Bab 1

17.6K 2.1K 65
                                    


Bab 1

Dua tahun yang lalu...

Aku keluar dari café tempatku bekerja. Malam ini terasa sangat dingin, tentu saja, ini pertengahan musim dingin, dan salju sedang turun dengan lebatnya. Kurapatkan mantel tebal yang sedang ku kenakan. Sesekali aku mengetukkan kakiku yang terasa hangat di dalam sepatu Booth yang sedang ku kenakan.

Malam ini Ethan akan menjemputku. Ah ya, lelaki itu tentu tak akan pernah terlambat untuk menjemputku, apalagi malam ini adalah jadwal dia mengajakku makan malam bersama dengan keluarga Alexander. Keluarga besarnya.

Aku mengenal Ethan beberapa bulan terakhir, setelah tiga bulan pertama kami saling mengenal, dia mengutarakan keinginannya untuk menjadi kekasihku. Dan aku menerimanya.

Tentu saja, Ethan adalah pria tampan dengan banyak kelebihan. Keluarganyapun masuk dalam jajaran keluarga terkaya di New York. Banyak wanita yang berbaris untuk mendapatkannya, tapi dia hanya tertarik denganku. Seorang yang selalu mengantar secangkir kopi hitam tanpa gula pesanannya ketika ia sedang santai di dalam café tempatku bekerja, dan yang paling penting adalah, karena aku mencintainya.

Hubunganku dengan Ethan berjalan mulus-mulus saja, hingga dua bulan yang lalu, kami memutuskan untuk bertunangan dan melaksanakan pernikahan akhir minggu ini.

Aku tersenyum mengingat hal itu. Ahh, Ethan benar-benar membuatku berbunga-bunga. Lelaki itu sangat romantis dan penyayang. Dan aku begitu mencintainya.

Kulirik jam di tanganku. Seharusnya Ethan sudah sampai sejak setengah jam yang lalu, tapi kenapa sampai sekarang dia belum juga datang?

Tak lama aku melihat sebuah mobil sport berhenti tepat di hadapanku. Aku jelas tahu jika itu bukan mobil Ethan. Itu adalah mobil Nick, untuk apa dia kesini?

Nick Alexander. Putera bungsu keluarga Alexander, dia adalah adik Ethan, dan astaga, mereka benar-benar sangat berbeda.

Wajah dan postur tubuh mereka memang hampir sama, Nick bahkan tak kalah tampan dengan kakaknya, tentu saja, dia adalah seorang aktor ternama di New York, dan seharusnya aku bangga karena akan menjadi kakak ipar dari Nick. Hanya saja, sikap keduanya benar-benar sangat berbeda.

Ethan terkesan pendiam dan lembut serta sopan terhadap siapapun, sangat berbeda dengan Nick yang bergaya layaknya aktor papan atas dengan kesombongan yang menjadi aksesorisnya setiap hari.

Aku melihat Nick menurunkan kaca jendela pintu mobilnya.

"Masuk!" perintahnya dengan dingin.

Aku menggelengkan kepalaku cepat. Kenapa dia menyuruhku masuk?

"Kubilang masuk!!" serunya lebih keras lagi.

"Nick, maaf, sepertinya aku tidak bisa menuruti apa maumu, sebentar lagi Ethan akan menjemputku."

"Dia tidak akan menjemputmu."

"Apa maksudmu?"

"Cepat masuk atau aku akan meninggalkanmu sendirian di sini sampai pagi." geramnya.

Ah, sebenarnya apa yang di inginkan oleh Nick? Akhirnya, mau tidak mau aku masuk ke dalam mobinya. Di dalam mobil terasa sangat dingin, padahal aku yakin jika mobil Nick memiliki penghangat, tapi entahlah, apa mungkin karena Nick yang tidak berhenti bersikap dingin padaku?

Mobilnya melaju dengan cepat, aku bahkan sedikit takut karena kecepatan yang di atas rata-rata. Lagi pula, dia mau mengajakku ke mana?

"Nick, kita akan ke mana?"

SamanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang