Abira & Sania - 32

20.2K 1.4K 76
                                    

Sani mengulum senyum kala melihat sosok Abi yang berdiri di balik kompor. Dengan berjalan mengendap, gadis itu menghampiri sang suami yang sangat sibuk dengan masakannya.

"Abi, lagi apa?" tanya Sani pelan nyaris berbisik tepat di telinga Abi.

"SANI!" pekik Abi sambil membalikan tubuhnya. Spatula menggantung di tangan kanannya. Matanya membulat terkejut membuat Sani tak tahan untuk tidak tertawa.

Abi mengerucutkan bibirnya ketika Sani mentertawakannya. "Jahil ya. Kenapa ngagetin aku?" tanyanya tak terima.

Sani menarik napas berkali-kali agar tawanya meredam. "Aku nggak ngagetin ko, tadi kan aku cuman nanya, kamunya aja yang baper terus masaknya serius banget."

Abi merengut, dan itu sangat menggemaskan. Rasanya setelah ia mempunyai rasa pada Abi, ekspresi apapun yang di tunjukan Abi membuat jantungnya berdebar kencang.

"Habisnya kan biar hasilnya enak."

"Kamu bisa masak emang?" tanya Sani tak percaya.

"Bisa dong, mau coba?"

Sani mengangguk. Sebelum menyajikan masakannya untuk Sani, Abi memapah sang istri menuju meja makan. Setelah itu Abi membawa sepiring nasi goreng spesial karena topingnya lengkap.

"Ko cuman satu piring? kamu nggak makan?" tanya Sani setelah Abi dudu di sebelahnya.

"Sengaja. Makannya sepiring berdua aja."

Wajah Sani memanas mendengar ucapan Abi. Ia segera menarik napas dalam supaya Abi tak melihat gerak-geriknya itu.

"Nih, coba a... " Abi mengulurkan sendok berisi nasi goreng itu.

Sani melahapnya dengan tenang. Abi menunggu respon masakannya setelah Sani menelan nasi goreng itu.

"Gimana?" tanya Abi.

Sani menyipitkan matanya, "Biasa aja," jawabnya datar membuat senyuman lebar di wajah Abi perlahan memudar membentuk senyuman tipis.

Sani yang melihat ekspresi kecewa suaminya itu mengulum senyumnya. "Biasa aja kalo cuman sekali. Aku mau lagi dong Bi," ucap Sani membuat Abi mendongkak.

"Hah?" tanyanya dengan wajah melongo.

"Suapin lagi. Kalo cuman sekali emang biasa aja, tapi kalo aku habisin enak banget, malah kalau perut aku masih cukup aku mau nambah."

Abi kembali tersenyum, ia menyuapi Sani dan sesekali ia makan sendiri.

"Aku pikir emang biasa aja, soalnya nasi goreng aku itu yang paling enak. Chef di resto aja bisa aku kalahin," ucap Abi narsis membuat Sani terkekeh.

"Mana adaaa?" ledek Sani.

"Serius.. Tanya aja sama Mama, Aya, keluargaku, Sita--"

"--Sita siapa?" tanya Sani cepat dan langsung memberhentikan ucapan Abi.

Abi memandang Sani yang kini menatapnya curiga. "Sita temen aku."

"Temen apa temen?" tanya Sani menyelidik.

Abi mengusap wajah Sani berkali-kali melihat tatapan menyelidik yang di perlihatkan sang istri.

"Temen sayang."

Sani tak menghilangkan wajah curiganya membuat Abi membuang wajah. "Katanya mau belajar jadi istri yang penurut. Harusnya kamu percaya sama aku dong."

Skakmat.

Sani menoleh untuk menatap Abi, merasa kalah iya pun mengiyakan saja perkataan Abi.

"Yang ikhlas dong, kalau nggak ikhlas kan sama aja bohong."

Abira & Sania ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang