bunda kamu mendengarnya dengan jelas, dan kalo ada yang tidak setuju kan bisa di omongin secara langsung." ucapan nya membuat mata yuan dan yoona membulat.

"iya tuh ka, papah bener, ayola katakan sekarang, supaya abang juga ga nanya lagi ke kamu." ucap Yusuf yang membuat yuan semakin tegang.

"pah, bang, apa ga sebaiknya bicarakan ini nanti aja? harus banget sekarang pah? bang? ini kan lagi sarapan, mana bisa kaka ambil keputusan." ucap yoona yang membela sang kaka.

"udah udah iss gausah dipermasalahin, nanti kaka kasih keputusan nya, udah gausah diomongin lagi." ujar yuan sembil kesel pagi pagi udah nerima keputusan yang sampai sekarang pun yuan belum tau apa keputusan nya.

setelah selesai makan yoona mengajak sang kaka (yuan) ke halaman belakang seperti kemarin yang mereka bicarakan. ditempat yang sama dan membicarakan hal yang sama. dengan dua buah cangkir berisi susu di depan mereka.

"ka yu, gimana ini" dengan hati yang berdebar debar dan rasa ketakutan.    "kaaa, ayolah beri kesempatan kaka sekolah disini, aku sangat yakin kaka bakal suka sekolah disini, bareng aku kaa, ayolah katakan cepat kalo kaka jadinya sekolah disini." ucapan yoona membuat sang kaka (yuan) yakin untuk sekolah disini.

"yoona" dengan nada yang pelan. "keputusan yang kaka ambil nanti, biar bagaimana pun kaka tetep tanggang jawab na." berusaha meyakinkan yoona.

"apa kaka udah ada keputusan nya sekarang? bagaimana jika nanti kita masuk papah langsung manggil kan dan meminta keputusannya?" banyak pertanyaan yang membuat yuan bingung bagaimana menjawab satu persatu pertanyaannya.

"yoona" dengan sabar yuan menanggapi sang adik. "kaka akan ngasih keputusannya sekarang ke papah, jadi tenang aja gausah terlalu khawatir sama kaka." hanya itu yang ada di pikiran yuan sekarang. "udah, gausah lebay deh, ayo masuk panas nih." ajak yuan.

"tapi ka gimana kalo nanti papah langsung minta keputusannya?" tanya yoona yang membuat yuan sang kaka kebingungan.

yuan hanya tersenyum dan langsung menggenggam pergelangan yoona untuk masuk ke rumah nya lagi setelah dari halaman rumah.

"kaka" suara yang sangat lembut membuat yuan menengok ke arah nya. yaitu suara bunda. "kemari nak, sini bunda pengen ngomong sama kamu." diiringi senyuman di pagi hari.

"bun, pah, aku boleh ikut?" tanya yoona karna ingin membantu sang kaka mengambil keputusan.

"iya sayang, kemarilah."

yuan dan yoona menghampiri ke dua orang tua nya yang sedang duduk berdampingan di depan tv. dengan diiringi genggaman cangkir susu yang tadi belum sempat di minum.

"ada apa bun?" tanya yuan.

"tidak sayang, bunda hanya ingin menanyakan kembali apa yang sudah papah kamu tanya pada kamu." jawab bunda perlahan lahan. "apa kamu akan tetap dengan keputusan yang kemarin kamu berikan ke papah?" tanya bunda.

yuan dan yoona hanya diam dan saling melihat satu sama lain. pandangan yoona membuat yuan ingin mengatakan secepatnya apa keputusan yang benar benar yuan ambil.

"hmm" gaum yuan. "sebaiknya" dengan ucapan yang terbatah batah membuat sang abang yusuf menghampirinya.

"sebaiknya apa?" tanya yusuf. sambung nya "apa kamu memiliki keputusan yang baru lagi? apa alasannya? apa kamu sudah yakin?" beribu pertanyaan yang di lontarkan sang abang terhadap yuan.

"iya bang" jawab yuan membuat mata sang papah, bunda dan adik nya membulat.

ayolah ka katakan secepatnya sebelum papah mengambil keputusan. ucap yoona dalam hati.

"apa yang sedang kamu pikirkan yu?" tanya yusuf.

"iya benar apa yang yuan katakan itulah keputusan yang sekarang yuan ambil" ucap yuan dengan hati yang berdebar kencang membuat pikiran nya tak karuan.

"katakan lebih jelas yuan"

"tenanglah yusuf, biarkan yuan mengambil keputusanya sendiri"

"sekarang, apa salah nya aku mengambil keputusan yang lain? sedangkan ada seseorang yang tidak ingin aku pergi." ucap yuan dengan hati yang sedikit plong.

"kamu bicara apa yuan? siapa orang itu?" tanya bunda.

"bunda, papah, abang, maaf kalo yoona lancang." dengan tangan yang gemetar berdiri untuk meyakinkan sang kaka (yuan). "yoona mohon kesemua nya untuk tidak terlalu mendesak kaka untuk mengambil keputusanya." dengan kepercayaanya yoona berani ngomong di depan keluarganya.

"karna itu udah yuan katakan apa keputusan yuan sekarang." ucap yuan sambil pergi meninggalkan ruang tv.

"tunggu yuan." ujar papah.

"ada apa lagi pah? apa yang ingin papah tanyain lagi sama yuan? apa semua itu belum jelas pah?" bertanya sambil meneteskan air mata itu yang sedang yuan rasakan.

"apa alasan kamu mengambil keputusan itu?" tanya papah.

"apa salah nya seseorang mencoba hal baru di dunia nya? bersama orang yang di sayang, apa kalian berat ada aku disekitar kalian?." tanya yuan membuat semua bangun dari posisi nya.

"baiklah" ujar papah. "tapi, menurut papah, ini bukanlah keputusan. sebab, keputusan ada karna perasaan bukan paksaan." ucap papah sambil meninggalkan ruang tv.

Dan akhirnya mereka semua pergi meninggalkan ruang tv. entah ke kamar atau pun ketempat lain. mereka pergi bersama amarah nya masing masing. lain dengan yoona yang tetap pada tujuan nya untuk mendukung yuan mengambil keputusan yang benar.

terlihat yoona sedang sibuk mencari keberadaan sang kaka yuan yang sampai sekarang yoona belum mempertemukan keberadaannya. dan yoona pun lari menuju kamar mereka berdua. ternyata sang kaka tidak ada di kamar nya. sudah kesana kemari dan sudah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mencari yuan di sekitar rumah. dan akhirnya yoona mengganti baju nya dan merapihkan rambutnya kemudia pergi keluar mencari sang kaka.

Pendaki SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang