+ Ian X Haru

7K 198 10
                                    

Warning!

Ini page yang berisi dengan adegan dewasa berating M dan mengandung 18+. Harap disikapi dengan benar, ya.

Tadinya mau aku privat ini, tapi tidak jadi. Bersyukurlah kalian para Fujo & Fudan yang senang dengan adegan 18+.

Selamat menikmati! ('艸')

<×××>

"Engh..."

Ian semakin bersemangat saat mendengar suara desahan Haru yang terdengar sangat erotis di telinganya itu.

"I-Ian.. ahh... anh.... j-jangan sekarang, ahh!" kata Haru sambil menatap Ian memelas. Namun tatapannya justru menambah nafsu bihari dalam diri Ian.

"Aku tidak bisa menahannya lagi, Haru. Lebih baik kau diam dan nikmati saja," kata Ian seraya menyeringai lebar. Haru ingin kembali protes, tapi Ian langsung membungkamnya secepat kilat dengan sebuah lumatan di bibir Haru hingga Haru tak bisa mengeluarkan suaranya dengan jelas.

"Ihhannhh!!" Haru mencoba untuk memanggil nama Ian di sela-sela lumatan ganas itu. Tapi Ian hanya mengabaikannya dan menekankan kembali bibir mereka agar ia bisa memperdalam ciumannya itu.

"Mnnhhhhnn, hhhuunnhh!!"

Haru terus mencoba untuk mendorong tubuh besar Ian dari hadapannya, namun Ian malah memojokkannya ke dinding agar Ian dapat mengurangi serta mengunci pergerakan Haru.

Ian menghisap bibir bagian bawah Haru kuat hingga Haru melenguh panjang, setelah itu Ian melepaskan ciumannya. Ian tersenyum puas melihat wajah Haru yang terlihat sangat lelah serta area sekitaran bibirnya yang penuh dengan air liur. Haru menarik dirinya untuk mendekat ke dada Ian. Sebenarnya ia ingin bersandar karna tidak sanggup untuk menahan berat badannya sendiri. Selain karna itu, Haru juga tidak ingin Ian kembali menyerang bibirnya lagi.

"Ian... cukup..." guman Haru sangat pelan sambil mencengkram jas kerja milik Ian. Ian menaikkan sebelah alisnya.

"Untuk apa? Bahkan kita belum melakukan apapun, Haru..." Ian tersenyum sangat lebar. Haru menarik dirinya dari Ian dan menatap Ian tidak terima.

"Kita tidak bisa melakukan hal itu!" kata Haru yang menggeleng kencang pada Ian. Ian kembali menaikkan sebelah alisnya.

"Oh ya? Memangnya kau bisa apa untuk melawan kemauanku? Apapun yang kumau akan aku dapatkan, begitupula denganmu. Aku menginginkanmu, aku ingin kau dan juga tubuhmu menjadi milikku sekarang juga!"

"K-Kita masih berada di kantormu, aku tidak mau kita melakukan hal itu di sini. Bisa gawat kalau ada yang datang, Ian." kata Haru yang mencoba untuk memberikan Ian penjelasan. Ian memberenggut tidak suka.

"Ini kantorku, apa masalahnya? Biarkan saja jika semua orang di kantor ini mendengar suara desahanmu itu!" kata Ian sambil menatap Haru tajam. Haru memalingkan wajahnya dan menelan ludahnya gugup. Haru sebenarnya takut saat berhadapan dengan Ian dalam mode menakutkan seperti ini.

"Ki-Kita bisa l-lakukan ini di tempat lain, bukan?" tanya Haru yang menunduk tanpa berani untuk menatap langsung mata Ian yang sedang kesal itu.

"Aku ingin di-si-ni." kata Ian yang menekankan kata terakhirnya sambil memegangi kedua bahu Haru kuat. Haru meringis kecil saat merasakan cengkraman tajam di kedua bahunya itu.

"I-Ian, kumohon... kita pergi ke tempat lain saja jika kau ingin melakukannya," Haru meringis sambil tersenyum kaku. "A-Aku akan memuaskanmu sampai batas waktu yang kau inginkan jika kita pindah ke tempat lain!" kata Haru lagi yang memberikan penawaran pada Ian. Wajah Ian yang tadinya mengkerut kini berubah menjadi tenang.

[*] Yaoi SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang