Cindy mendecak "Tolong keadilan ditegakkan!"
Ustadzah Romlah terkejut mendengar perkataan Cindy "Beraninya kamu melawan saya"
"Duh,tolong mikir dong bu. Dia yang nyari masalah sama saya, kenapa malah saya yang dapet hukuman lebih berat" Protes Cindy
"Kamu tidak dengar? Kan saya bilang, kamu itu berkata kasar. Kamu itu tau etika tidak?"
"Maklumin lah bu, namanya juga anak baru" Jawab Cindy tak mau kalah
"Pertama kali kamu datang saja sudah buat masalah, gak ada maklum-makluman"
"Yailah"
Cindy hanya bisa pasrah, Cindy mulai berlari diikuti oleh Ayuni dibelakangnya. Muak sekali rasanya bertemu dengan Ayuni apalagi sampai dihukum bersama. Hal yang sangat Cindy benci!
Tiba-tiba saja Cindy dikejutkan oleh gerombolan anak putra, semua angkatan. Mereka memakai baju koko dan siap untuk solat jumat di masjid yang harus melewati lapangan, Cindy malu sekali. Mau ditaruh dimana wajah Cindy jika Rizky melihat ia dihukum seperti ini.
Setelah dihukum, Cindy langsung pergi ke dapur untuk mengambil jatah makan siangnya. Namun nihil, yang tersisa hanyalah setoples kerupuk dan sesendok nasi. Ingin rasanya menangis, namun Cindy tidak selemah itu.
Cindy langsung meninggalkan dapur dan mengambil pop mie di tas nya, dan menyeduhnya.
'Andai saja, gua masih di Jakarta'
🍭🍭🍭
Keesokan paginya, Cindy bangun seperti biasa yakni pukul 3 pagi. Cindy langsung mencuci beberapa bajunya sambil mengantri mandi, tak terasa waktu terus berlalu dan sudah diteriaki sholat subuh.
Cindy langsung buru-buru menjemur beberapa pakaiannya dan meninggalkan ember berisi air molto di kamar mandi begitu saja.
Setelah shalat subuh, Cindy langsung diteriaki oleh Ayuni
"Yang hari ini piket, kelompok mangga yaitu Cindy, Maryam, Gita, Lusi cepat dilaksanakan!"
"Ck, sabar dong. Baru juga selesai shalat subuh" protes Cindy
"Yeee, anti tuh banyak maunya ya kalo di.."
"Udah kak, udah.. ana udah mau piket kok ini, nanti kesiangan" Gita memotong ocehan Ayuni dan menarik Cindy ke aula untuk melaksanakan piket pagi.
"Lu tuh kenapa sih Gita? Dia tuh emang harus dikasih pelajaran"
"Ssst, ana anti. bukan lu gua ya, udah cepet ambil kain pel. Ana yang sapu"
Cindy dengan malas mencari kain pel kesana-kemari. Dan hanya menemukan satu kain pel yang sudah sangat kotor.
"Gita, ini kotor banget ah. Lu cuci dulu sana" Cindy membanting ember ke depan Gita
"Astagfirullah, ana udah sapu nih dari ujung ke ujung. Gantian atuh, kan cuma nyuci sebentar ini"
Cindy tidak bisa menolak, entah kenapa Gita mampu meredam emosi Cindy dengan kelembutannya dalam berbicara.
Cindy menenteng ember berisi kain pel kotor ke dalam kamar mandi luar dan mulai mencucinya, tiba-tiba saja di dalam selokan air ada darah yang mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl in PONPES
Teen FictionBagaimana bisa cewe nakal seperti Cindy bertahan di pondok pesantren. Dengan menahan murka ia terpaksa melakukannya karna paksaan sang Ayah.