4

13 1 0
                                    

hari yang melelahkan membuat keputusanku buta dan tuli, sangat lah susah dimengerti banyak orang tentang hidupku saat ini. ya, itulah yang ditulis yuan pada buku diary nya saat malam.

"ka" panggil Yusuf yang membuat yuan ketakutan.

"hmm" hanya deheman yuan menjawab.

"abang udah tau dari ayah"

"yaudah" keangkuhan yuan membuat Yusuf kesal.

"heee kalo abang ngomong..." bentakan Yusuf terpotong oleh papah.

"sut" berusaha menenangi. "sebenernya papah gamau kamu sekolah disini" mata yuan pun membulat setelah mendengar ini lagi. "karna, papah gamau anak perempuan papah tomboy nya jadi karna sekolah disini menurut papah gabagus pergaulannya." jelas papah.

"maaaf pah, bukan maksud kaka ngebantah keputusan papah.." ucap nya terputus putus karna keraguannya. "tapi kaka sebenernya gamau jauh dari yoona, karna yoona yang menginginkan kaka selalu ada di sampingnya." jelas nya sambil melihat mimik wajah keluarganya satu per satu.

"dasar ternyata anak kembar ini yang merencanakan agar ga jauh jauhan." ucap Yusuf kesal.

"apaansi gajelas loh si abang ini"

"udah udah, siap siap yah, nanti kita cari sekolah untuk yuan disini." ucap bunda.

setelah ssemua selesai sarapan dan rapih rapihkan pakaiannya masing masing. bunda yang ikut sibuk dengan merapihkan surat surat yuan agar tidak ada yang ketinggalan saat sedang mendaftarkan dirinya. mereka semua pun bergegas menuju mobil yang sudah di parkirkan di depan pintu rumah besarnya. kecepatan yang dilajut oleh Yusuf pun tidak cepat melainkan sangat lambat. agar yuan dapat melihat sekolah sekolah dengan teliti.

"bang, bang, berhenti dulu deh" ucap nya yang membuat rem mobil di injak oleh yusuf.

"ada apa" yusuf.

"nama sekolah ini ada di google yang semalemm kaka cari bang." sembil menunjuk ke arah sekolah yang yuan maksud. maklum, karna, yuan dulu tidak sekolah di indonesia melainkan di luar negri bersama yusuf.

"kamu mau disini ka?" tanya bunda.

"liat liat dulu yu pah, bun, bang." ucap nya sambil menggoyangkan kursi yang di dudukin Yusuf.

Yusuf pun membawa mobilnya untuk menyebrang menuju sekolah yang yuan maksud. mereka semua turun dari mobil putih besar yang ber merk portuner milik papah.

"permisi, ada yang bisa saya bantu" ucap satpam yang menghampiri yusuf.

"sekolah ini masih ada pendaftaran untuk murid baru nya pak?" ucap papah.

"oh, iya pak kebetulan memang lagi banyak yang berdatangan kesini untuk mendaftarkan diri anak nya pak." ucap pak satpam.

"oh kalo begitu permisi pak" ucap bunda.

berjalan dengan santai dan keliatan nya masih sepi karna masih pagi tepat pada jam 9.00 awal dibuka nya pendaftaran siswa di sekolah Murni Jaya. kalo di daerah tersebut belum ada pendaftaran online untuk SMA. setelah selesai bunda dan papah mendaftarkan yuan dan yoona ke sekolah Murni Jaya, mereka keluar ruangan dan ternyata semakin siang semakin banyak yang berdatangan. yuan dan yoona yang nampak sedari tadi melihat lihat lingkungan sekolah baru nya yang nampak begitu besar gedung dan lapangan nya. di sekolah tersebut terdapat banyak benda termasuk panjat tebing yang sangat tinggi.

"ka sekolahnya luas yah" yoona.

"hmm" hanya deheman dan lipatan tangan tepat di depan perut yuan.

setelah semua selesai mendaftarkan diri. papah, bunda, yusuf, yuan dan yoona pun melanjutkan perginya. mobil yang telah melaju lama akhirnya berhenti di sebuah resto ternama di daerah nya. dengan hati yang sedikit plong yuan pun memesan makanan yang belum pernah ia coba sebelumnya. yoona, Yusuf, papah, bunda, mereka memesan makanan yang berbeda.

"ka, itu apaan sih" tanya yoona sambil menunjuk kearah makanan yang di pesan yuan.

"kaka juga gatau, cuma mau nyoba aja makanan yang baru baru" ucap yuan yang membuat batin yoona dan Yusuf berkata 'aneh'.

selama makanan yang dipesan oleh mereka datang. tidak ada obrolan yang dimulai, dan tidak ada hal yang ingin dibicarakan. suasana hening selagi mereka makan. hanya bunyi sendok, garpu, piring yang saling bergesekan satu sama lain.

"pah, ade mau beli buku dong" pinta yoona.

"buku apa" jawab papah.

"Pendaki sejati pah" ucap yoona.

"bun, abang mau ke toilet dulu yah."

"jangan lama lama bang." bunda.

setelah semua kembali ke mobil dan menuju ke gramedia. jarak antara restoran dan gramedia lumayan jauh. terlihat yuan sedang tidur dengan menggunakan earphone dan memakai bantal leher ber gambar foto yuan dan yoona. diikuti dengan yoona yang hanya bersandar pada kursi mobil dan memainkan handphone miliknya. bunda dan papah hanya melihat lihat jalan. sedangkan Yusuf yang sibukk mengemudikan mobilnya. setelah beberapa menit diperjalanan akhirnya tepat berhenti di depan gramedia.

"kaaa, ka yuan" yoona.

"hmm" deheman yuan.

"ayo nak udah sampai, ayo bangun sayang." bunda.

"YUAN!!!!!" teriak abang yang membuat yuan bangun dan kaget. situasi ini yang bikin yuan kesel dan marah.

"hee punuh onta, berisik amat si, selo aja dong bangunin nya." grutu yuan yang sedang marah pada Yusuf.

"he beruang kutub, bangun, molor aja kerjaan nya, udah sampee." sahut Yusuf yang tak mau kalah dengan yuan.

"hee ko pada sahut sahutan sii, sudah sudah, ayoo keluar." ucap papah.

"si abang si ah bangunin nya, jangan begitu" sahut bunda.

setelah pertengkaran antara yuan dan Yusuf di dalam mobil tadi. akhirnya mereka semua keluar dan minggalkan mobil di parkiran. melihat sekeliling gramedia yuan tampak nya tidak tertarik dengan semua buku yang terpampang rapi di disana. lain halnya dengan yoona, ia lebih tertarik dengan buku yang ada disana. ya benar, mereka kembar yang saling bertolak belakang. yang satu tomboy yang satu feminim. Yusuf yang sedari tadi mencari film kesukaan nya dengan memilih beberapa film, Yusuf tidak suka membeli barang terlalu berlebihan. karna menurutnya hanya menyempitkan ruangan saja. padahal ruangan di dalam rumah papah nya Tampak begitu luas.

"ka yuan" sahut yoona. "film korea baru lagi nih ka, kaka gamau?" tanya yoona.

"nanti"

"kaka ga niat beli apa apa kesini?" tanya Yusuf.

"engga bang, kaka ga tertarik" kelakuan yuan itu sangat bertolak belakang dengan wanita wanita lain.

"ka yuan ga ambil apa apa gitu?" tanya bunda.

"kaka beli pulpen, stabilo, sama film korea aja bun." jawab yuan.

"pulpen, stabilo banyak di sana sayang, buat apa beli lagi" bunda.

"buat gunta ganti hehehehe"

"kamu cuma ambil satu film korea ka?" tanya papah.

"iya pah"

setelah semua barang di taro di meja kasir. papah segera menuju tempat yang berisi banyak film korea. diambilnya dengan judul yang asal asalan. dirauk sebanyak mungkin film korea dan dibawa nya hingga keranjang penuh. menaruh nya di atas meja kasir dan di satukan dengan barang yang lain.

"astagfirullah papah! banyak banget sii ngambilnyaaaaaa" kaget yuan dan bunda.

"udah biarin, papah juga mau nonton heheheh"

Pendaki SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang