Part 2

33 2 0
                                    

"Gokil gokil ndu." Ucap Agung sambil cengengesan.

"Iya kaya diFTV ya." Ucap Rizky sambil geleng geleng kepala.

Aku tidak menjawab, hanya mengangguk anggukan kepala saja. Aku masih teringat saat Natali dengan kerennya menepis tangan Kak Amira. Perlu kalian ketahui, Kak Amira adalah salah satu siswa yang populer disekolah. Ia memang cantik, namun sikapnya buruk. Ia tak segan melabrak orang orang yang menyukai, atau disukai oleh Kak Putra si Ketua Osis. Ia layak untuk menjadi peran Antagonis disekolah ini.


~~●~~


Malam Harinya~

*jrengjrengjreng*

Suara gitar menemaniku malam ini. Sudah lama aku tidak memainkannya. Gitar tuaku yang ku beli saat kelas 2 SD dengan uang tabunganku ditambah uang Ibuku. Entah bagimana fikiranku saat itu. Disaat anak-anak lain sedang ingin-inginnya membeli mainan, Aku malah ingin membeli sebuah gitar. Setelah membelinya aku bingung, iya bingung. Aku tidak mengerti kunci kuncinya. Ku kira bermain gitar hanya asal genjreng saja, ternyata harus memakai kunci juga. Alhasil gitarku hanya menjadi pajangan saja dikamar. Dan aku baru bisa memainkannya saat kelas 2 SMP.

*drdttdrttt* Hpku bergetar

One Massage from 08xxxxxxxxxx

Ada yang aneh batinku, tak biasanya ada nomor tak dikenal yang mengirimi ku pesan. Hampir tak pernah ada malahan. Memang Handphone ku ini sangat sepi. Kalau kalian pernah melihat seseorang membuat status diFacebook "Duh Hp sepi nich kaya kuburan." Nah keadaan Handphone ku ini benar-benar sepi kayak kuburan. Kalau pun ada yang mengirimi pesan, paling hanyalah Operator atau Agung dan Rizky yang mengajakku bermain Playstation saja.

Saat kulihat, ternyata pesan dari Kak Widia, wakil ketua Osis disekolahku.

"Untuk semua anggota Osis besok kita akan mengadakan rapat habis istirahat pertama diruang Osis"

Ohh ternyata kegiatan Osis. Aku mau kasih tau, Aku adalah anggota Osis. Entah bagaimana aku bisa lolos dalam seleksi organisasi tersebut. Mungkin mereka sedang membutuhkan bahan bully, hingga mereka meloloskan aku dalam seleksi.

~~●~~

Esok harinya aku sekolah seperti biasanya. Masih mendengar kicauan kicauan jorok dari Anak-anak golongan bangku belakang saat melihat si cantik Natalia, masih setia mendengarkan Agung cerita mengenai pacar barunya, dan masih setia memandangi Natali dalam diam.

"Rere itu cantik banget sob, wuihh, udah gitu perhatian banget ke gue, setia deh gue kali ini."Suara Agung memecahkan konsentrasiku melihat Natali. Aku hanya mengalihkan pandangan ku ke Agung dan mengangkat alis.

~~●~~

~Jam istirahat

Aku, Agung, Rizky, Putri masih setia berada di dalam kelas. Agung yang masih saja membangga-banggakan Rere, Rizky yang sibuk maen HP, dan Putri yang merengek-rengek mengajak kami ke kantin.

"Ayolahh ke kantin, gue laper banget nih." lagi-lagi Putri coba membujuk kami.

"Lu sendiri aja sih, gua lagi bete." jawaban Rizky.

Masih dalam suasana yang sama,sampai pada akhirnya...

"Pandu, kamu dipanggil Kak Widia tuh, disuruh ke ruang Osis. Cepet!" Panggil Mita teman sekelasku.
Astaga, aku lupa, hari ini ada rapat Osis. Segera ku lari meninggalkan kelas.

~~●~~

~Ruang osis.

Baru saja Aku menghela napas yang terpakai untuk berlari, sudah disambar saja oleh Kak Amira.

"Woy cupu, lu tuh udah di kasih tau hari ini rapat. Bukannya on time malah memperlambat." Aku langsung menunduk meminta maaf, untung saja ada Kepsek yang datang untuk memberi nama-nama siswa yang direkomendasikan untuk menjadi Osis. Aku pun disuruh duduk. Kalau tidak ada Kepsek, mungkin aku sudah diberi hukuman. Siapa yang tak tahu Kak Amira dengan sifat kejamnya. Waktu diskusi, Aku sama sekali tak mengusulkan siapa pun dalam organisasi Osis, untuk menjadi partner kerjaku.


"Oke guys, kita udah nyaranin beberapa nama di bidang-bidang yang kosong." Ucap Kak Putra lantang.

Raisa, Sekretaris Osis, mencatat semua nama hasil rekomendasi. Diurutan Seksi Kewarganegaraan ada nama Bianca, Seksi Agama ada nama Dika, dan di Seksi Bidang Seni Ada nama Natali. Aku terkejut bukan main. Antara senang dan takut, Senang karena bisa dekat dengannya dan takut kalau kami tidak cocok.

"What? Kok Natali sih, dia kan anak baru!" Kak Amira protes dengan wajah penuh kekesalan.

"Walaupun anak baru, disekolah lamanya, dia sudah banyak pengalaman, dan dia juga pintar. Pernah Juara 1 Olimpiade IPA." Sanjung Kak Putra.

Terlihat muka Kak Amira begitu jengkel, dan 2 temannya mengipas-ngipas rambutnya seaakan suasana akan berubah menjadi panas.

"Ada lagi yang keberatan dengan Nama-nama yang direkomendasikan?" tanya Kak Putra.Semua pun menggeleng.

Missing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang