#5 care?

36 0 0
                                    

"everything okay mira. i am sorry" ucap alex menggelus rambut mira halus.

Amira merasa tenang, perlahan-lahan rasa perih di kaki dan pipinya reda. Ia menyudahi tangisannya, dan ia sadar sudah terlelap di dada bidang alex.

Alex tetap diam dalam posisinya. Masih merengkuh tubuh amira yang sudah berhenti bergetar. Wanita dipelukan sudah terlelap. Dan langka-nya wanita ini adalah Amira.

Seorang perempuan yang sulit di sentuh hatinya. Awalnya Alex berpikir ia hanya berniat main-main saja. terlihat seperti bajingan memang

Tapi ia tahu, ia tak mau kehilangan hal yang sama lagi.

----------
Sekarang menunjukan pukul 9 malam. Tapi Alex bingung akan mengantarkan Mira pulang kemana, sedangkan besok acara Pernikahan Fanny dan Rio. Kalau dia antar ke Rumah Fanny, yang ada ia akan di hakimi karna kaki amira banyak goresan karena kelalaiannya. Kalau ia antar pulang ke rumah Amira, mungkin ia bisa di bunuh hidup hidup oleh Papanya.

Alex mengambil ponsel amira yang ternyata mati. dan tiba-tiba ponselnya bergetar dan menampilkan nama Fany di layar.

"Bang alex dimana? kok mira belum pulang juga sih?"

"maaf fany, kamu taukan. dari tadi sulit untuk saya membujuk dia pulang. sekarang dia sudah tidur. kalau diantar ke rumah kamu jaraknya lumayan dan gak mungkin saya antar pulang dia kerumah, nanti saya--"

"okay okay fany ngerti nih, yaudah, jaga Amira baik baik, soal papanya biar fany yang urus. have fun!"

alex tersenyum penuh kemenangan, setidaknya ia gak akan di hakimi karna kondisi amira sekarang.

Alex memacu mobilnya menuju Apartemen miliknya yang tidak jauh dari sini. Setelah sampai, ia menggendong tubuh mungil Amira Menuju Lantai 10. Dimana Apartementnya berada.

Ia membuka pintu kamarnya, membaringkan tubuh Amira.
Dilihatnya setiap inci tubuh amira yang terbaring lemah.

Rambut gadis ini lusuh, pipinya memerah, matanya sembab dan lututnya terluka. Alex merutuki dirinya sendiri. Khawatir dengan gadis asing didepannya. Merasa cemas, dan bahkan selalu ingin melihat wajah ceria Gadis ini.

Alex menjambak rambutnya kasar. Duduk di tepi kasur, mengelus pipi Amira dengan halus. Alex sadar,gadis ini berbeda, dan Ia sudah terlalu ikut campur di dalam hidupnya.

------
Pagi sekali, Amira membuka matanya, nyeri di kaki nya tak terasa sepedih semalam. amira memerhatikan sekelilingnya dengan seksama. Ini bukan kamarnya, bukan pula kamar Fanny.

Amira melihat baju yang ia pakai dan ternyata masih lengkap. Hanya sedikit luka di tulutnya karna insiden semalam. Amira merutuki dirinya, berpikir kenapa ia terlihat begitu lemah di depan pria asing. Alex.

Pikirannya tertuju pada Alex.

Amira terpekik ketika melihat ke sofa sebelah kasur ada Alex yang sedang tidur dan tanpa selimut.

Pekikan Amira sama sekali tidak membuat Alex terbangun. Amira turun, berjongkok dan mencuil bahu Alex sekilas. Tapi Pria itu tetap diam diposisinya

Dengan rasa pasrah dan balas budi. Amira mengguncang bahu Alex. Tapi yang Amira rasakan adalah Suhu badan alex yang panas.

Dia demam.

Amira membangunkan Alex. Mempapah tubuh alex yang besar naik ke atas tempat tidur. Menyelimutinya.

Amira segera pergi menuju pantry, mencari mangkok dan handuk kecil lalu mengisi air dingin didalamnya. Ia lalu menempelkan handuk itu di kening Alex. pria di depannya ini terlihat lemah, tak jauh beda saat pertama kali mereka bertemu. Terlihat menggenaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang