"Iya, Oppa, aku baik-baik saja... kau bisa meninggalkanku, aku sedang bersama Jung Kook sekarang... aku akan menceritakan padamu nanti... eoh, arasseo. Keutno."
Panggilan itu pun terputus. Se Mi melempar ponselnya ke samping. Beruntungnya benda itu mendarat dengan sempurna di sofa yang empuk.
"Dari siapa?" tanya Jung Kook yang baru saja datang dari arah dapur dengan membawa dua gelas jus jeruk segar. Ia mengulurkan satu gelas jus itu pada Se Mi ketika ia sudah berada di hadapan gadis itu. Ia lalu mendudukkan dirinya di sebelah Se Mi ketika gadis itu sudah mengambil alih jus yang tadi ia ulurkan.
"Yoon Gi Oppa," jawab Se Mi lalu meneguk jus yang terlihat begitu menggiurkan itu.
Jung Kook hanya mengangguk pelan lalu meneguk jus jeruk miliknya. "Aku... tidak perlu meragukanmu, kan?" tanyanya setelah cukup lama terdiam sembari meletakkan gelasnya di atas meja di hadapannya.
Se Mi tampak meletakkan gelasnya di samping gelas Jung Kook terletak. Ia lalu memutar tubuhnya sedikit ke samping agar bisa menghadap sempurna pada Jung Kook yang kini tengah menatapnya. "Setelah kau dengan begitu percaya dirinya menciumku tepat di hadapan Ji Min tadi, kau bertanya seperti itu?" Se Mi mengambil jeda. "Tidak ada alasan bagimu untuk meragukanku," lanjutnya tanpa melepas pandangan yang bertaut dengan pria di hadapannya.
"Kau benar. Tidak ada alasan bagiku untuk meragukanmu," ucap Jung Kook masih menatap lembut Se Mi.
"Mengenai rumor itu, kau tidak perlu khawatir. Kim Sajang pasti akan segera membereskannya," ucap Se Mi. Sebelah tangannya kini terangkat untuk memainkan rambut Jung Kook.
"Aku tahu. Nam Joon pasti akan selalu melindungi citramu."
Se Mi seketika berhenti memainkan rambut Jung Kook. Namun, jemarinya masih menyentuh helaian rambut pria itu. "Kau mengenalnya? Kim Sajang?" tanyanya sedikit terkejut.
"Tentu saja. Nam Joon dan aku berteman baik," jawab Jung Kook.
"Wah, aku benar-benar tidak menyangkanya."
Jung Kook hanya tersenyum menanggapinya. Sementara Se Mi kembali sibuk memainkan rambut Jung Kook. "Ah, kau sudah lebih dari satu minggu di sini. Apa tidak apa-apa kau meninggalkan perusahaanmu di Paris selama itu?" tanya Se Mi.
"Tae Hyung Hyeong pasti mengurus segalanya dengan baik di sana," ucap Jung Kook sembari mengelus pelan kepala Se Mi.
"Ah, sekretarismu yang tampan itu?"
Jung Kook menghentikan aktivitasnya dan menatap penuh curiga pada Se Mi. "Tampan?"
"Eung. Dia bahkan lebih tampan darimu," balas Se Mi sembari mengangguk mantap.
Jung Kook tampak mendengus kesal. Ia menarik sebelah tangan Se Mi yang sejak tadi memainkan rambutnya dan menatap gadis itu semakin curiga, tetapi juga cemburu. "Lalu kenapa kau jatuh cinta padaku? Bukan dengannya?"
Se Mi mengulum senyum cantiknya lalu berucap, "Karena kau adalah satu-satunya yang mampu meruntuhkan benteng pertahanan yang sudah kubangun kokoh selama empat tahun terakhir."
Perlahan senyum menawan Jung Kook terukir indah di bibirnya. Ia lalu menarik Se Mi ke dalam pelukannya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu," ucapnya sembari mengeratkan pelukannya. Seakan ia akan kehilangan kekasihnya itu jika pelukannya longgar saja.
"Jangan pernah tinggalkan aku."
***
Yoon Gi meletakkan kembali ponselnya sesaat setelah panggilannya dengan Se Mi terputus. Gadis itu menyuruhnya untuk langsung pergi tanpa menunggunya karena ia sedang bersama Jung Kook. Entah tidak sengaja bertemu atau memang tempat tinggal pria itu berada di bangunan yang sama dengan tempat tinggal Ji Min. Ia tidak tahu.
Yoon Gi tidak mau mengambil pusing hal itu. Ia merasa Se Mi akan aman ketika bersama dengan Jung Kook. Setelah bertemu langsung dengan Jung Kook beberapa waktu lalu, ia percaya bahwa Jung Kook adalah pria yang dapat melindungi adik sepupunya itu.
Ketika Yoon Gi hendak melajukan mobilnya, ponselnya berdering. Memaksa Yoon Gi untuk mengurungkan niatnya dan meraih ponsel itu. Dilihatnya nama yang tertera di layar ponselnya. Eomma. Yoon Gi pun segera menggeser tombol jawab dan menempelkan benda persegi panjang itu di sebelah telinganya.
"Yoon Gi-ya."
"Eoh, Eomma. Wae?"
"Bisakah kau mengambilkan baju pesanan Eomma di Nerva Boutique?"
"Baiklah. Aku akan ke sana sekarang."
"Oh, terima kasih, putraku."
"Eoh, aku tutup."
Yoon Gi pun mengakhiri panggilan itu dan meletakkan kembali ponselnya ke tempat semula. Ia lalu melajukan mobilnya meninggalkan basement apartemen Ji Min untuk menuju butik yang tadi disebutkan ibunya.
Tak membutuhkan waktu lama untuk Ji Min sampai di Nerva Boutique, butik langganan ibunya. Setelah parkir, Yoon Gi segera memasuki bangunan itu. Ia langsung disambut oleh seorang wanita yang Yoon Gi yakini sebagai pemilik butik ini dilihat dari bagaimana penampilannya.
"Apa kau mau mengambil pesanan ibumu?" tanya wanita itu begitu melihat sosok Yoon Gi.
"Ne?" Yoon Gi mengerutkan dahinya.
"Kau putra Yoo Yoon Ah, kan?" tanya wanita itu memastikan.
Yoon Gi mengangguk. "Ne, tapi bagaimana Nyonya tahu?" tanyanya.
"Yoon Ah pernah menunjukkan fotomu padaku," jawab wanita itu kemudian beranjak mengambil sebuah tas kertas besar dengan logo dan tulisan Nerva Boutique di bagian luarnya. Ia lalu memberikan tas itu pada Yoon Gi.
"Yoon Gi? Kaukah itu?"
Baru saja Yoon Gi mengambil alih tas dari tangan wanita tadi, sebuah suara yang dikenalnya terdengar memanggil namanya dari arah belakang. Yoon Gi segera memalingkan kepalanya ke belakang dan mendapati pamannya, Jang Soo—yang tak lain adalah ayah Se Mi—sedang berdiri di sana.
"Samchon?" Dahi Yoon Gi kembali berkerut. Seolah menyiratkan pertanyaan sedang-apa-paman-di-tempat-ini.
"Ah, ini butik milik calon istriku. Aku hanya ingin bertemu dengannya," ucap Jang Soo yang membuat kening Yoon Gi semakin berkerut. "Dan wanita itu adalah calon istriku," lanjutnya sembari menunjuk wanita yang berdiri di samping Yoon Gi dengan sebelah tangannya.
"Ah, jadi, Nyonya adalah calon istri Paman Yoo itu? Maaf karena tidak mengenali Anda, Nyonya. Perkenalkan, saya Min Yoon Gi, kemenakan Paman Yoo," ucap Yoon Gi pada wanita itu sembari membungkuk sembilan puluh derajat.
Ji Hye tertawa kecil. "Tidak apa-apa. Panggil saja Bibi Kim," balasnya dengan senyum yang mengembang.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Bibi, Paman," pamit Yoon Gi pada kedua orang itu. Baik Jang Soo maupun Ji Hye hanya memberikan senyum.
Yoon Gi pun segera berlalu keluar dari bangunan itu dengan beragam pertanyaan muncul di benaknya. Setelah mendudukkan diri di kursi kemudi dan meletakkan tas kertas besar tadi di kursi penumpang bagian belakang, Yoon Gi segera membuka ponselnya dan segera mencari tahu tentang siapa Nyonya Kim yang baru saja ditemuinya itu.
Hasil mengatakan bahwa Nyonya Kim Ji Hye adalah mantan istri dari pemilik Delta Group, Jeon Se Hyun. Bersama dengan Se Hyun, Ji Hye dikaruniai seorang putra yang sekarang menjadi pemimpin anak perusahaan Delta Group di Paris, Delta Parfume. Dialah Jeon Jung Kook, kekasih Se Mi.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES [END] ✔
FanfictionBerawal dari pertemuan tak sengaja dengan Jeon Jung Kook di negeri yang dijuluki sebagai Kota Mode, membawa Yoo Se Mi terlibat dalam kisah cinta yang rumit. Ayahnya, Yoo Jang Soo, hendak menikahi Kim Ji Hye, seorang wanita yang telah dipacarinya sej...