Suddenly- Part 1

183 13 20
                                    

Pagi itu, 3 hari sudah Anya bersekolah di SMA Tunas Indah. Untung saja selama 3 hari ini ia bersekolah disana, tidak ada masalah yang menimpanya.

Ternyata beberapa detik setelah ia berfikir seperti itu, suatu kejadian yang ia alami detik itu mematahkan aggapan bahwa hari ke 3nya bersekolah disini baik-baik saja.

Dimulai saat Anya sedang membawa 5 buah kamus Bahasa Indonesia dari perpustakaan karena diminta oleh Bu Eni.

" yakin nih si Bu Eni nyuruh gua buat bawa ini ke kelas? Secara ini kamus bukan kapas. Pasti berat banget. "
katanya berbisik kesal.

Anya berjalan sangat hati-hati. Ia tidak bisa fokus melihat jalan. Ia fokus dengan kamus itu supaya tidak jatuh.

Karena Bu Eni pesan kepadanya seperti ini

' kamu harus bawa kamus ini ke kelas dengan aman dan gak boleh jatuh. Kalo jatuh saya akan tahu. '

Sial.

Katanya di dalam batin jika mengingat perkataan gurunya itu.

" itu guru benci banget kayak sama gue. Sampe-sampe mesti gue yang bawa kamusnya ke kelas. Secara ada 20an cowo di kelas. "
gumamnya karena kekesalannya itu semakin menjadi-jadi.

*****

Separuh jalan menuju kelas X ips 2 telah ia lalui dengan perjuangan.

Namun, tiba-tiba saja kamus yang dipegang Anya terlihat akan jatuh sebentar lagi.

Sekilas ia melihat seorang siswa sedang menyapu di halaman. Terlihat sedang di hukum. Entah apa yang telah ia langgar saat itu. Tapi yang terpenting semoga cowo itu bisa membantunya untuk membawa kamus-kamus yang berat ini.

" eh elo. Bantuin gue dong bawain kamus! " teriaknya kepada lelaki yang sedang menyapu dengan asal-asalan.

Dilihatnya juga lelaki itu masih sibuk dengan menggerakan sapunya ke kanan-kiri dengan tidak pakai hati, tanpa menghiraukan Anya yang meminta pertolongan kepadanya.

" woyyy budekk!! Bantuin gue kek, berat nih!! Woyy!! Jadi cowo kok gak punya rasa kasihan sih sama cewe! Ih" teriaknya dengan marah.

Cowo itu menoleh juga akhirnya, " apaan sih?! Minta tolong yang sopan dikit napa. Oh iya kuping gue juga masih sehat jadi gak usah pake teriak. Sinilah. "

Akhirnya lelaki itu membawakan semua kamus itu.

" bawa gini aja kok ngeluh. "

" ihh gue kan cewe. Ini terlalu berat buat cewe. "

" dasar cewe. LEMAH! " katanya sambil menekan kata 'lemah' ke arah wajah cewe itu.

" Bodo! " kata Anya membalas.

Mereka pun sampe di depan kelas X ips 2. Tapi tiba-tiba saja cowo yang tidak diketahui namanya itu rem mendadak sehingga jidat Anya menabrak bahu cowo itu.

" lo ngapain berenti sih? Gak ngasih tau dulu lagi. Sakit nih pala gue! " cetusnya.

Lelaki itu kembali menyerahkan 5 kamus yang super berat itu ke tangan Anya " nih bawa sendiri ke dalam. Entar kalo gue yang bawa, lo bakal kena marah sama dia. "

" Thanks! " ucap Anya dengan ikhlas namun cowo itu tidak membalas dan langsung pergi begitu saja.

" Cowo macem apa coba. Ih! Gue tarik lagi makasihnya. " kata Anya yang kemudian mengetuk pintu kelasnya.

*****

Terlihat Bu Eni sedang memasang wajah sangarnya yang selanjutnya menyamperinya.

" ngapain aja kamu? Lama amat. Ngambil beginian aja lama kamu. Gara-gara kamu kelamaan jam pelajaran saya habis dan tidak jadi digunakan. Sekarang kamu bawa kembali ini ke perpus. " perintah nenek sihir itu.

Mungkin bagi Anya julukan itu pantas bagi gurunya yang cerewet dan tidak berperikemanusiaan ini.

Bu Eni pun langsung keluar dari kelas itu dan menuju ruang guru.

Jam istirahat pun tiba.

" Nya, gue mau ke kantin lo mau ikut gak? " tanya Zahra, sahabatnya, yang kebetulan satu kelas dengannya.

" aduh kagak deh. Gue mesti balikin ini kamus. Kalo gak kan lo tau sendiri entar endingnya gimana. "

" iyaa sih. Yaudah gue ke kantin dulu ya. Bye! "

" B-bye. " jawabnya lesu.

Anya pun segera berjalan menuju perpustakaan yang jaraknya lumayan jauh dari kelasnya sambil membawa kamus yang sangat berat.

Perpus dan kelas Anya bagaikan ujung bertemu ujung.

Namun saat Anya ingin mengangkat kamus-kamus itu kembali, tiba-tiba ada Vincent yang datang dan membantunya.

" gue bantu ya Nya! " tegasnya.

Anya pun mengangguk mendengar tawaran Vincent.

Akhirnya Vincent yang membawa semua kamus itu ke perpus ditemani oleh Anya disampingnya.

" kok tega sih Bu Eni nyuruh cewe ngambil kamus yang berat kayak gini? Cewenya lo lagi Nya! " kata Vincent.

" tau tuh. Gue juga heran sama dia. Mungkin karena gue sering dapet nilai 100 kali pas matpel dia. "

" ya masa sih? Bukannya bagus ya kalo lo bisa dapet perfect di matpel dia? " lanjut Vincent semakin heran

" gak tau tuh. Dia mah emang aneh. Gak usah dipikirin deh Cent. "

Mereka pun sampai juga di depan perpustakaan, dan segera meletakkan kamus itu di tempat semula.

Akhirnya selesai juga. " thanks ya " kata-kata itu keluar dari mulut Anya tiba-tiba.

" your welcome. " kata Vincent lalu tersenyum.

*****


" eh lo udah makan belom? " tanya Vincent memecahkan suasana yang hampir sepi itu.

" ya belomlah. Kan gue mesti balikin kamus ini ke perpus. Kenapa emangnya? "

" oh iya ya. Ke kantin yuk! Gue yang traktir deh. Gimana? "

" siap boss. "
Kata Anya sambil berlaga hormat lalu mereka tertawa.

Mereka pun segera keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kantin sebelum waktu istirahat berakhir.

Mereka telah sampai setelah 2 menit berjalan.

" lo mau makan apa? " tanya Vincent.

" gue ikut lo aja deh. " jawab Anya karena bingung.

" ok. "

Sambil menunggu makanan datang, Anya melamun sambil memangku kepalnya dengan tangan dan memperhatikan sekitar kantin.

Saat ia memperhatikan sekeliling, ia melihat cowo yang tadi membantunya dengan tidak rela. Ternyata ia sudah punya pacar. Cantik lagi.

" lah ada juga yang mau sama dia. " gumam Anya.

Saat Anya memperhatikan lelaki itu, dari belakangnya Vincent membawa 2 piring siomay di tangannya.

" Nya?! Lo liatin siapa sih? Serius banget? "

Kata-kata Vincent mengejutkannya.

" ah bukan apa-apa kok. Yaudah makan yuk. " jawab Anya.

" oh lo liatan cowo yang lagi pacaran itu? Itu Adam Nya temen sekelas gue. Kenapa? Lo suka sama dia? " jelasnya agak tidak cemburu.

" apaan sih lo ngomongnya. Ya enggaklah. Dia itu tadi bantuin gue pas bawa kamus ke kelas tapi gak ikhlas gitu bantuinnya. Udahlah. "

Setelah 10 menit makan, mereka pun selesai dan Anya akhirnya meminta Vincent untuk segera balik ke kelas karena ia risih dengan cowo itu yang mungkin menangkap basahnya melihat ke arahnya dengan tatapan curiga.





-suddenly-

Gimana ceritanya? Bagus gak
Jangan lupa vote sama comment ya
Hahaha ditunggu

SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang