Chapter 1. Hery!

16 9 4
                                    

Chapter 1

Pada tanggal 31 Juli 1993 aku terlahir didunia ini. Aku diberi nama Hery oleh kedua orang tua ku, ketika aku berumur 4 tahun atau waktu aku masih TK kecil, aku diberitahu orang tua ku, "Nak ibu berharap kamu bisa membanggakan orang tua mu. Dan bisa membuat orang lain senang karena kamu." pertama! Aku tidak mengerti maksudnya, Kedua! Aku tidak peduli karena tidak mengerti, dan yang ketiga! "Bu aku mau main diluar" kata aku.

Waktu TK pasti ada belajar tambah dan kurang atau menghafal nomor 1 sampai 10 atau belajar ngomong dan banyak lagi yang dipelajari tapi aku lebih memilih bermain daripada belajar.

Waktu aku umur 8 tahun, aku sudah lulus TK satu tahun yang lalu dan sekarang aku baru masuk ke semester genap kelas satu SD. Aku hanya pengen bermain dan lain-lain yang membuat saya merasa senang, "Ibu aku pengen main bola dihalaman. Boleh gak?" kata aku. "Gak boleh nak, diluar sana panas. Tunggu sore aja ya." kata Ibuku. Ibuku bernama Meli, pekerjaannya rumah tangga, "Isshh! Ibu nih! Ya sudah kalau gitu aku main PS aja lah." kata aku yang marah kepada Ibuku.

Akhirnya, Ibuku terpaksa memberikan waktu kepada aku untuk bermain sebentar, "Ok, kamu boleh main PS tapi sebentar aja. Setelah itu kamu harus belajar yang giat untuk sekolah besok." kata Ibuku. Akupun tidak peduli dengan omongan ibu dan langsung membuka PS. Beberapa jam kemudian, Ibuku memberitahukan kepada aku untuk berhenti permainannya "Hery, sudah selesai mainnya. Sekarang ayo belajar." kata Ibuku. "Tak mau bu, lagi seru nih. Jangan ganggu dulu" kata aku.

"SUDAH HERY! JANGAN BUAT IBU CAPEK." kata Ibuku yang sangat marah dengan aku, "Ok bu saya tutup sekarang." kata aku dengan kaget dan ketakutan.

Akhirnya, aku belajar dari jam 3 sore sampai 7 malam, setelah selesai belajar, aku mandi dan makan malam. Tiba-tiba ayah aku pulang kerja.

Ayah aku bernama Gery. Ayah aku mempunyai usaha sendiri yaitu toko sepatu. Penghasilan yang didapatkan oleh ayahku juga lumayan untuk menghidupkan ekonomi keluarga ku. "Ayah!" kata saya dengan suara yang gembira dan memeluk ayahku, "Wah, anak ayah yang keren dan ganteng hahahaha. Hari ini kamu sepertinya senang sekali. Ada apa hari ini?" kata Ayahku dengan senyum. "Gak kok tadi siang aku buat mama marah karena aku keasikan main PS." kata aku dengan muka yang sedih.

Setelah ayahnya mendengar apa yang diomongkan anaknya, Ayahku hanya diam sejenak dan melihat aku yang sedang sedih, "Hahaha, Hery lain kali jangan buat Ibu marah ya. Nanti saya gak mau belikan mainan baru loh kalau mama marah terus ke kamu. Dan kamu harus rajin belajar buat masa depan kamu." kata Ayahku, "Hemm? Masa depan saya?" kata saya sambil garuk kepala. Yaahh.. Memang waktu itu aku gak mengerti.

"Haha sekarang pergi tidur, kamu sudah capek kan? Besok sekolah." kata Ayahku. "Iya, selamat malam ayah." kata aku dengan senyum dan lari ke kamar tidurnya, "Selamat malam juga nak." kata Ayahku dengan senang melihat anaknya.

Sebelum aku tidur, aku memikirkan apa yang diomongin Ayahku tadi. "Masa depan itu apa ya? Emm....... Apa ya? Hah! Besok sekolah! Bisa ketemu teman-teman, yey! Harus cepat-cepat tidur." kata aku berbicara di dalam hati.

Merawat Dan Tumbuh Seperti PohonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang