13

64 8 3
                                    

Divany terlihat sedang duduk dipinggir lapangan, menunggu Daffa latihan basket. Sekolah sudah bubar beberapa jam yang lalu, tapi masih banyak siswa yang berada di sekolah.

Ia menunggu Daffa sambil membaca novel yang ia bawa dari rumah.

"Untung aja gue bawa novel, kalo engga gue bete akut." Coleteh dalam hatinya.

"Diva belum pulang?" Tanya Radit yang tiba tiba datang dan langsung duduk di samping Divany.

"Het dah rempehan rengginang, kaget gue kak." Kata Divany sambil mengelus dadanya.

Radit yang mendengar ucapan Divany tertawa. "Sorry kalo gue ngagetin." katanya sambil nyengir.

"Ishh.. malah ketawa." kata Divany sambil cemberut.

"Hehe.. iya maaf." kata Radit sambil meredakan tawanya.

"Lo belum pulang?" Lanjutnya.

"Belum, lagi nungguin si kutu kupret. Kak Radit sendiri belum pulang?"

"Kutu kupret?" Tanya balik Radit tanpa menjawab pertanyaan Divany.

"Itu si Daffa." kata Divany sambil menunjuk Daffa yang sedang latihan

Radit yang mendengarnya kembali tertawa "Anzzr.. gue baru tau kalo si Daffa ganti nama, gila jelek banget namanya."

"Lah lo baru tau, udah lama kali dia ganti nama." Kata Divany sambil ikut tertawa

Tanpa keduanya sadar mereka telah menjadi pusat perhatian anggota basket.

"Liat tuh Daff." Kata Galih sambil menunjuk dua orang yang sedang asik berbincang di pinggir lapangan.

"Gila Daff, si Radit kekeuh banget ngedekatin adek lo." Kata Ari

Tanpa mereka sadar Davi sudah mengepalkan tangannya hingga buku tangannya memutih, ketika melihat Radit menggambil daun yang menyelip dirambut Divany.

"Anzzr.. tancap gas mulu si Radit." Kata Ari terus menimpali

"Berisik lo." Kata Daffa sambil melirik Davi. Ia berjalan kearah Davi sambil menepuk pundak Davi.

"Tahan emosi lo Dav, kalo lo beneran sayang sama adek gue lo harus berusaha jangan gampang menyerah cuma karna manusia macam Radit." Kata Daffa sambil memberi semangat pada Davi.

"Balik nyookkk." ajak Galih pada teman temannya.

"Ayok udah sore nih tar gua di cariin mamih gue." kata Ari

"Ah dasar lo anak mamih." sindir Alviano pada Ari.

"Lo kan udah tau gue anak mamih." Kata Ari sambil berjalan kearah Alviano.

Alviano yang merasa mendapat kode bahaya langsung bergegas menjauh dari Ari. Mereka yang melihat kelakuan Alviano dan Ari langsung tertawa sambil berjalan memuju pinggir lapangan.

Divany yang menyadari kedatangan Daffa langsung berdiri sambil mengambil botol yang ada disampingnya dan menyodorkan ke Daffa.

"Ayok pulang." kata Daffa sambil meneguk air mineral yang di berikan Divany hingga tandas.

"Gue balik duluan kak." Kata Divany sambil memutar badannya menghadap Radit.

Radit hanya menganggukkan kepala nya dan memasukkan kedua tangan nya ke saku celana nya.

Tanpa menunggu Daffa, Divany berjalan meninggalkan lapangan tanpa membawa tasnya.

" Duluan ye Dit." kata Daffa sambil menepuk pundak Radit.

"Sip."

"Woyy gue balikk duluan." kata Daffa kepada sobat sobat nya sambil mengambil tasnya.

"Hati hati bro." Kata Davi di ikuti anggukan dari yang lainnya.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang