Part 4

13 0 0
                                    


"Mah aku berangkat dulu." Ucapku kepada Mamahku sambil mencium tangannya.

"Eh kamu kok bawa helm 2?" Tanya Mamahku.

"Iya, soalnya temen aku ada yang mau bareng." Jawabku.

"Cowo atau cewe ?" Tanya Mamahku sambil Senyum.

"Cewe mah." Jawabku malu malu.

"Wih anak mamah udah gede." Balas Mamahku sambil tertawa. "Yaudah kamu bawa motornya hati-hati ya."

"Iya mah. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Balas Mamahku.

Mamahku begitu orangnya, dia asik dan supel. Tidak seperti Ayahku yang pendiam sepertiku. Tapi mereka berdua Orang Tua yang baik menurutku. Aku bersyukur punya Orang Tua seperti Mereka.
Langsung ku arahkan motorku kerumah Nadine. Rumah Nadine tidak jauh dari rumahku. Malah, satu komplek dengan rumahku, hanya berbeda jalan saja. Kalau dia Sariwangi, Aku Saripuspa.

Akhirnya aku sampai dirumahnya, tapi pagarnya masih tertutup rapat. Akhirnya aku sms dia.

"Nad aku sudah sampai."

"Tunggu sebentar!" Balasnya.

"Oke."

Tak lama pagar pun dibuka. Lalu Nadine keluar dan tersenyum.

"Maaf ya kamu jadi nunggu." Ucapnya "Smsku yang semalem kok gak dibalas ?"

"Ohh a anuu i i itu aku ketiduran.." Jawabku gugup.

"Emm oke deh. Yaudah yuk langsung berangkat aja." Ajaknya.

"Nih pakai helm." Ucapku sambil memberikannya helm.
Aku sengaja membawa helm 2 agar aman. Saat ingin memasangkan cekrekan helm Ia terlihat kesusahan. Dan akhirnya ia minta tolong denganku.

"Pandu, aku gabisa masang ini. Bisa tolongin ga?"

"Sini." Aku memasangkannya dengan gemetar, grogi sekali rasanya sedekat ini dengan perempuan secantik Nadine. "Sudah nad."

"Makasih ya." Ucapnya sambil tersenyum.

Lalu ia naik ke motorku dan langsung kuarahkan motorku menuju kesekolah.Aku naik motor dengan kecepatan sedang dan sangat berhati-hati.Membawa perempuan secantik Nadine sungguh membuat Adrenalineku menigkat, jantung degdegan, sesak nafas, dan gangguan kehamilan. Oke yang 2 terakhir aku bohong.Mungkin menurut kalian aku ini lebay, tapi memang begitu keadaannya. Selama ini aku belum pernah membonceng wanita selain Mamahku dan Adikku. Jadi maklumkan saja jika Aku begitu.Saat memasuki Area Sekolah banyak sekali yang memerhatikanku. Cowo-cowo melihatku dengan tatapan membunuh dan tampak siap untuk mencincang tubuhku.Seruan-seruan kotor dan sumpah serapah mulai keluar dari mulut mereka. Mulut mereka komat-kamit seakan membaca mantra untuk menyantetku. Dan yang Perempuan melihatku dengan tatapan aneh dan sinis. Sepertinya mereka berfikir "Pasti si cupu ini mengguna-guna Nadine." Sepertinya semua orang tidak setuju dengan Nadine yang dibonceng denganku. Quote:"Yuk ndu ke kelas." Ajak Nadine.

Kelas Nadine itu sebelahan dengan kelasku. Ini adalah pilihan yang sulit. Jika aku mau, pasti makin banyak setan-setan yang akan membunuhku disekolah. Tapi jika aku tidak mau tentu aku tidak enak dengan Nadine.

"Oiya aku beralasan saja ingin ke kantin dulu karena belum sarapan." Ucapku dalam hati.

"Maaf nad, kamu duluan aja ke kelasnya. Aku mau kekantin dulu belum sarapan."

"Ehh, aku ikut kamu aja. Aku juga belum sarapan." Jawab Nadine yang membuatku semakin pusing.
Ohh tidak bagaimana ini. Kalau sudah begini aku tidak mungkin beralasan lagi. Lebih baik jalan berdua ke kelas, daripada duduk berdua dikantin. Tambah gawat nanti.

"Yaudah ke kelas aja yuu nad. Aku udah ga laper." Ajakku kepadanya.

"Tadi katanya kamu belum sarapan." Ucapnya dengan tatapan aneh kepadaku.

"Iya, aku mendadak kenyang gitu nad hehehe." Jawabku.

"Yaudah kalau gitu, yuk ke kelas."

Baru satu langkah kami berjalan, kata-kata setan semakin banyak dan semakin keras keluar dari mulut-mulut kotor itu.
Dua langkah, suasana berubah menjadi mencekam seperti suasana difilm-film horror, kabut-kabut pun mulai turun memenuhi sekolah.
Tiga langkah, Petir pun mulai ikut bersambaran. Langsung ku ajak Nadine untuk mempercepat langkah. Nadine yang tidak mengerti hanya mengangguk bingung dan mengikutiku.

Sesampainya dikelas, Agung dan Rizky langsung menghampiriku. Rizky langsung bertanya-tanya padaku.

"Pake pelet apa lu ndu? Ko Nadine mau lu bonceng sii? Gua aja susah ngajak dia pulang bareng."

"Aku pake pelet cupang." Jawabku asal.

"Hah!! Berarti bener kamu melet Nadine ?" Sahut Agung dengan bodohnya.

"Terserah kamu lah gung." Ucapku tak perduli.

Pertanyaan-pertanyaan aneh terus mereka lontarkan kepadaku sampai akhirnya mereka diam saat guru mulai mengajar.

~~●~~


~Jam Istirahat

*dug*

"Aww"

*dug dug*

"Aw Aw apa sih gung!!" Ucapku kesal karena daritadi ia memukul bahuku.


"Itu liat ndu Nadine lagi jalan kesini."

"Hah." Langsung aku menengok mencari sosok Nadine. Ternyata benar ada Nadine sedang menuju ke arahku sambil tersenyum.

"Haii." Sapanya

Aku terdiam sesaat sampai..

*Plakk* "Oyy malah bengong lu, itu Nadine manggil." Ucap Agung kesal.

"Hah hah apa apa e-eh iya kenapa Nad?" Ucapku gelagapan.

"Hihihihi kantin yuk!" Ucapnya sambil tersenyum.

Hahh gila aku sangat terkejut. Begitupun dengan anak-anak yang masih ada didalam kelas. Terdengar mereka mulai bisik-bisik walau hanya terdengar pelan. Tapi telingaku cukup sensitif untuk mendengar sumpah serapah yang keluar dari mulut mereka.

"E-eh gi-gimana ya nad.." Belum aku menyelesaikan perkataanku, kakiku langsung diinjak oleh Agung.

"Udah nad si Pandu mau kok" Ucap Agung sambil menarikku berdiri.

Missing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang