3.

23 6 0
                                    

I do not understand why it is easy to see him again, Where I capture his existence, My legs followed him and my mind was fixed on him, is this the game of destiny?
Whether I know, I just enjoy it.

-someone

Waktu menunjukkan pukul 04.55 pagi, setelah selesai sholat subuh, Arsen pun keluar kamar untuk memastikan Lina mamanya sudah bangun dari tidurnya. Melihat kamar mamanya yang sudah kosong, Arsen pun pergi menuju dapur, dan benar saja mamanya sedang berada di sana, ia sedang memasak, walaupun hanya mereka saja yang makan, Lina tak pernah absen untuk memasakkan makanan untuk Arsen anaknya.


Sadar akan kehadiran Arsen, Lina pun menghampiri nya dan bertanya,


"Sayang kamu kuliah jamberapa?" Tanya Lina hangat.


"Jam tujuh" singkat, namun lina sangat bersyukur karena anaknya sudah mau berbicara dengannya.


Karena jam tujuh masih lama, Arsen pun kembali kekamarnya.


Melihat-lihat foto yang terpajang di meja belajarnya, dimana salah satu fotonya memperlihatkan sepasang kekasih yang tersenyum lebar kearah kamera dengan laki-laki yang merangkul perempuan yang memegang gulali pink kesukaannya.


Ya itulah Arsen dan Renata dahulu, disaat Renata masih berada di dunia yang sama dengan Arsen. Dimana mereka selalu menghabiskan waktu bersama.


Tanpa sadar air mata Arsen pun terjatuh. Tak di pungkiri jika ia sangat merindukan gadis yang telah menemaninya selama 2 tahun itu.


Tokk,,tokk,,tokk


"Arsen makan dulu yuk" ajak Lina dari luar kamar.


Mendengar suara Lina, Arsen pun segera menghapus air matanya dan keluar kamar untuk menemui Lina mamanya.


Disinilah Arsen dan mamanya berada, di meja makan yang memperlihatkan makanan-makanan yang selalu menjadi favorite nya selama ini.


Tak ada perbincangan yang berarti selama di meja makan dengan Lina mamanya. Setelah selesai dengan sarapannya, Arsen pun segera pamit dan pergi menuju kampusnya.


Namun saat di tengah kemacetan Jakarta, Arsen seperti melihat Adara. Dan benar saja itu memang Adara perempuan yang semalam hampir tertabrak olehnya. Entah kenapa saat lampu merah berganti dengan lampu warna hijau, Arsen malah berbelok ke arah kanan mengikuti gadis itu, sedangkan kampusnya itu berbelok kekiri.


Arsen tak mengerti dengan apa yang ia lakukan sekarang, hati yang mentitahnya untuk mengikuti Adara yang mengendarai sepeda yang di belakangnya membawa keranjang yang entah berisi apa.


Arsen mengikutinya dengan jarak aman, ia tak ingin jika gadis itu mengetahui jika ia mengikutinya. Selang beberapa waktu Arsen berhenti dan melihat Adara yang memasuki gedung SMA Cakrawala 1. Ya ternyata Adara adalah murid SMA disini.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang