Rintik hujan turun mengguyur memori
Kala itu, ku mengingatnya
Kau ikut berdiri di sampingku
Menangkup rintuk hujan bersamaku
Senja itu, ku tolehkan wajahku menghadapmu
Tawa saling beradu, membaur bersama melodi rindu
Namun, ada satu batu di hatiku
Jingga bercampur kelabu kala itu
Menjadi saksi bisu, dua bocah lugu
Yang tak pernah tau akan saling merindu
Sisa gerimis masa itu, enggan memberi tau
Akan perasaan tabu yang baru aku tau
Akan perpisahan yang tercipta oleh jarak dan waktu
-Ice
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
PoetryMungkin telapak tak lagi mampu menjejak Tapi tak apa, aku masih punya barisan sajak Mungkin lidah tak lagi dapat bersuara Tapi jangan khawatir, kataku tak akan padam oleh udara Mungkin jemari tak lagi sanggup menggapai Tapi, sekali lagi, jangan khaw...