You just come, and you help me, i don't know you, and you don't know me. I am very happy because in the help, but rather i am happy because you are helping me.
Adara POV
*Flashback
"Gimana nih kak, ibu butuh obat,ibu demam kak" ucap seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
"Iya dek, kakak harus pergi beli obat di apotek depan jalan sana, kamu bisakan jagain ibu?, sekarang kamu panggil yang lain untuk bantu jaga ibu, biar kakak pergi sekarang".
"Kak dala Cilla temenin ya" ucap Asilla sambil menghampiri Adara.
"Ga usah sayang, Cilla di rumah aja jagain ibu oke" jelas Adara sambil mencubit gemas pipi Asilla.
Beruntung di depan jalan sana terdapat apotek 24 jam, dan Adara tak perlu kendaraan umum untuk sampai disana.
"Diminum 3x sehari setelah makan ya mba" jelas seorang asisten apoteker.
"Alhamdulillah akhirnya dapet juga obat untuk ibu" ucap syukur Adara.
Jalanan terasa sangat sepi dan lumayan gelap, lampu-lampu jalan hanya beberapa yang menyala, dan itu cukup membuat suasana menjadi mencekam.
"Gak gak, aku gak boleh takut, ini semua demi ibu"
Namun saat di pertengahan jalan, Adara merasa ada yang mengikutinya. Adara menoleh namun ia tak melihat siapapun, kecuali laki-laki berbadan besar dengan setelan hitam-hitam lengkap dengan topi hitam yang menutupi setengah wajahnya. Dia mencoba mempercepat jalan namun langkah di belakangnya juga mempercepat jalannya, karena rasa takut yang membuncah akhirnya Adara berlari sekuat tenaga, hingga ia menyengseng dari jalan pulang yang seharusnya. Yang ia pikirkan sekarang adalah mencari tempat yang ramai. Dan ia pun berlari ke arah jalan raya, namun tak di sangkanya dari arah sebelah kanan lampu yang sangat menyilaukan mendekat dengan cepat, adara pun hanya bisa berteriak
"AAAAA"
"Apa inii!! Eh lu bisa pake mata ga sih kalo nyebrang! Ini tuh jalan raya masih aja..."
Seakan tak perduli dengan ocehan laki-laki di depannya, Adara malah terdiam dan membatin
"Apakah malaikat di surga seperti ini??. Ah tidak aku masih di bumi, tapi manusia setampan ini ?".
Di tengah khayalannya Adara pun tersadar jika ia kini sedang dalam bahaya. Tanpa mikir panjang Adara pun langsung naik keatas motor 'malaikat tampannya(?)'.
Merasa sangat bosan dengan kebisuan ini, Adara memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu.
"Mmm sorry, sebelumnya nama saya Adara, Adara Fredella Ulani lengkapnya. Kalo kamu siapa?"
"..."Tak ada jawaban, Adara pun berfikir sejenak untuk kalimat apa yang harus ia keluarkan lagi.
"Mmm makasih ya kamu udah mau nolong saya, sorry banget buat yang tadi, tadi itu saya..."
"Dimana rumah lo?"
Jutek, dan dingin. Begitulah kesan dari suara laki-laki yang tak Adara ketahui namanya.
Setelah sampai, dan turun dari motor laki-laki itu Adara mencoba untuk berbicara lagi.
"Makasih ya kamu sudah antarkan saya pulang, sekali lagi maaf untuk yang tadi"
Dia tampak sekilas melihat keadaan panti asuhan tempat tinggal Adara, dan melirik sedikit ke arah Adara tanpa ada sedikitpun niat untuk berbicara, laki-laki tampan yang tak Adara ketahui namanya begitu saja pergi dengan motor hitamnya.
●●●●
"Kakak kenapa? Kok mukanya merah gitu?" Tanya seorang anak perempuan cantik berambut ikal, diikuti tatapan tanya dari adik-adik yang lainnya.
"Ah kakak gapapa kok, ah iyya gimana ibu?, nih obatnya. Nisa kamu ambil minum untuk ibu minum obat ya. Ayo yang lain bantu ibu bangun"
"Maaf ya ibu udah ngerepotin kalian semua" ucap ibu dengan suara lemah khas orang sakit.
"Ibu gak ngelepotin kita kok, kita cemua kan cayang cama ibu, cilla apa lagi cayaanggggg bangett cama ibu" ucap Asilla menggemaskan sambil memeluk ibu.
"Ibu juga sayang banget sama Cilla" ucap ibu hangat sambil membalas pelukan Asilla.
"Ibu gak boleh ngomong gitu, ibu sama sekali ga ngerepotin kita, dah sekarang ibu istirahat ya" ucap lembut Adara yang dibalas senyuman hangat dari ibu Asih
Ibu Asih, ibu panti yang dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan dalam merawat Adara dan anak-anak panti sekar melati lainnya. Mereka lah satu-satunya keluarga yang Adara miliki. Merekalah alasan Adara untuk terus melanjutkan hidup ini.
*Flashback off
*gimana ? Bosen ya ? Ga ngerti ya ? Maaf ya 😥
Tpi tetep voment ya :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionTak ada yang tahu menahu soal takdir. semua yang telah terjadi adalah takdir. termasuk pertemuan saya dengan nya.