Part 1 (remake)

89.9K 2.9K 50
                                    

Author POV

ijab Kabul Arman dan Lilian hanya dilakukan secara sederhana di rumah. Tak ada Resepsi mewah dan meriah, karena ini merupakan pernikahan kedua bagi pengantin dan umur mereka pun sudah tak muda lagi. Acara hanya dihadiri oleh kolega terdekat dan anak-anak mereka.

"Farrel mana? ini kan sudah jadwalnya sesi foto keluarga."

Arman mencari keberadaan Farrel setelah ijab kabul selesai. Para tamu sedang menikmati hidangan yang ada.

"Flo, kamu liat Farrel gak? cari gih."

Tanya Lilian yang dari tadi sibuk menyalami tamu yang datang.

"Tapi mam...aku..."

Flora tampak ragu. Lilian tau bagaimana situasi keluarga mereka sekarang. Dari awal pertemuan, sikap Farrel memang dingin. Bahkan dia terkesan tidak merestui.

"Flo...mau bagaimanapun sikap Farrel ke kita, mulai hari ini kita sudah ditakdirkan menjadi keluarga. Jadi tolong, hilangkan beban itu. Dekati dia. Mudah-mudahan suatu saat, kita benar-benar bisa menjadi keluarga yang utuh."

Flora terdiam mendengar ucapan mamanya. Matanya mencari-cari keberadaan Farrel.
Disisi lain, Farrel sedang duduk di taman belakang rumah. Menghisap rokok. entah sudah berapa batang rokok dia habiskan untuk sekedar menenangkan pikiran.

"kak..."

Farrel tahu siapa pemilik suara itu. Dengan cepat dia menjatuhkan dan menginjak puntung rokoknya.

"Ada apa?"

Suaranya memelan. matanya terpaku pada seseorang yang sudah berdiri di depannya. Flora...Tampak cantik dengan gaun Coktail selutut seperti yang dilihatnya sebelum akad tadi. Helaian rambut hitam lurusnya jatuh alami. Dihiasi dengan bunga Lily kecil.

"Kakak dipanggil om Arman untuk sesi foto keluarga."

"Harus?"

Tanya Farrel ketus. Flora terdiam.

"Aku hanya menyampaikan pesan om Arman."

flora berlalu pergi. Setelah merapikan tuxedo hitam yang dia kenakan, Farrel menyusul langkah Flora. Menyamakan jejak kaki dengan adik sambungnya itu. mereka berjalan berdampingan. Menarik perhatian beberapa tamu.

"sudah siap semua?"

Tanya photographer yang sedang menyiapkan kamera.

"Kak Flo, mama cantik banget ya. Malika kalo udah gede pengen juga deh di dandanin kayak gitu."

Bisik Malika ketika Flora merapikan white dress yang di kenakan adiknya. Rambutnya dikuncir tinggi. Malika sangat menggemaskan.

"Iya sayang, pasti kamu juga bakalan bisa kayak mama nantinya."

Flora membungkuk sambil membelai rambut halus Malika dengan sayang.

"Tapi kak, Malika takut deh."

"Takut? Malika takut kenapa?"

Dahi Flora berkerut. Heran dengan perkataan adik tersayangnya.

"Takut kalau om Arman jahatin kita. Kata temen Malika di sekolah, yang namanya ibu tiri atau ayah tiri itu jahat. Sering nyiksa anak kecil. Trus ya, mereka cuma sayang sama orang tua kita aja."

"Ihhh...Anak kecil sok tau banget sih? Nggak semua ibu tiri atau ayah tiri kayak gitu. Temennya Malika keseringan nonton tv tuh."

Flora mencubit hidung Malika. Berusaha untuk menepis pikiran aneh adiknya.

"Ya, habisnya Malika takut. Liat tuh om Farrelnya juga jutek banget. Om Farrel nggak pernah maukan deket-deket sama kita?"

Mata bulat Malika tertuju ke arah Farrel yang sedang bersiap untuk berfoto. Dia berdiri gagah di samping papanya. Menunggu arahan dari photographer.

Family Flower's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang