Chapter 2. Bahagia Dan Kesedihan

22 9 2
                                    

Chapter 2

Keesokkan harinya pada tanggal 5 Maret 2001, Aku masuk sekolah dan bertemu dengan teman-temanku. "Hai Wendi." kata aku dengan gembira. Wendi itu teman dekatku waktu aku masuk SD, saya sama Wendi setiap hari bersenang-senang di sekolah, "Ehh ada Hery hahaha, kebetulan aku lagi cari kamu, mau ngajak kamu main polisi nanti istirahat. Kamu mau gak?" kata Wendi. "Ooo, mau tapi main sama siapa? masa kita berdua aja?" kata aku, "Kita main sama teman-teman sekelas Hery." kata Wendi. "Boleh juga nanti kita satu tim ya hahahaha." kata aku sambil ketawa, "Ok" kata Wendi. Tiba-tiba lonceng sekolah berbunyi, seluruh murid masuk ke kelas masing-masing dan belajar.

Beberapa jam kemudian, lonceng sekolah akhirnya berbunyi. "Waktunya istirahat yey!" kata aku dengan semangat saat aku mendengar suara lonceng sekolah. Sebagian murid ada yang pergi makan dan ada yang bermain. Aku dan Wendi bersama teman-teman ku bersiap-siap untuk bermain polisi dengan membagi tim polisi dan tim penjahat.

"Aku larinya paling cepat jadi kalian hati-hati hahahahahaha, mau aku jadi polisi atau penjahat tetap saja aku yang paling hebat." kata aku dengan sombong dan pamer lari aku yang begitu cepat. "Eleh banyak gaya kau, nanti tiba ketangkap sama saya, baru tau rasa." kata Wendi, "Ishhh Wendi, dukung aku lah Wen. Oh ya, bukannya kau sudah janji satu tim dengan ku Wen. Aduh kau ini kayaknya pelupa hahahaha, ok teman-teman, yang penting aku sama Wendi satu tim, dan sisanya yang mau gabung kami jadi penjahat siapa?" kata Aku. Teman-teman aku ada sebagian memilih jadi penjahat dan sebagiannya lagi menjadi polisi jadi timnya seimbang.

Akhirnya, aku dan teman-teman bermain sepuasnya sampai, "Ting! Tong! Teng!" suara lonceng sekolah menunjukkan waktu istirahat sudah habis. "Aduh! Kenapa malah kita yang kalah! Padahal tadi aku sudah lari secepat kilat. Emmm... Heisss.. gara-gara dikejar terus jadi kecapekan." kata Aku dengan teriakan yang kecewa, "Iya kita kalah, sepertinya gara-gara kau larinya lambat Hery, lebih cepat aku daripada kau." kata Wendi. "Iih, lihat dulu tadi kau dikejar satu orang aja, yang kejar aku banyak tau tak!? Capek kali.. Huff" kata Saya, "hahahaha lucu wak hahahahaha untung aku cuma dikejar satu orang tadi, sudahlah ayo kita ke kelas, mau minum. Haus." kata Wendi.

"Hahahaha." Saya dan teman-teman ku ketawa bersama. Biasanya aku sekolah dari jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang baru aku boleh pulang sekolah. Dan biasanya aku pulang jalan kaki karena rumah ku dekat dengan sekolah jadi aku lebih suka pulang sendiri tapi Ibuku awalnya marah karena aku pulang sendiri tanpa dijemput sama Ibuku. Karena aku tidak mau, jadi aku sering pulang sendiri dan pada akhirnya Ibuku membiarkan aku pulang sendiri.

Ketika aku baru pulang sekolah, langsung cepat-cepat lari ke rumah ku dan biasanya kalau aku di rumah pasti aku disuruh ibuku mengejarkan PR kalau ada aja, kadang aku kerjakan PR dirumah atau diles, dan kadang diajarin sama Abang ku.

Abang ku namanya Zery, Abangku pintar, dia selalu juara dua, dan dia suka sekali baca buku. Aku paling malas belajar, ulangan selalu dapat nilai jelek, kalau ujian akhir semester pasti hampir semua mata pelajaran remedial kecuali agama, karena aku paling suka belajar agama. Paling gak enaknya ketika aku dirumah dan kasih tahu ke Ibuku bahwa aku remedial pasti dimarahin sama Ibu, "KENAPA KAMU BISA REMEDIAL!? NIH AKIBATNYA KALAU KAMU MAIN DAN NONTON TV TERUS!" kata Ibuku jika aku ada remedial dan kalau aku di sekolah pasti di marahin sama walikelas ku sendiri karena remedial.

Setelah dimarahin, aku belajar saja walaupun aku tidak mengerti, setidaknya aku ada berusaha biar nanti gak remedial lagi.

Malamnya, seperti biasa kalau Ayahku pulang kerja langsung semangat dan lari ke pintu rumah. Kadang Ayahku pulangnya lama sampai jam 10.00 malam sedangkan aku tidur jam 08.40 malam. Jadi, kadang aku bahagia dan kadang aku sedih Ayahku gak pulang kerja.


Merawat Dan Tumbuh Seperti PohonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang