Cindy dan Papanya pun melaju. Sepanjang perjalanan Cindy sangat tidak betah. Menurutnya, pakaian norak macam apa ini? Ga sesuai lekuk tubuh.
Usai main game, melihat sekeliling sepertinya dia merasa memasuki dimensi lain. "Mau kemana sih Pah?" Tanyanya
"Udah kamu diam saja, tadi Papa bilang ke Prancis kan?"
Cindy memutar mata "Prancis ko kearah hutan begini, Prapatan Ciamis? Basi."
Pak Hilman hanya menjawab dengan senyuman, Cindy semakin geram saja. Akhirnya dia membuka google maps.
Yang dia temui adalah dia ke Ciamis!
Sambil menahan murka dia meremas baju gombrong itu dan hampir robek.Tiba-tiba disaat ingin melompat keluar mobil. Mobil berhenti, tepat didepan plang dengan bacaan
PONDOK PESANTREN MODERN AT-TAQWA
Cindy terhenyak, ingin rasanya membunuh Pak Hilman.
"Apa-apaan sih!!"
"Diam atau Papa tinggal?"
"Anjjjjj" Cindy ingin berteriak hewan itu, tapi dia menahan semuanya.
Cindy turun dari mobil dengan muka super jutek. Tapi tetap saja Cindy sudah membawa atm dan handphone untuk media kabur.
"Apaansih liat-liat!" Sinis Cindy kepada gadis-gadis berkerudung rapi yang melihat Cindy.
Pak Maman, supir pribadi Cindy. Dia memberikan 3 koper ke beberapa gadis untuk di cek.
Gadis itu memeriksa pakaian, termasuk tas kecil mewah milik Cindy dan memberikan kartu atm Cindy dan handphone ke pak Hilman untuk dibawa pulang.
"Heh, ngapain lo ambil barang-barang gue. Minggir-minggir, tangan kucel lo mana pantes sih megang tas branded"
Seketika itu juga banyak yang melirik sinis kearah Cindy, pandangan tak suka mulai bertebaran.
"Astagfirullah!" ucap gadis itu.
Cindy memutar mata "Yaela sok suci lo ah, biasa ngejablay aja, lo kan per..."
"Eeekkk" kata-katanya terhenti ketika Papanya mulai menginjak jari kaki Cindy.
"Awww, saaakitt pah ih" keluh Cindy.
Pak Hilman sama sekali tidak menghiraukan, ia hanya meminta maaf kepada si gadis pesantren terhadap perlakuan Cindy, lalu pulang meninggalkan Cindy beserta barang berharganya yaitu atm,hp dan rokok.Cindy berlari mengejar mobil pak Hilman,tapi apa daya?
🌸🌸🌸
Seusai pengecekan barang, Cindy sudah boleh masuk kedalam asrama putri. Ia pun mencari beribu cara untuk bisa kabur dari pesantren itu.
"Eh, gue mau pipis nih dimana?" tanya Cindy kepada gadis tadi.
Dengan muka super jutek ia menjawab sambil menunjuk "Disana"
Tanpa menjawab Cindy pun pergi ke kamar mandi, tapi ditengah jalan Cindy tertarik dengan asrama putra, karna ada sebuah gerbang kecil diantara asrama putra yang menuju ke jalan raya, sudah pasti terkunci. Cindy pun mencabut jarum pentul yang membuat lehernya terbuka. Cindy terus berusaha, sampai akhirnya ada segerombolan anak lelaki yang mengejutkannya.
"Eh anti, ngapain di asrama putra?"
Cindy mendongak dengar leher yang terbuka sambil terkekeh pelan. Cindy tak bisa menjawab apa-apa, karna yang Cindy lihat lelaki yang sangat tampan!
Si cowo itu pun mengalihkan pandangan "Astagfirullah! Istigfar anti! Liat leher anti kebuka!"
Cindy buru-buru menutup lehernya itu "Heh kenapa sih daritadi orang-orang manggil gue anti? Sorry, gue Cindy!"
"Bodoamat ane ga nanya, sekarang anti ikut ane ngadep ke ustad!"
"Hih, nih ya gue bilangin mending lo bantuin gue buat buka gerbang abis itu gue ke ustad lo deh"
Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara berat yang memekak telinga.
Dengan logat jawa"Ada apa ini ribut-ribut?"
"Afwan ustad, anti ini masuk ke asrama putra. Mau kabur" jawab cowo itu
"Heh enak aja, boong tad. Saya mau cari jarum pentul. Eh ada yang nyangkut di lubang kunci, ya saya ambil" elak Cindy
"Yasudah, kamu kan anak baru disini mungkin saja kamu tidak tau kalau ini masuk asrama putra, lain kali jangan kesini ya, Rizky kamu urus yang lain untuk shalat dzuhur"
'Hmm Rizky'
"Baik ustad"
Cindy pun salim kepada ustad yang sudah setengah baya itu dan pergi meninggalkannya. Cindy akhirnya berlari kearah asrama putri mencari kamarnya. Cindy terhenyak kamarnya sangat jelek, kecil dan berdesakan.
"Idih apaan nih, udah kaya tempat ngungsi" Cindy melontarkan kata-kata yang tak senonoh dengan lantang.
Gadis tadi yang mengecek barang Cindy pun menghampiri Cindy, rupanya nama gadis itu adalah Ayuni.
Ayuni menunjuk ke arah Cindy "Anti! Bisa diam? Kalo enggak niat ya gausah nyantren. Toh kelakuan amburadul kaya gini!"
"Siapa ya? Sorry my name is Ce ici en di i, CINDY!"
"Anti itu bahasa arab! Artinya kamu untuk perempuan, makanya belajar agama. Jangan ngertinya cuma nge club sana sini!" Ayuni pun pergi meninggalkan Cindy.
Cindy menarik kerah baju Ayuni "Dih anjing, sini lo ngajak ribut banget dah? Lo nantangin gue disini?!"
"Anti disini anak baru, ana pengurus,ana kelas 12, dan ana senior anti!"
"Yaela gue maen sama kelas 12 kali. Mana takut gue sama orang kaya lo, gausah jadiin kata senioritas buat ngebantu lo" pelotot Cindy. Sepertinya emosi Cindy mulai naik, bagaimana tidak. Sedari tadi Cindy tetap fokus menatap tajam ayuni.
"WAKTUNYA SOLAT DZUHUR, SATU... DUA"
Cindy terkejut mendengar suara teriakan itu, semua gadis asrama langsung berhamburan ke mushola. Cindy dengan enaknya bilang kalau ia sedang datang bulan, padahal nyatanya tidak.
Selagi orang shalat dzuhur, Cindy membereskan tempat tidur dan lemari kecilnya. Cindy sangat kegerahan sehingga ia melepas kerudungnya.
"BAGI YANG TIDAK SHALAT HARAP BERKUMPUL DI RUANG PENGURUS"
DEG
Kali ini Cindy benar-benar panik setengah mati. Cindy berkaca dan mengatur nafas, lalu berlari ke ruang pengurus yang berada di dalam asrama.
Salah satu pengurus dengan wajah keturunan arab berkata "Hei anti, pakai kerudung nya walaupun didalam asrama. Kecuali dikamar!"
Ternyata Cindy lupa mengenakan kerudungnya, entah kenapa Cindy langsung mengambil kerudung dan tak mau mengambil resiko.
"Jadi sekarang yang tidak shalat akan kami periksa ya" ucap ketua pengurus asrama putri.
'Mampus'
TBC yah ~
Thankyouuuu!! Maaf slow respon, nunggu yg baca banyak hehe. Jan lupa voment biar smngat nih acuuu haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl in PONPES
Teen FictionBagaimana bisa cewe nakal seperti Cindy bertahan di pondok pesantren. Dengan menahan murka ia terpaksa melakukannya karna paksaan sang Ayah.