A FRIEND IN THE PAST

349 143 339
                                    

"Cath! Sebelah sini!"

Catherina mencoba mencari arah suara itu. Itu sepupunya, Alexa Genevieve. Ia duduk di sudut cafe dekat dinding yang dihiasi lukisan Marie Antoinette.

"Maaf aku terlambat, Lexa. Baby sitter Caitlin datang sedikit terlambat hari ini," ucap Catherina sambil memasukkan kunci mobilnya ke dalam tas.

"Santai saja, Cath. Lalu, kenapa kau memintaku untuk menemuimu hari ini? Apa ini tentang Larry?" tanya Alexa sambil melipat kedua tangannya di atas meja.

"Aku tidak terkejut kalau kau sudah mengetahui maksudku," ucap Catherina.

"Ada masalah apa lagi, Cath? Aku kira kau sudah melupakannya. Aku kira kau sudah cukup bahagia hidup berdua dengan Caitlin saja," ucap Alexa sembari mengaduk cappucino yang ia pesan.

"Aku bahkan tidak mengerti dengan pikiranku sendiri. Di satu sisi aku hanya ingin melupakannya. Namun tak bisa kupungkiri bahwa ada sisi lain yang menginginkannya."

Catherina menghela napasnya.

"Coba kutebak, pasti karena masa lalumu, kan?" ucap Alexa memastikan.

"Aku tak yakin akan hal itu. Tapi mungkin itu bisa menjadi penyebabnya," jawab Catherina.

"Kau dan Larry adalah teman dekat waktu kecil. Namun satu hal yang perlu aku ketahui adalah, bagaimana kau bisa jatuh cinta pada Larry?"

***

Catherina lahir di sebuah desa kecil. Namun dari desa inilah Catherina belajar banyak hal. Mulai dari menghargai, bekerja sama, dan menghormati. Satu hal lagi yang tak terduga adalah tentang jatuh cinta dan mencintai seseorang yang spesial.

Catherina kecil tidak begitu paham soal cinta. Yang ia tahu hanyalah sebatas ketertarikan dan kenyamanan yang ia rasakan bila dekat seseorang. Orang itu adalah Larry Hobbson, teman masa kecilnya.

Kamis pagi bagi Catherina bukanlah hari yang biasa. Ia pergi ke peternakan Paman Jackson untuk mengambil beberapa botol susu sapi segar yang ibunya pesan.

"Halo? Paman? Paman Jackson?"

Catherina mencari Paman Jackson di areal terbuka peternakannya. Namun ia tak kunjung menemukannya.

"AAWWWW!!!"

Catherina mencoba menemukan asal suara itu. Sepertinya berasal dari halaman belakang peternakan.

"Cath! Aku di sini! Tolong aku!"

Catherina tahu suara itu. Ia segera menghampirinya. Ia terkejut menemukan Larry dengan kaki kanannya yang terluka.

"Larry! Apa yang kaulakukan di sini? Dan kenapa kakimu?" tanya Catherina sambil berjongkok di sebelah kaki Larry.

"Aku hendak mengambil topiku yang terjatuh di tumpukan jerami. Letaknya cukup jauh dari jangkauanku dan ada pagar tertutup yang menghalangiku. Aku memanjatnya dan berhasil mendapatkan topiku. Namun sialnya, ketika aku hendak memanjat keluar, kakiku tergores pagar kayu yang kasar itu," jelas Larry lirih.

"Tenang, Larry. Sepertinya aku membawa sedikit perban di saku mantelku," ucap Catherina sambil merogoh isi sakunya.

Ia lalu membalut luka pada kaki Larry.

"Terimakasih, Cath. Kau sungguh baik hati," ucap Larry tersenyum pada Catherina yang kini pipinya bersemu warna merah.

"Sama-sama. Aku harus segera membawakan beberapa botol susu pada ibuku. Tidak apa-apakan kalau kau kutinggal?" tanya Catherina segera berdiri.

"Tidak apa, Cath. Ini hanya luka gores. Aku masih bisa berjalan."

Catherina berjalan pulang setelah berhasil menemui Paman Jackson dan mendapat botol berisi susu.

Past FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang