Bab 8 (Nick Story)

14.4K 1.7K 81
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 8 (Nick Story)

Lima tahun yang lalu...

Ethan sibuk, dan itu benar-benar merepotkan aku. Mau tidak mau aku harus mengantar jemput tunangannya, Tiff, yang memiliki sikap sedikit manja. Bukannya tidak mau, tapi aku juga sibuk dengan pekerjaanku sendiri.

Hari ini aku di minta untuk menemani Tiff pergi ke bioskop, menonton film kesukaan gadis itu yang memang sudah lama ia tunggu, dan astaga, menonton benar-benar bukan hobbyku. Alasannya karena aku tidak suka dengan keramaian, yang kedua adalah karena itu adalah film romantis, sungguh, aku tidak suka.

Tiff sendiri sudah seperti adikku, meski sebenarnya usia kami sebaya, dan seharusnya aku mulai membiasakan diri jika dia adalah calon kakak iparku. Tapi tentu saja sikapnya yang manja membuatku selali berpikir jika dia adikku dan aku.....

Cukup!

Aku keluar dari dalam mobil saat mobilku memasuki pelataran rumahnya. Tiff yang tadi sudah berdiri di ambang pintu segera berlari menuju ke arahku dan mengecup lembut pipiku.

"Senang kau bersedia menemaniku."

Aku mendengus sebal. "Aku sudah menolak, tapi Ethan memohon. Dia ada rapat sialan yang mengharuskan aku menggantikannya untuk menemanimu nonton malam ini."

"Ayolah, setidaknya kau akan dapat hiburan malam ini."

"Hiburan? Aku benci nonton."

"Mulai malam ini, aku akan membuatmun menyukai hal itu. ayo, sebelum telat."

Dengan ceria Tiff menggandeng lenganku, mengajakku segera masuk ke dalam mobil dan kami segera berangkat menuju ke tempat pertama yang akan kami tuju.

***

Membosankan. Itulah kesan pertama saat aku keluar dari dalam bioskop. Aku bahkan memilih tidur di dalam sana, sedangkan Tiff sangat menikmati film yang di putar tadi.

"Kau benar-benar bosan di dalam sana tadi?"

"Ya, Tiff, sangat bosan. Ini adalah pertama kalinya aku menonton di bioskop, dan ini benar-benar membosankan."

"Ayolah, kau tidak perlu berlebihan. Filmnya tadi bagus, kau saja yang tidak menikmatinya."

"Aku memilih tidur dari pada melihat film menggelikan itu."

"Hei, itu tidak menggelikan. Itu adalah film romantis,dan semua orang yang sedang jatuh cinta pasti sangat menyukai film tersebut."

"tapi aku tidak sedang jatuh cinta, Tiff. Jangan samakan aku dengan Ethan."

"Well, benar sekali. Kau memang berbeda dengan Ethan. Ethan lebih perhatian, penyayang, dan tentunya lebih menghargai perempuan di bandingkan dirimu."

Aku sedikit kesal. Tentu saja. "Kau hanya belum mengenalku, Tiff."

"Sudah, aku sudah mengenalmu. Dan kau menyebalkan."

"Apa maksudmu dengan menyebalkan?"

"Kau menyebalkan karena kau tidak peka terhadap orang yang mungkin saja menaruh hati padamu, dan aku membenci hal itu."

"Apa? Maksudmu?"

"Lupakan!" Tiff tampak kesal, ia berjalan menjauh, tapi secepat kilat aku meraih pergelangan tangannya, menariknya hingga dia menghentikan langkahnya.

"Apa maksudmu?" tanyaku dengan menatap mata Tiffany yang entah kenapa kini sudah tampak berkaca-kaca.

"Aku membencimu Nick! Aku membencimu karena kau tidak peka dengan apa yang kurasakan."

"Apa? Memangnya apa yang kau rasakan?"

"Aku menyukaimu! Apa kau puas?" dua kata itu mampu membuatku membulatkan mata seketika.

Tiffany menyukaiku? Bagaimana mungkin? Tidak! Seharusnya dia tidak boleh mengatakan hal itu, seharusnya dia pendam saja perasaan sialannya itu tanpa mengungkapkannya padaku seperti apa yang sudah kulakukan selama ini.

Dia milik Ethan, dan apapun yang terjadi, aku tidak boleh menyentuhnya.

-tbc-

SamanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang