3. Go Home

5 2 0
                                    

7 tahun kemudian

Aku sudah mulai berkerja menjadi seorang dokter ahli bedah di rumah sakit ternama di Jakarta, sebenarnya keluargaku memiliki rumah sakit tapi aku berfikir, buat apa aku kuliah bertahun-tahun jika ujung-ujungnya aku berkerja di rumah sakit milik keluargaku, tidak menantang.

Dinata berkerja sebagai model suatu majalah fashion terkenal, itu pantas untuknya, aku senang adikku sukses.

Tian, ia sama denganku, tapi ia dokter umum, kami berkerja di rumah sakit yang sama, Agi—dia menjadi Direktur utama perusahaan ternama di Korea Selatan,  aku masih berbalas pesan dengannya, dan tentu menggunakan E-Mail milik adikku -Dinata-.

Aku tidak tahan, ingin rasanya aku mengatakan bahwa selama ini aku yang selalu membalas semua pesannya, tapi aku tak ingin Agi kecewa, mungkin ada saatnya ia tau, tapi bukan sekarang.

" dok, pasien kamar 2222 mengalami pemberhentian fungsi jantung. " ucap seorang suster dengan panik, aku langsung berlari ke kamar rawat tersebut.

" siapkan semua alat. "

*****

'halo?'

tian? gue lagi di parkiran, lo kemana sih? jadi pulang bareng gak?

' ini lagi beres-beres, bawel banget, untung sayang '

cepetan!

aku mematikan panggilan dan bersender di mobil tian, aku membuka E-mail milik adikku di smart phone milikku, ada satu pesan yang belum ku buka dari Agi, aku membuka pesan tersebut

Agisatya01@gmail.com

I'm Go Home Dinata, see u again darl.

Agi—pulang? pulang? aku menutup mulutku, ya tuhan, rasanya aku ingin pingsan, terkejut Agi akan pulang. terlihat Tian berjalan santai ke arahku. aku berlari ke arahnya

" TIAAAANNNNNN!!!! " aku berteriak senang lalu memeluknya erat, Tian mengerutkan dahinya

" berasa di peluk pacar, lelahnya jadi ilang " ucap Tian membalas pelukanku, aku melepas pelukanku dan menatap tajam kearahnya. Tian hanya mengeluarkan cengiran manisnya

" Agi pulang " ucapku girang, kulihat cengiran Tian memudar perlahan, lalu ia berdehem.

" lo gak seneng? " ucapku pelan

" gue bakal seneng kalo lo juga seneng. " Tian tersenyum tulus dan aku kembali memeluknya.

****

Reiva dan Dinata sedang menonton film di kamar Dinata, sangat jarang mereka bertemu karna jadwal Dinata sebagai model sangat padat dan Dinata juga mulai tinggal di apartemen miliknya, begitupun Reiva sebagai dokter yang sering lembur dan jarang ke rumah karna tinggal di rumah sederhana milik dirinya sendiri.

" dek, lo masih inget Agi? " ucap Reiva

" Agi? Siapa? " Dinata berfikir

" sahabat kecil kita yang lagi di korea selatan, inget gak? "

" inget kali, kenapa emangnya? " ucap Dinata acuh

" Dia pulang besok. " sempat terjadi keheningan

" jadi? " Dinata menatap Reiva.

" ih— lo cantik-cantik bloon, ya— kita bakal nyambut dia lah. "

" dia—tampan? "

" iya "

" mapan? "

" so pasti "

" fix, calon pacar gue. "

" halah giliran di bilang gitu aja bilang 'calon pacar', disuruh bales e-mailnya aja ogah-ogahan. " Dinata hanya cengengesan, di hadapan kamera saja ia terlihat dewasa, tapi sekarang terlihat anak kecil yang membutuhkan bimbingan

" tapi gue minta ke lo, untuk ngerahasiain kalo selama ini gue yang bales semua pesan dia, berusaha untuk biasa aja. ngerti? "

" Siap bos !! " Dinata melakukan hormat dan tersenyum.

'Semoga semua akan baik-baik saja'-Reiva

 PAPER UMBRELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang