2

48 11 9
                                    

Dulu aku punya mimpi dalam setiap perjalanku, namun mimpi itu sirna ketika ku telah menjemputnya. Bukan sirna sebagai kenangan indah namun justru sebaliknya yang membuat aku benci akan mimpi itu dan berharap aku tak pernah memimpikannya. Dan itu semua mengubahku yang dulu menjadi yang sekarang.

“pagi Lisa” sapa salah satu karyawati lainnya yang tak lain adalah sahabatku. Warni Irmawati.

“pagi Irma” balasku singkat dan tersenyum seperlunya.

“Lisa,” panggilnya lagi padaku. Alisa Maharani. Itulah namaku. “ada yang mau aku omongin” lanjutnya

“ada pa Irma?”

“Lisa, tadi Lee menghubungiku. Ia ingin berbicara padamu” katanya yang membuatku terkejut. Lee? Laki-laki itu? Untuk apa? Apa yang ingin dibicarakannya?.

“Lis, Lisa” panggil Irma yang menyadarkanku dari pergulatan pikiranku.

“oh... iya, suruh saja dia mengirim pesan ke e-mail ku. Karena tak punya waktu untuk berbicara dengannya” balasku berusaha untuk sesantai mungkin.

“mmm ok. Aku akan kasih tahu dia”

“makasih” jawabku tersenyum yang sesungguhnya aku tak sama sekali ingin tersenyum.

Aku memasuki ruanganku. Ya aku cukup terkenal disini. Bukan maksudku sombong tapi ya karena aku sangat mencintai pekerjaan ini sehingga aku dinaikkan jabatan dan sangat di percaya disini.
Hingga pekerjaan yang kucintai ini membuat relung hatiku melubang seperti lubang hitam diangkasa yang abadi dan dapat merenggut setiap kebahagiaan yang susah payah ku ciptakan.

Aku menghidupkan komputerku dan menyalakan mode WIFI. Niat awalku bukan karena aku tak sabar melihat e-mail yang dikirim ole Lee. Tapi....

Benarka? Secepat ini? Atau sebelumnya dia memang  mengirimku e-mail juga? Batin ku saat ku buka e-mail Lee muncul pertama kali di kotak pesan ku. Tapi, seperti kataku sebelumnya, aku sama sekali tak tertarik.

Kubiarkan saja e-mail itu dan mengecek e-mail lainnya. Barangkali atasanku mengirimi ku tugas tambahan hari ini. Karena memang saat dia tak ada di sini—kantor—ia suka mengirimiku pesan lewat e-mail.

Ntah kenapa? Mungkin alasannya dengan e-mail akan lebih mudah, ditambah lagi ia sering mengirim file dalam bentuk Ms. Office yang tak mungkin dikirim lewat sms handphone.

—bukankah semua kantor seperti itu? Benar kan?—

Dan bersyukurnya aku ketika tak tugas tambahan. Aku hanya harus mengedit beberapa tulisanku dan menyelesaikan tugasku yang sebelumnya belum kuselesaikan.

Sampai tiba-tiba......

Ting... message...

Suara itu menandakan ada e-mail yang masuk. Langsung aku cek, ternyata dari Lee.

Dia mengirimiku e-mail lagi. Aku dengan sigap memindahkan wall jendela komputerku ke Ms. Word lagi.

Ting.... message...

Lagi? Oh ya Tuhan, lepaskan aku darinya.

Pintaku memohon dalam diam dan hanya tersirat dalam raut wajah yang berusaha kukontrol.

Aku mengceknya. Tapi...

bukan.

Bukan dia. Melainkan atasanku.

e-mail.
From : Mr. Robbert Agata
To : Alisa Maharani
Date : 20 Juni 2017
Lisa kamu saya tugaskan untuk 2 minggu kedepan tepatnya hari Selasa, 4 Juli 2017 untuk pergi ke salah satu tempat dari dua yang saya tawarkan.
1. Korea
2. Palestina
Pili salah satu dari kedua negara tersebut. Kamu harus menulis perjalanan mu ke negeri tersebut, seperti biasa kamu paham bukan?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my dream LOST in SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang