kenyataan pahit

20.3K 1.3K 36
                                    

Meski mata ini tak dapat melihatmu lagi..
Tapi kau akan selalu ada di hati selamamya


Aylin POV

Pagi ini begitu cerah bagiku membuat aku bersemangat ke Kampus. Aku akan menyelesaikan kuliahku lalu bisa mendapatkan perkerjaan yang baik. Soal kemarin, tentu aku masih memikirkannya tapi sebisa mungkin ku tepis semua itu dan fokus pada tujuan hidupku lagi.
   Selesai sarapan aku langsung memanaskan mobil dan segera pergi ke kampus.
Sesampai nya di sana, pria dengan baju rapi dan tataan rambut yang menarik menyapaku

"Assalamualaikum warohmatullai wabarokatuh," sapanya lembut.

"Wa'alaimusalam warohmatullahi wabarokatuh," balasku sambil menundukan kepala.

"Aku pikir kamu tidak akan ke Kampus Ay," mulainya dengan basa-basi.

"Saya berusaha datang karna tidak ingin menyia nyiakan waktu untuk mencari ilmu sesuai hadist Barangsiapa yang MENEMPUH perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenangan akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, para Malaikat "mengelilingi" mereka dan Allah  " " menyanjung "mereka di hadapan Malaikat yang berada di sisi-Nya" (HR. Muslim no. 2699, Abu Dawud no. 3643, at-Tirmidzi no. 2646, Ibnu Majah no. 225 dan Ahmad II/252, hadits dari Abu Hurairah).

Dan juga hadist  "Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak menginginkan kecuali mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala seperti orang yang melakukan HAJI, di mana hajinya sempurna"
(HR. Ath-Thabrani, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 86) . "Sangat merugi bila aku meningalkan sehari saja tidak menuntut ilmu kan." Dia hanya tersenyum dengan manisnya

"Baiklah, seperti pemahaman hadist mu sudah mulai baik Ay, tentu saja aku tau hadist itu, ayo masuk kelas," balas pria itu lembut.
Aku hanya mengangguk, dan mengikutinya di belakang dengan jarak yang jauh. Rizki Abqari Prameta. Dia sebenarnya tetanggaku, dia juga sahabat baik Arfan. Tentu dia tau tentang kisahku dan hidupku, dulunya kami selalu berteman bersama sampai aku mengerti hukum pertemanan antara pria dan wanita dan akhirnya aku memilih menjauh dan dia beralih bersahabat dengan Arfan. Baru-baru ini kami mulai saling sapa lagi.

••••••••

Saat di kelas aku agak heran kenapa para akhwat nya membenari kerudung mereka bahkan ada di antara mereka tampak memoleskan berbagai jenis make up ke wajahnya.

Saat aku melewati mereka, semua memandang sinis tentu karna kain yang aku pakai ini. Bukan hal baru lagi buatku akan tatapan itu. Tapi bukanlah seorang muslim sejati bila aku tak tahan menanggung beban cobaan dari Allah ini.

  Aku segera duduk dan membaca materi yang akan ku ikuti.
Decit pintu di buka terdengar nyaring di telinga dan menggema di ruangan ini. Sontak membuat kegiatan mereka berhenti dan melihat siapa yang akan masuk.

Sedangkan aku tak berani menganggkat wajahku saat aku melihat bahwa yang masuk dosen pria terlihat dari sepatunya.

Tanpa bicara lebih banyak dosen itu menjelaskan materinya. Tapi ... Serasa ada yang aneh dengan suara dosen baru ini, terkesan seperti aku sering mendengar suara lantang seperti ini. Saat aku melihat papan tulis tak sengaja mata ku melihat dosennya dan ternyata.

Cadarku dan obsesimu ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang