Music Rooms

213 5 0
                                    

     Ketika  waktu makam malam tiba,aku mendengar suara piano itu lagi,tapi kali ini suaranya terdengar begitu keras,sampai-sampai semua murid di  Eiden mendengarnya.Mr.Ryan  menyuruh agar semua murid tenang atau dalam artian kata tidak panic.Entah kenapa tiba-tiba ada yang memanggilku dari ruangan music itu.Akhirnya akupun meminta izin kepada Mr.Ryan  untuk permisi sebentar,sebenarnya Mr.Ryan tidak mengizinkanku,karena keadaan yang sedang mengerikan ini,tapi dengan berat hati Mr.Ryan mengizinkanku,akhirnya aku segera menuju ruangan music itu.

     Ketika aku sudah sampai di ruangan music itu,suara lantunan melodinya sangat merdu seperti meredukan berbagai penyakit.Tapi tiba-tiba Justin datang menemaniku,aku merasa bangga ada yang menemaniku,ketika Justin  datang ,aku mendengar suara orang memangilku.Suara itu bukan Cuma aku yang mendengarnya tetapi Justin  juga mendengar suara itu.Suara itu semakin terdengar sangat jelas ketika kami berdua masuk ke ruang piano itu,suaranya berasal dari sebelah bangku piano itu.Akupun segera menuju bangku itu.Tapi,ketika aku menuju bangku itu suaranya piano,orang memangilku tiba-tiba menghilang.

  Lalu Justin mendengar suara hetakan kaki menuju arah kami,ternyata hentakan kaki yang menuju arah kami adalah hentakan kaki Harris,Harris menghampiri kami,dia menyuruh kami agar segera kembali ke kamar ,karena sudah malam waktunya menunjukan pukul 09.00 malam,sudah waktunya untuk tidur.Tapi aku dan Justin menghiraukan ucapan Harris,aku dan Harris tetap saja berada di ruangan music itu.Setelah itu Harris pergi meninggalkan kami berdua.

     Malam pun semakin larut waktu menunjukan pukul 11.00 malam ,suara yang mengerikan mulai terdengar di telingaku dan Justin.Entah mengapa,mungkin hanya perasaanku saja ,aku mendengar suara orang  memangilku dan Justin.Tanpa kusangka Justin  juga mendengar suara itu.Suara itu semakin malam semakin keras ku mendengarnya .

   Tapi alangkah baiknya jika kami melanjutkannya besok dan kembali ke kamar .Akhirnya kami berdua segera kembali ke kamar.Ketika kami mau menuju kamar,Mr.Andrias melihat kami,lalu Mr.Andrias menghampiri kami berdua.

“mengapa kamu Caitlin  dan Justin belum tidur?mengapa kalian berdua masih berkeliaran di Asrama?kalian tidak tahu sekarang sudah pukul 11.30 malam,ini sudah larut malam”.tanya Mr.Andrias kepada kami

“Maafkan kami MrAndrias,kami berdua tadi habis ke ruangan music.jawabku

“baiklah,kali ini kalian berdua ku maafkan,tapi jangan di ulangi lagi ya,kembalilah ke kamar kalian .jawab Mr.Andrias

   Setelah itu kami segera kembali ke kamar kami,dalam perjalanan menuju ke kamar ,aku berpikir mungkin besok Mr.Andrias akan menceritakan kejadian ini kepada semua guru di asrama Eiden,dan aku ,Justin,bisa saja di hukum.Tapi pikiran itu aku buang jauh-jauh,dan segera kembali ke kamar.

  Keesokan harinya,aku mengajak Justin,Lee,dan Raden untuk ke ruangan music itu lagi,awalnya mereka bertiga menolak ajakanku,tapi demi teman mereka menerima ajakanku.Tanpa di segaja Harris mendengar obrolan kami berempat,dia langsung menghampiri kami.

“hey,kalian berempat  ingin ke ruangan music itu lagi ya? Tanya Harris

“iya,memang kenapa? Jawab Lee

“kalau kalian berempat ,ingin ke ruangan music itu,aku akan melaporkannya kepada Mr.Andrias  .”jawab Harris dengan sadis

“tolonglah Harris,jangan laporkan kami kepada Mr.Andrias,kami ke ruangan music itu,karena kami masih penasaran dengan ruangan itu.”jawab Justin

“baiklah aku tidak akan melaporkanya kepada Mr.Andrias,tapi ada syaratnya”.jawab Harris

“apa syaratnya?kami pasti akan berusaha memenuhinya”.jawabku

“syaratnya kalian harus mengajakku juga ke ruangan itu,karena aku juga penasaran dengan ruangan itu.”jawab Harris

“BAIKLAH….”jawab kami serentak.

    Ketika malam sudah tiba ,kami bersegera menuju ruangan music itu.Setelah kami sampai di ruangan itu,lantunan melodi piano itu berbunyi lagi.Tapi kali ini lantunan melodinya sangat merdu,kamipun jadi  semakin penasaran.Akhirnya kamipun mendekatinya,ketika kami mendekatinya terlihat seperti ada seorang  anak perempuan berambut pirang sedang memainkan piano itu.Suara lantunan melodi itu membuatku semakin merinding,seketika anak itu menoleh ke kami dan menghentikan bermain pianonya,kami pun semakin merinding di buat anak itu,anak itu terseyum kepada kami.Seyuman anak itu seperti mempunyai makna yang dalam.Tiba-tiba saja Harris menghampiri anak itu dan berbicara padanya.wajar saja dia tidak takut pada anak itu , dia kan seorang Vampire setengah manusia.

“mengapa kamu menghentikan permainan piano mu? Tanya Harris

“aku…. Menghentikan bermain pianoku karena ada kalian”.jawab anak itu dengan suara yang lembut

“jadi,maksud kamu kedatangan kami di sini hanya menganggumu?Tanya Harris

“tidak,kedatangan kalian tidak menganggu ku ,tapi aku senang kalian datang,sebelumnya tidak ada yang berani ke ruangan ini,karena benyak yang bilang ruangan ini mengerikan.”jawab anak itu

“sebenarnya kamu siapa?kenapa setiap malam atau pertengahan malam kamu sering memainkan piano?kenapa tidak di waktu siang saja kamu memainkannya? Tanya Lee

“aku..sebenarnya Tasya Ordilka.”jawab anak itu

“apakah kamu benar Tasya Ordilka?Tanyaku

“iya,aku memang benar Tasya Ordilka,aku terbunuh oleh David Lavardo,sebelum dia membunuhku aku di siksa oleh dia sampai entah kenapa,David Lavardo tega membunuhku dengan Sadis.’’jawab anak itu

“baiklah,sampai bertemu besok.”jawab kami

“kalian mau pergi ke mana?jawab anak itu

“kami mau pergi untuk tidur,ini sudah larut malam,kami takut ketahuan oleh Mr.Andrias kalau kami masih berkeliaran di Asrama.”jawab kami

“ya sudalah,selamat tidur.”jawab anak itu

When Dead Calls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang