5. x r kecil

26 2 0
                                    

Menyerah di Perpustakaan Rasa

Aku tak suka suara bising, apalagi keramaian yang nyaring.
Tapi, aku suka kamu.
Aku awas pada lingkaran baru, terlebih ajakan asing bertemu.
Tapi, aku ingin mengenalmu.
Aku kerap sendiri di sudut itu, menikmati segalamu dari ujung mataku.
Tapi, aku bertahan pada sifatku.

Pada satu masa, kita bertemu dalam satu wadah.
Hanya saja, aku tak bisa, tak biasa di tengah suara
yang meledak di udara.
Padahal semestinya, kita bisa bertatap muka.
Terlebih berbincang perihal ide gila, yang katanya,
bagian awal dari sebuah penyatuan rasa.

Aku sempat berandai-andai,
kisah silam itu mencuat kembali.

Sulit sekali mengetuk hatiku.
Sebab dulu, aku pernah dibuat pilu.
Sampai aku lupa caranya memulai yang baru.
Kini, aku terbiasa meringkuk dengan buku.

Namun, di sela-sela waktu,
ada rasa bergejolak yang tak menentu.
Aku, semakin ingin tahu dirimu.
Tapi, di antara desakan itu, ada kecemasan menjarakkan aku dan kamu.
Aku, memaksa kritis agar tak terjebak pikiran kacau.

Hingga aku menyerah pada judul-judul romansa,
tak satu pun nyata dalam logikaku untuk dicoba.

Maukah kamu membantu?
Bantu aku untuk memulai percakapan yang menyatu.
Menarikku dari gelap yang menderu?
Agar aku tak buta soal merasa dan merindu.
Kuharap kamu mau.
Sebab hanya senyummu yang mampu,
membuatku luluh lantak menjerit dalam rinduku
yang gemar sok tahu.

Aku;
introvert yang gagal selalu,
mengatasi gugup oleh senyummu.

Februari, 2017.
—makhlukbergincu x r kecil.

—makhlukbergincu x r kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kolaborasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang