Teaser "Eradication"

691 48 11
                                    

 Teaser.

“Tingkat penyebar luasan area teradiasi meningkat pesat dalam seminggu terakhir. Dan Asia Barat menjadi kawasan terakhir yang terkena radiasi minggu dini hari kemarin. Diperkirakan karena badai pasir di Mesir, menyebabkan radiasi lebih cepat meluas karena pergerakan angin.”

Mataku melirik malas pada siaran berita pagi yang sedang kutonton, sejak semalam semua pegawai terlihat lebih sibuk dan bahkan Luke membatalkan janjinya denganku karena urusan mendadak di markas utama.

Semua terlihat makin rumit.

Aku mendesah lelah lalu melirik pada Ash yang kini tertidur di sampingku dengan kepala yang bersandar pada lengan sofa. Ash baru kembali pada tengah malam dan dia menerobos masuk ruanganku saat aku sedang serius mencari data lebih banyak tentang Flint Stark di arsip-arsip kemiliteran yang bisa kubuka sesuka hati lewat pc khusus yang bahkan juga bisa membuka arsip-arsip umum milik federasi, walau bukan yang rahasia.

Ash terlihat sangat berantakan dan lelah, sudah kusarankan agar dia tidur di ruangannya sendiri dan kupanggilkan dokter keluarga. Tapi dia menolak dan lebih memilih melewati jam tidurnya yang salah jadwal, bersamaku di sofa yang walau besar dan nyaman tetap tidak cocok untuk tubuh Ash yang kelewat tinggi.

“Ash, lebih baik kau tidur di kasur saja. Atau—“  

Aku terdiam saat Ash malah menarik pergelangan tanganku, membuatku terjatuh diatas dada tegapnya yang tengah berbaring di atas sofa. Aku menggeliat tak nyaman dan berusaha melepaskan pegangan Ash pada pergelangan tanganku, tapi kemudian Ash malah menarikku mendekat. Dan saat itu aku baru sadar kalau Ash sama sekali belum terbangun dari tidurnya. Dia bermimpi atau mungkin mengigau.

Oh, betapa malangnya nasib pria beriris biru gelap ini. Kurasa Ash memang benar-benar kurang istirahat.

“To-long, lindungi dia!” Ash berteriak di sela-sela tidurnya. Bisa kulihat wajah tampan yang identik dengan milikku hanya saja dalam bentuk yang lebih perkasa itu berkeringat dingin. Kedua alis tebalnya bertaut dan dia terlihat gelisah dalam tidurnya.

Hatiku terasa dicubit dan berdebar dalam waktu yang bersamaan. Melihat Ash yang seperti ini entah kenapa membuatku prihatin dan rasa khawatirku yang berlebihan menyeruak keluar. Tanganku yang bebas terulur menuruni pelipis dan rahangnya yang penuh dengan luka gores, lalu berpindah pada kain kasa yang menutupi pelipis kirinya.

“Ash,” aku berbisik pelan, mencoba menenangkan Ash tanpa membangunkannya. Kuusap dahinya yang penuh keringat, dan melakukan hal yang sama pada rambut coklat terangnya.

“Kita akan baik-baik saja. Aku janji,” aku berbisik seperti yang selalu  dilakukannya padaku ketika aku ketakutan. Dan terus mengusap dahi serta rambut Ash yang sekarang penuh dengan keringat. Tautan di alisnya memudar beberapa saat kemudian, dan Ash terlihat lebih tenang. Pegangan Ash pada pergelangan tanganku juga mengendur, tapi aku tidak berniat melepaskannya dan sengaja berlama-lama memandangi wajah tampannya itu.

“Sebenarnya, apa yang kau lakukan di federasi mengerikan itu Ash?” aku berbisik pelan, lebih bertanya pada diriku sendiri. Menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dan mengakibatkan Ash terluka dan lelah hingga sedemikian parahnya. Bahkan dia sampai mengigau di tidurnya.

“Perkembangan virus mematikan berkembang makin memprihatinkan. Selama tiga minggu terakhir, tiga negara kecil di Afrika Selatan terkena invansi yang mengakibatkan menurunnya jumlah populasi di benua hitam tersebut. Sementara di Korea Utara, pemerintah memutuskan untuk membuat pagar beton di seluruh negara industrinya. Sebagai antisipasi terhadap invansi mendadak yang kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat.”

Aku menoleh dan menatap layar besar tv hologram yang menyala di udara itu dengan lelah. Area yang teradiasi makin meluas dan penyebaran virus mematikan itu semakin hari semakin pesat saja. Apa ada kemungkinan bagi manusia untuk menghentikan petaka ini? Karena bisa dipastikan dalam lima belas tahun mendatang populasi manusia di bumi akan benar-benar musnah jika virus dan radiasi mengerikan itu tidak segera dihentikan.

A/N : So guys, ini bukan bagian dari Half Moon tapi ini adalah salah satu teaser dari cerita yang lagi aku buat. Mohon maaf! Teaser ini termasuk permintaan maaf karena udh nggak update HM sebulan. Sowwyyyy, aku lagi stuck parah sama HM dan nggak tahu kapan ngelanjutinnya lagi :( But, surely pasti bakal lanjut lagi kok!

Nah, sedikit cerita tentang teaser ini. Ini teaser buat cerita yang lagi aku buat, genrenya sci-fi, action sama romance. Nah buat yang kalian yang suka sama sci-fi, jangan lupa baca teaser ini ya. I'm sure, this story will be worth to wait.

Oh, kalian pada dapet salam dari Elodie nih. Haha, tinggalin komentar kalian ya tentang teaser ini. Thanks :)   

Half Moon: Rise of the Last AllesWhere stories live. Discover now