Lima.

6 3 0
                                    

'Dengan keluarga Jared Leodore? Pihak Rumah Sakit mengabarkan bahwa Jared Leodore telah tiada dengan keadaan yang tidak biasa. Dimohon untuk salah satu keluarga darinya membawa pulang jasad Jared dari Rumah Sakit.'

Seperti itulah kata yang sempat aku dengar saat Oliver menceritakan apa yang dikatakan pihak rumah sakit itu. Sebagian dari keluarga mereka menangis setelah mendengar kabar buruk itu, namun beberapa diantara lainnya hanya berlinang air mata dengan mengadahkan tangannya ke arah wajah.

Ini yang aku suka: melihat musuhku menderita, seperti yang aku pikirkan kalau mereka mengalami sakit hati yang mendalam, terutama Oliver dan Claressa.

Aku harus membuat mereka lebih menderita daripada kematian Jared, misalnya, kematian Mala dan Jimmy secara bersamaan. Tidak, jangan, itu terlalu terburu-buru, dan sesuai dengan rencanaku--aku akan membuat mereka perlahan-lahan jatuh ke dalam permainanku.

Kemudian, jasad Jared tiba di rumah setelah dijemput oleh Zayn dan Jimmy. Melihat jasadnya, seluruh keluarga heran karena sesuatu yang menurut mereka ... sedikit ganjil untuk dijelaskan.

Aku bertanya-tanya dalam diriku ketika melihat jasadnya, membuat pikiranku melayang dari sisi alam sadarku saat ini. Jujur saja, sejak tadi aku berada di sini dan Zilla ... dia pasti tidak mau melakukan semua ini kalau tidak aku suruh. Lalu, siapa? Aku mencelakainya tidak separah ini, kawan.

Beberapa jam kemudian, bibi Mala memanggil detektif untuk mengetahui siapa jalang dari pembunuhan Jared setelah proses pemakaman selesai. Aku mengetahui semua yang ia rencanakan, membuat diriku harus menghadap tetua untuk meminta jawaban tentang tindakan apa yang harus aku lakukan setelahnya. Beruntung, aku sudah menyuruh Zilla (baru saja, sekitar lima atau sepuluh menit lalu) untuk sementara waktu berada dalam rumah ini dengan wujud diriku. Namun, ia pasti tidak akan muncul secara ajaib dengan begitu cepat ke rumah ini dan tentunya ... manusia bodoh di sini akan mencurigaiku, mungkin.

"Setelah aku mengecek jasad Jared, aku belum menemukan apa-apa. Tapi kurasa ini bukan masalah biasa," ujar lelaki dengan usia yang terbilang sudah mendekati masa tuanya.

"Aku juga merasakan hal yang sama, tapi aku berpendapat begini; pembunuhan ini seperti--yah, pembunuhnya lebih dari dua orang, Mr. Ginger," simpul bibi Mala kepada detektif yang berada tepat di hadapannya--ruang tamu, di hadapan banyak orang.

Detektif yang bernama Mr. Ginger itu membenarkan posisi kacamata hitamnya, bertanya, "Apa sebelumnya korban ataupun kau memiliki musuh?"

Bibi Mala berjalan setengah langkah dari Mr. Ginger, mau tak mau ia harus menoleh pada bibi Mala. Aku mempunyai musuh, tapi bukan dari dunia manusia, melainkan dari dunia mythology, ungkapnya dalam pikirannya.

"Keluarga kami tidak mempunyai musuh sama sekali," ucap bibi Mala dengan tatapan tajam menghadap lurus ke depan. "Aku ingin setelah kasus ini selesai rekan-rekanmu mengawasi sekitar rumahku untuk berjaga-jaga," lanjutnya.

Mr. Ginger menjawab dengan isyarat; mengangkat-menurunkan topi coklat tua yang dikenakannya.

***

Zilla mempererat tubuhnya pada dinding--di balik ruangan tidur Mala dan Jimmy--mendengarkan percakapan serius antara mereka berdua. Alis kecoklatan yang ia miliki naik secara tiba-tiba, setelah ia mendengar beberapa kalimat yang sungguh tak bisa dimengerti olehnya.
Sial, dia mau berbuat apalagi setelah menyuruh detektif untuk menyelidiki semua ini, umpat Zilla.

Dalam ruangan tidur, Mala berjalan maju ke arah Jimmy yang berada tepat di hadapannya, menatap langsung sorot matanya dengan tajam bak petir menggelegar. Mala berkata, "Sungguh, kita harus menemui orang pintar untuk saat ini, seperti penjelasan yang aku beritahu padamu beberapa menit lalu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang