Semoga Rindu Berbalas Temu
Sore ini aku lelah, mendorong vespa tua seperti rutinitas harianku
Kesana kemari dari pagi hingga senja
Tertatih dan jatuh tapi tetap bangkit lagi, karena pikiran dan hatiku berdzikir setia namamuMalam ini aku gundah, terbayang manisnya senyummu
Yang entah esok masih bisa kunikmati atau mungkin hanya menjadi pengingat atas perihal bernama bahagiaKuobati tiap gores di tubuhku cukup dengan melupakan, namun aku juga lupa jika prosesnya butuh mengingat
Perihal luka yang kupunya
Cepat atau lambat mungkin sakitnya akan lenyap, tak terasa
Sementara bekasnya? Kau tahu, akan jelas terteraAndai saja kau masih di sini, menemaniku berjalan kaki dengan aku mendorong kereta kencana kita
Tentu keliling dunia terasa ibarat Dago-CihampelasBenar, penjelasan-penjelasanku ini adalah pelampiasanku
Atas rindu yang bergemuruh di palung dadaku
"Aku, kangen kamu" ucapku tak tertahan lisanIngin sekali rasanya aku mengulang "kita" sewaktu dulu
Kita yang menghabiskan waktu
Dengan tangan saling bertautan
Dan bunga-bunga di hati yang selalu bermekaranTapi nyatanya, badai matahari menjadikan kemarau di taman itu
Kau menghilang, dan belum kembali pulangHaruskah aku mencarimu?
Atau menantimu dalam bayang-bayang muram?Semoga rindu berbalas temu, entah dengan jalan mana Tuhan menuntun kita ke persimpangan
Tempat tatap bertemu tatap
Senyum berbalas tawa ranum—makhlukbergincu x fadlirmd
Bandung, 12 Februari 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Kolaborasi Rasa
PoetryTerimakasih untuk bait-bait aksara yang pernah dirancang bersama.