Diary Itu

924 20 1
                                    

Karya by : Elsi Margereta

🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛

Hai, guys. perkenalkan nama saya Adel Manda Putri. Biasa dipanggil Adel. saya ingin menceritakan pengalaman saya yang satu ini. Ingat, jangan membaca cerita ini sendirian.

Pagi ini saat aku terbangun. "hoam.." aku masih mengantuk. Tapi akhirnya aku bangun dari tempat tidurku. Aku berjalan gontai ke kamar mandi. 'Eh, tunggu dulu.' kataku ketika aku sudah benar-benar sadar. Dengan cepat aku berlari ke maja belajarku, wah... alangkah senangnya aku. Hari ini adalah hari ulang tahunku, bertepatan dengan hari minggu. 'Wow mungkin sangat menyenangkan'. gumamku.

Byur... dingin sekali rasanya.
"Adel, cepat bangun. kamu ingat kan hari ini hari apa."
"Iya, ma. Adel sudah bangun kok. Pasti ingat dong, hehehe." sahutku dari dalam kamar mandi

Setelah mandi, aku turun ke bawah dan sarapan. dengan roti dan selai kacang, aku sarapan dengan lahapnya. aku sudah biasa seperti ini setiap hari. sarapan dengan keluarga, walaupun aku anak tunggal. Tapi anggota keluargaku masih lengkap. Memang, aku anak dari keluarga yang cukup berada.
"Del, mama dan papa pergi ke kantor dulu, ya. kamu baik-baik di rumah. Nanti siang, mama akan pulang. nanti kita jalan-jalan sekaligus beli hadiah yang kamu mau ya." ucap mama.
"Iya, ma."

Setelah mama dan papa berangkat, aku kembali ke kamarku. Bayangan film horor yang kemarin kutonton masih tergiang di kepalaku. Aku memang suka hal yang berhubungan dengan mistis.
Berbaring di tempat tidur beberapa saat, membuatku kembali tertidur.

Aku berada di ruang yang serba putih. entah di manakah ini, aku juga bingung. semuanya menyilaukan pandanganku. Kebingunganku bertambah ketika, dimensi seolah berputar. aku berada di depan sebuah toko antik, tanpa ragu aku masuk ke dalamnya. aku tertarik pada sebuah diary. sampulnya bukunya berwarna biru muda dan ada gambar bunga berwarna merah. Syukurlah karena sampulnya berwarna biru, bukan warna merah yang biasanya diceritakan di beberapa cerpen horor. Saat aku ingin mengambil diary itu, dimensi seolah berptar lagi.

Aku terbangun dari tidurku. Untung saja hanya mimpi. Setengah jam kemudian,
Tok-tok-tok. Aku terkejut. siapa yang mengetuk pintu kamarku. Seperti mitos yang sering kubaca -Jika pintu diketuk tiga kali, itu mungkin bukan manusia. tetapi makhluk astral.- Ya Tuhan, ini menyeramkan sekali. Lebih seram daripada menonton film paling mengerikan sekalipun. Sambil ketakutan, aku melirik jam dinding yang bergambar Hello Kitty. Sudah hampir jam dua belas siang.
Tok-Tok-Tok. suara itu membangunkanku dari lamunanku lagi. Ketakutanku semakin menjadi-jadi. Ya Tuhan, ampunilah hambamu ini. Aku bersembunyi di balik selimut, rasanya aku hampir ngompol di sini.
Siapa yang mengetuk pintu kamarku?

Tok-tok-tok. Suara itu bahkan membuatku tidak bisa bergerak. Mama cepatlah datang, aku sudah ketakutan setengah mati di sini. Akhirnya, kukumpulkan semua keberanianku. berharap yang mengetuk pintu kamarku adalah pembantuku, Bi Wina. Tok-tok-tok, suara itu datang lagi. Aku berjalan dengan waspada sambil memegang buku kamusku yang sangat tebal. Kriet... kubuka pintu kamarku. Tetapi tidak ada orang di sana. Kututup kembali pintu kamarku.
Kembali aku merenungkan tentang mimpi anehku itu. Sebenarnya apa maksud dari semua ini? Apa maksud dari diary itu? mungkin jika orang lain menjadi aku, mungkin mereka tidak akan ambil pusing dan hanya menganggap bahwa mimpi itu hanya khayalan yang tidak penting. Aku harus mencari tahu ini, aku harus mendapatkan diary itu. Oh iya, Diary! Itu adalah barang yang ingin kudapatkan untuk ulang tahunku yang kali ini.

"Adel, mama sudah pulang! Kamu sudah siap kan?" tanya mama dari bawah.
"Iya, ma. Tunggu sebentar." Jawabku sambil bersiap. Aku membiarkan rambutku yang hitamku yang sebahu itu terurai terurai bebas. Tidak sampai lima menit, aku sudah siap. Saat aku turun ke bawah, aku melihat mama sudah menunggu di ruang tamu.
"Jadi, kamu mau hadiah apa, adel sayang?" tanya mama lembut padaku.
"Hmm, Adel mau Diary aja deh, ma."
"Diary? Setahu mama kamu tidak suka menulis. Kenapa tiba-tiba minta diary?"
"Nggak kenapa juga sih, ma. Cuma pengen aja. Tapi ma, kita beli diarynya di toko antik yang ada di pasar dekat rumah tante Sifa aja, ya?"
"Kenapa di sana? Nggak mau di Mall aja? Kalau di mall kan lebih banya pilihannya. Dan juga, kita bisa sekalian jalan-jalan."
"Ayolah ma, kita ke sana aja. Diary di Mall itu tidak bagus. Pokoknya Adel mau diary yang ada di Toko Antik itu." kataku sambil merengek.
"Ya sudah. Kamu itu, aneh banget hari ini deh."
"Nggak juga, kok." jawabku sambil tertawa.

Mama memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. Akhirnya kami tiba di toko antik itu. Aku mencari diary itu di seluruh penjuru toko. Sampai akhirnya aku menemukan diary itu.
"Mama, ini diary yang aku mau." kataku sambil menunjukan diary bersampul biru muda itu.
"Udah ketemu? sekarang ayo kita bayar. Setelah ini kita ke Mall untuk berbelanja sebentar."
'Harga buku ini Rp 13.000,00' kata-kata itu terus tergiang di kepalaku. Bukan percaya, tetapi aku merasa bingung. Apa arti 13? Apakah hanya kebetulkan. Ah, biarkan saja. Yang penting aku sudah mendapatkan diary ini.

Saat berada di mall. Aku melihat seorang gadis memakai gaun berwarna biru dengan motif bunga berwarna merah. terlihat mirip dengan sampul diaryku, tetapi anehnya dia seperti sedang memperhatikanku. setelah kudekati, ASTAGA!!! Matanya hanya berwarna putih tanpa ada pupil mata.
"Ma, kita pulang sekarang, ya. Adel ngerasa tidak enak badan." entah kenapa, aku takut sekali. Entah halusinasi atau ada yang mengikutiku.

Sesampainya di rumah, aku mengisi diary baruku.
Dear Diary
MInggu, 10 Desember 2016
Aku mengalami banyak hal aneh hari ini. Sangat mengerikan, aku ketakutan setengah mati. semoga, besok kejadian ini tidak terjadi lagi.
Kemudian aku menutup diary baruku, dan pergi ke tempat tidur.

Paginya aku terbangun dan untungnya tadi malam tidak bermimpi aneh lagi. Setelah bersiap dan sarapan, aku berangkat sekolah. di sekolah aku menunggu sahabatku yang bernama Sarah Rikavy. biasanya dia dipanggil Sarah. Tidak lama menunggu, akhirnya sarah tiba juga.
"Cie, yang kemarin ulang tahun, HBD ya." ucap Sarah sambil memelukku.
"Terima kasih, sarah. Ermm, sarah. Kita kan sudah banyak membaca cerpen dan menonton film yang berhubungan dengan horor kan?"
"Iya, emang kemapa?"
"Sarah, tolong aku. Aku ngerasa ada yang ngikutin aku." kataku dengan wajah sedih plus cemas.
"Tunggu dulu. Coba kamu ceritakan dari awal." kata sarah yang memang lebih pemberani dan lebih banyak pengalaman daripada aku.
Aku pun menceritakan semuanya kepada Sarah.

"Hmm, kalau aku menjadi kau ya, aku akan mencari di setiap halaman diary dan jika menemukan nama..." Ceramah sarah begitu panjang membuatku agak mengantuk.

Sepulang sekolah, aku mencari di setiap halaman diary itu. dan akhirnya aku menemukan nama 'Anita Jani Puspita'. Sesuai kata Sarah, aku harus membakar buku itu. Agar tidak menjadi korban dari tumbal diary tersebut. Dan juga agar tidak ada yang mengalami kejadian ini selain aku.

Hari ini dan seterusnya tidak ada lagi yang menakutiku. tidak ada lagi ketukan pintu dan wanita bermata putih itu. Sedikit terbesit rasa menyesal ketika tidak mendengar ajakan ibuku untuk membeli diary di mall. tetapi pengalaman ini mengajarkanku bahwa Hantu itu benaran ada.

Jeng Jeng!!!

Gimana ceritanya???, seru nggak???, keep comment gaisssss. Sorry kalau cerita nya gaje/jelek/pendek/ava ava lah itu. Tolong di maapkeun. Ini cerita nya aku nggak copas. Terimakasih. Selamat membaca.

Ucapan dari Elsi Margereta :

Cerpen Karangan: Elsi Margereta
Siswa SMP Negri 2 Sambas, Kalimantan Barat
Kelas VIII A

Jan lupa comment⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇

Jan lupa kasih suara🌟🌟🌟🌟

Jan lupa share🔀🔀🔀🔀🔀🔀🔀

Jan lupa kasih saran✍✍✍✍✍

Jan lupa kasih kritikan✌✌✌✌✌✌

Jan lupa tinggalkan jejak👣👣

Udah itu ajah😊😊😊😊😊😊😊

NO COPAS!!!


TARIK ATAS / SWIPE👆👆👆

KUMPULAN CERPEN HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang