Aylin masih terlelap di ranjang rumah sakit Sampai sebuah suara mengagetkannya..
"Apa kau tidak bisa berkerja! Berhenti saja kau jadi dokter, kenapa Aylinkuu belum bangunn."
Saat Aylin turun dari ranjang dia melihat El memarahi dokter itu sampai membuat dokter itu menunduk ketakutan yang terlihat jelas dari keringat dingin dan kepucatan wajah dokter itu.Siapa yang tak takut bila yang memarahinya adalah pemilik rumah sakit itu sendiri, jangan berfikir bila dokternya hanya satu. Pria itu memang terlalu berlebihan bila menyangkut Aylin.
Hingga dia memperkejakan 5 dokter sekaligus. Lihatlah betapa lebaynya dan sangat sangat berlebihan.
"Menggelikan sekali.. Padahal saat kau mengabil Arfan dari hidupku saat itu pula kau membunuhku," jerit hati Aylin menderita. Sedetik kemudian dia mengucap "Asstagfirullah hal adzim ya Allah,"
Tanpa memperdulikan El yang berkoar di luar pintu rumah sakit itu dia langsung membuka pintunya dan berjalan bersiap untuk pulang.
"Ay ... Aylin kau sudah sadar sayang." Raut gembira tercetak jelas di wajah tampan itu. Aylin hanya diam berlalu meninggalkan pria itu.
"Ay ... Jangan pulang dulu ya, ku mohon kau di rawat di sini dulu," Ucap El memohon
"Aku ingin pulang, ummi bisa khawatir bila aku tak pulang."
"Aku akan menghubungi ummimu," kata El mencoba menyakinkan gadis bercadar itu
"Tapi aku ingin pulang," Ucap Ay datar tapi tegas.
"Tapi... Kau belum sembuh, bahkan kau belum di periksa oleh dokter Ku mohon di sini saja beberapa hari ya."
"Apa kau tidak mengerti ... Aku tambah sakitt bila melihat wajahmu!" Teriak Aylin di sertai bulir air mata yang mulai menetes. Sungguh kesabarannya bisa habis seketika saat bersama pria ini.
El hanya menatap diam terpaku. Begitu bencinya kah gadis itu padanya. Kadang dia ingin menjadi Arfan yang mendapatkan hati gadisnya itu.
"Baiklah," Ucap El pelan dan langsung mengarah untuk pulang. "Aku antar," ucap pria itu selanjutnya.
"Tak usah ... Aku masih punya uang untuk naik taxi," balas Aylin dingin
"Dan aku masih punya mobil untuk mengantarmu," timpak Abdiel tak suka.
"Tapi aku tak suka satu mobil dengan yang bukan mahromku," sengit Aylin. Sambil terus berjalan mencari taxi.
"Ya sudah kalau begitu aku akan mengiringimu di belakang."
Aylin tak membalas dan langsung memberhentikan sebuah taxi yang terlihat melintas.Setelah beberapa menit taxi yang membawa Aylin berhenti di depan rumah mewah bergaya minimalis itu dengan taman bunga mawar putih dan lidah buaya. Aylin langsung turun dan segera menuju pintu rumah tak memperdulikan El yang menatapnya.
"Ay ... Kenapa baru pulang? Ummi cemas sekali," Sambut Anisa dengan wajah yang sangat kentara cemasnya.
"Maaf ummi, Ay ada urusan penting tadi," Ay sengaja berbohong agar ibunya tak sedih bila dia masuk rumah sakit lagi.
"Ooh tak apa, tidurlah ini sudah malam,"
"Iya." Aylin berjalan pelan ke arah kamarnya.
Saat iya masuk ke kamar nya dia membuka album poto, terdapat di sana acara pernikahan yang meriah. Iya semua orang tampak bahagia di sana sampai..Lima tahun lalu ...
Pesta itu terlihat sangat meriah dan terlihat mempelai pria begitu tampan dan gagah jangan lupakan senyuman yang muncul di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadarku dan obsesimu ( Complete )
SpiritualAbdiel Justin Gilbert, Dingin, kejam, berjiwa psikopath. Pria yang tak pernah ingin hidup karena penderitaan yang dia rasakan. Jatuh cinta dengan gadis bercadar, yang sudah akan menikah dengan orang lain. Abdiel terobsesi, menjadikan Aylin sebagai t...