× Amy ×
"Wah, drama yang bagus!"
"Aktingmu keren, aku bangga padamu."
"Amy Zenith sungguh luar biasa!"
"Wow! Amy Zenith got the role of queen?"
Aku hanya tersenyum menanggapi komentar teman-teman idiotku, yah, walau sebenarnya aku sangat ingin memeluk mereka karena aku sangat senang dengan komentar-komentar positifnya. Lalu mereka sangat senang sekali kalau aktingku begitu bagus– bahkan, mereka mengira aku sudah jatuh cinta dengan drama.
Tentu saja, belum.
"Eve, ayo! Kita harus mengenang masa ini!" Samantha menarik Evelyn yang sedari tadi asyik melihat sekeliling ruang pementasan, lalu Calum meminta pada temannya untuk memotret kami.
"Katakan Amy!"
"Amy!!!"
"Sekali lagi, katakan Samantha!"
"Samantha!!!"
Clarisse lalu mengambil kamera yang dari tangan teman Calum, lalu melihatnya. "Kita tampak begitu senang." Katanya. "Kau tampak lucu dipanggung, aku suka. Aku ingin menjadi pangerannya." Luke menceloteh sambil mengenggam tanganku, melihatnya di situasi sekarang membuatku benar-benar sangat senang.
Teman-teman idiotku akhirnya keluar dari ruangan, mereka menungguku diluar sebentar karena aku melihat Mrs. Ryan menghampiriku. "Tadi itu, sungguh pertunjukan yang luar biasa." Lagi, aku tak tahan untuk tidak tersenyum hebat karena komentarnya yang baik. "Kau diluar dugaanku!" Sambil tersenyum, aku menjabat tangannya kemudian ia pergi.
"Amy! Kita terlihat hebat, kan?"
Sosok Ben mencolek bahuku membuatku reflek memutarkan badanku dan menghadap wajahnya, aku hanya bisa menanggapi dengan senyuman terbaikku. "Terimakasih, aku kagum dengan kalian." Juga, ada Nathan disamping Ben dan Zoe. Tak lama kami berbincang dan aku langsung keluar menyusul kawanan idiotku.
Aku sudah cukup akrab dengan Nathan sekarang, dimulai karena kami hampir selalu bertemu setiap pulang sekolah karena pementasan drama ini. Pikiran burukku tentangnya hilang begitu saja dan aku sudah memandangnya 100% baik. Oh, dan sepertinya ia sudah mempunyai pacar– itu cukup menjadi berita yang mengejutkan satu sekolah.
Tapi entah, aku juga belum tahu siapa pacarnya itu. Dan yang lebih mengejutkannya lagi untukku; Evelyn tidak senang dengan berita itu. Iya, aku tahu kesimpulannya; Evelyn menyukai Nathan dengan seketika. Katanya, "Entah, saat aku bersamanya di festival malam aku merasa sangat senang. Dan waktu hari itu– hari Kamis, Mr. Wilson menyuruhku untuk memanggilnya saat ia ada di kelas Matematika. Dari situ, aku melihatnya dengan seksama lalu jantungku ini tidak bisa berdegup dengan pelan, C! Dan kau tahu, kan, Samantha? Ya, Amy, aku menyukainya."
Ada satu hal lagi yang lebih mengejutkan untukku; Evelyn tak menyukai Hillary. Damn, kau ingat dia? Dia yang menyukai Luke dengan keras, dia yang ada dalam ceritaku sebelum Paris dan Glasgow terjadi. Dia– Hillary tidak memperdulikan Luke lagi dan itu sangatlah bagus, Hillary terlihat lebih tenang sekarang. Oh ya, Evelyn bukan hanya sekedar Evelyn-tidak-menyukai-Hillary tapi Evelyn-tidak-menyukai-Hillary-sampai-menunjukannya.
I mean, when lunchbreak– Evelyn was seeing Hillary got her lunch then suddenly Evelyn's mouth insulted Hillary very sharp and everyone who heard Evelyn laugh. Dan ya, Hillary dengan sekejap menjadi bahan untuk ditertawakan dan itu dimulai dari Evelyn. Aku tak mengerti, ia bahkan baru mengetahui tentang Hillary dalam hubunganku dan Luke saat sesudah ia menghina-hina Hillary. Ada sesuatu yang aneh darinya, ada hubungan yang tidak baik tentangnya dan Hillary.
"Aku sungguh jatuh cinta dengan Nathan tadi! Dan Am, ia mengajakku ngobrol saat kita sebelum foto bersama!"
Suara senang Evelyn menyambutku saat aku datang, dan kami semua langsung pergi gymnasium– tempatnya Luke, Calum, Michael dan Ashton menunjukkan bakatnya selama ada tambahan kelas musik. "Kau siap untuk bernyanyi?" Tanyaku pada Luke, menantang bocah sok ini. "Aku siap membuat konser terhebat," Jawabnya sambil merapihkan rambut.
"Aku marah padamu tadi malam, aku lupa!" Aku melepaskan genggaman Luke lalu langsung berlari kecil untuk menyamakan jalanku dengan Ashton. "Eh, kembali!" Dia berteriak dari belakang. "Maaf, love. Aku ingin melihat pacarku dari panggung sambil tersenyum."
"Oh? Seorang penguin diatas panggung?"
"Hei, jangan seperti itu."
Dia menggengam tanganku kembali dengan wajah gemasnya terhadapku, lalu kami berjalan menuju belakang panggung. "Calum, aku harap kau tidak mempermalukan pacarku dan yang lainnya." Celetukku, saat mereka sedang bersiap-siap. "You suck, Am!" Aku tertawa mendengarnya.
"Hei, jadi Luke seperti seorang superstar. Jangan membuat kesalahan, jangan mempermalukan aku!"
"Jadi, aku tidak boleh membuat kesalahan karena aku tidak boleh mempermalukanmu?"
"Iya–"
Belum selesai aku bicara, Luke memelukku dengan dekat. "Aku gugup, tahu." Aku tertawa mendengarnya, tangannya bermain-main kecil dengan rambutku. "Merasa lebih baik, hmm?" Dia mengangguk.
"Let's go!"
***
"Wow, really?"
"What? She's kinda hot though? He's got a shot though?"
Dalam sekejap, Luke langsung berlari ke arahku dan memelukku dengan erat. "We did it," Bisiknya dengan lembut. Aku balik memeluknya juga dengan erat, sangat-sangat bangga dengan penampilannya tadi diatas panggung. Suara tepuk tangan berhenti saat Luke dan sekawanan bandnya turun dari atas panggung.
"Very nice, really." Aku menatap wajahnya yang sumringah, ia mengelus-elus pipiku dengan bibirnya yang masih saja mengulas senyum. "Hanya ada satu hal yang hanya ku lihat tadi, it worked and i'm not nervous anymore." Katanya, "Kau tahu apa hal itu?" Katanya lagi dan aku mengangguk, wajah kami sangat dekat. "Kau, hanya kau,"
"Aku melihatmu tidak berhenti tersenyum dan hanya hal itu yang membuat rasa gugupku hilang!" Katanya lagi yang berhasil membuat kupu-kupu dalam perutku berterbangan. "Aku bangga padamu," Aku bergerak ingin memeluknya lagi tetapi aku berhenti karena Michael berkata, "Kita harus merayakan ini." Dan semuanya setuju.
"Datang ke rumahku dan kita akan bersantai dalam kamarku!" Suara Evelyn membuat kami semua dengan refleks menatapnya, "Kau yakin, America?" Tanya Michael, Evelyn mengangguk dengan semangat. "Oke, pukul sembilan malam di rumah America, setuju?" Dan, semuanya mengangguk setuju.
"Am,"
"Ada apa, Luke?"
"I'm sing for you, Amy. Hanya ada kau dalam pikiranku setiap aku memainkan gitarku dan setiap aku bernyanyi. Aku cukup romantis hari ini, kan?"
"Aah, Luke. Mengapa kau dalam sekejap menjadi romantis walau terdengar sedikit menjijikkan?
"Sial. Karena Amy, hari ini hari ke-344. Entah, aku selalu senang ketika menghitung hari dan ketika angka 44 selalu muncul. Kau tidak lupa tentang hari ke-44 semester lalu, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
home :: l.h
FanficAku tak akan kemana-mana lagi (mungkin, ini baru sebagian dari rencana) dan aku akan menceritakan kehidupan gilaku bersama seorang pacarku yang mungkin saja kejiwaannya sudah pudar, Luke Hemmings. Dan, bersama kawanan idiotku yang menghiasi hari-har...