4. When I see u

5 2 0
                                    

Reiva, Dinata, dan orang tuanya sedang berada di bandara untuk menyambut Keluarga Agi yang sebentar lagi akan sampai, Reiva dan Dinata bahkan sampai harus mengosongkan aktifitas mereka hari ini untuk acara penyambutan ini.

" Kak, lo kenapa sih? gelisah banget, tenang aja, cuma libur satu hari doang " ucap Dinata lalu menyesap CoffeLate miliknya, Reiva terdiam ia tak menanggapi perkataannya.

Bukan !! bukan karna ia izin tidak berkerja hari ini, tapi karna ia takut Agi tak mengenalnya, dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan Dinata, kemudian ia berfikir Agi akan semakin tampan, Hell no!

" eh—itu mereka! " ucap Rianti lalu berdiri dan menghampiri kedua orangtua Agi,

Reiva terdiam ragu untuk menoleh, ia berusaha untuk tidak gugup dan tidak terlihat seperti orang bodoh, sebenarnya ia sudah berlatih tidak gugup sejak di rumah, tapi semua itu tidak berguna.

" ayo kak, dia ganteng banget " bisik Dinata disertai tawa kecilnya, Reiva dan Dinata berdiri dan berjalan menghampiri kedua orangtua mereka.

" Eh—Ca, ini anakku " ucap Rianti sambil merangkul Reiva dan Dinata, mereka mencium punggung tangan Caca -ibu Agi- dan tersenyum

" Ini Reiva sama Dinata?  cantik-cantik ya, udah lama gak ketemu, jadi pangling, kemarin masih pada imut-imut, kalian sekarang sibuk ngapain? " tanya Caca.

" Rei udah jadi dokter ahli bedah, tante. dan sekarang sibuk ngurusin pasien." ucap Reiva

" kalo Nata udah jadi model majalah fashion busana gitu tante. "

" Oh—kalo Nata tante udah tau, si Agi sering ngumpulin  majalah yang ada kamu-nya, dan dia bilang itu kamu " Agi hanya tersenyum.

Reiva terdiam, begitukah? ah—itu menyakitkan.

" yauda kalian quality time ber-tiga, kangen-kangenan situ, pulangnya naik mobil Reiva aja ya, kita pulang duluan " kedua orangtua mereka pergi meninggalkan mereka yang di selimuti kecanggungan.

" Ha—hai, Dinata. " ucap Agi terbata dan tersenyum canggung, Dinata hanya tersenyum, terjadi keheningan lagi.

" Lo gak mau sapa kaka gue, Gi? " tanya Dinata,

"o—ohh, hai, em— " Agi menggantungkan kalimatnya

" Reiva. " ucap Reiva datar, terlihat biasa saja di wajahnya, namun jauh dalam hatinya ia merasa kecewa dan sedih. dugaannya benar, ia dilupakan.

" ahh iya, Reiva. " ucap Agi tersenyum.

" lo makin cantik ya, Din " puji Agi

" lo juga ganteng banget, Gi " puji Dinata,

" kita makan yuk " Agi berjalan merangkul Dinata dan berjalan melewati Reiva begitu saja, senyum manis yang Reiva paksakan hilang begitu saja.

 PAPER UMBRELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang