Part 19

31.5K 1.4K 123
                                    

Farrel POV

“Alvin dia…Dia…Dia…Kakaaaaakkkk…Aku…Aku takut…Aku nggak ada artinya lagi..Hiks…”

Hanya itu. Ya. Hanya itu yang bisa ku dengar darinya. Tubuhku terasa makin melemah. Tak mampu lagi untuk menormalkan keseimbangan ini. Ada apa dengan gadisku? Apa Alvin telah berbuat sesuatu padanya? Apa Alvin sudah menyakitinya? Atau mungkin Alvin…Tuhan!

“BRENGSEEEEKKKK!!”

Umpatku tepat disaat aku sudah hampir bisa menyimpulkan apa yang telah terjadi. Aku terduduk dilantai dengan tubuh yang makin melemah. Ku dekap erat gadisku yang masih menangis ini. Dia makin terisak. Bahkan kurasakan tubuhnya menggigil. Ini salahku. Ya. Ini benar-benar salahku karena sudah membawa dia kesini.

“Aku mukulin Alvin kak…Dia…Dia pingsan…Dia nggak bangun-bangun…Hiks…Aku udah bunuh dia…”

Rengekan dari Flora sukses membuat ku terdiam dan membeku. Berusaha untuk mencerna apa yang dia katakan barusan. Aku nggak salah denger kan?

“Aku takut kak…Aku udah nggak ada artinya lagi…Aku…Aku udah ngebunuh orang…Hiks…”

Ngebunuh Alvin? Jadi, Flora seperti ini karena dia udah mukulin Alvin?

***

“Udah ya Flo…Kamu tenang aja. Alvin nggak papa kok. Dia Cuma pingsan doang. Lagian, dokter juga udah meriksa diakan?”

Aku berusaha untuk menenangkan Flora yang masih terlihat kalut dan khawatir. Dari beberapa jam yang lalu, Alvin memang belum sadarkan diri. Kejadian ini berjalan begitu cepat. Sampai-sampai menyebabkan kesalah pahaman yang membuat aku merasakan penyesalan yang begitu dalam. Kesalah pahaman yang membuat aku semakin tahu arti pentingnya Flora bagiku. Kesalah pahaman yang memberikan aku kesadaran kalau rencana bejatku itu takkan mampu membuat aku memiliki Flora seutuhnya. Takkan mampu untuk membuatnya bahagia di masa depan. Kesalah pahaman ini benar-benar memberikan pelajaran untukku. Bahwa dengan merusak Flora takkan mampu untuk memuluskan jalanku untuk membuatnya jatuh cinta padaku. Bahkan takkan pernah bisa menembus semua halangan dan rintangan yang ada didepanku. Termasuk restu papa dan mama.

“Beneran kak? Tapi aku…Aku masih takut…”

Ujarnya lirih. Matanya tak henti hentinya mengawasi Alvin yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur. Aku memang sudah mendengar rentetan kejadian beberapa jam yang lalu dari Flora. Kejadian saat dimana Alvin memukul kepala ku secara tiba-tiba dengan tongkat golf. Membuat aku merintih kesakitan dan pingsan. Kejadian tiba-tiba yang sama sekali belum ku tahu alasannya kenapa Alvin melakukan semua ini.

“Iya Flo…Alvin bentar lagi pasti bangun kok…”

Aku memeluk Flora lagi. Menenangkannya dengan perasaan bersalah yang begitu dalam. Andai saja aku tidak mencoba untuk berbuat nekat padanya, mungkin hal ini takkan pernah terjadi. Mungkin wajah polos Flora takkan pernah ketakutan seperti ini. Aku salah. Ya. Aku benar-benar bersalah atas semua ini.

“Aku panik kak…Aku nggak tau lagi harus ngelakuin hal apa waktu Alvin nyeret kakak. Kepala kakak berdarah, dan aku takut banget kalau dia apa-apain kakak. Makanya aku pukul kepala dia pake vas Kristal itu.”

Aku memicing dan makin mendekap tubuhnya dengan erat. Lagi-lagi Flora mengulang cerita itu. Menceritakan kejadian kenapa Alvin bisa menjadi seperti ini. Flora hanya ingin menyelamatkan ku ketika Alvin memukulku tanpa alasan yang jelas. Kemudian menyeret Alvin yang masih setengah sadar ke dalam kamar mandi karena ketakutan yang teramat besar. Mengurungnya di sana tanpa mau tahu keadaannya. Membuat aku menjadi salah paham dan berpikiran yang tidak-tidak. Flora berbuat seperti ini hanya untukku. Hanya untuk membela ku. Namun, bagaimana dengan ku? Apa aku masih pantas untuk mendapatkannya sedangkan aku sendiri berniat jahat pada gadis polos ini? Bahkan aku ingin memperkosanya hanya demi untuk memilikinya secara utuh. Ini nggak benar. Ini salah. Aku benar-benar bodoh ketika harus menghalalkan cara instan ini hanya untuk mendapatkan cinta dari Flora.

Family Flower's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang