Merajut Mimpi Yang Hampir Pudar
Ketika mulut tak mampu berkata
Pikiranku hanya bisa menerka-nerka
Kau ini kenapa?
Diam tanpa kata menolak sebuah rasaInginku kau bersuara
Utarakan semua rasa
Sebab sikapmu tak bisa kubaca
Kalau hanya diam saja tanpa kataJangan terlalu buta
Hanya melihat sebelah mata
Cobalah untuk berkata
Agar aku tak berburuk sangkaMari sini duduk berdua
Di tepi telaga berjuta warna
Hanya kita, tanpa dia
Sungguh, kurindu sikapmu yang manja bersahajaAku ingin kita bersama
Saling berbagi cerita yang ada
Agar kita bergandengan tangan
Membangun mimpi untuk masa depanKau tahu, bahuku kan selalu ada untukmu
Tanganku kan selalu erat di genggamanmu
Mataku kan selalu riang menatap senyummu
Dan telingaku, kan selalu setia mendengar keluh kesahmuMaka, kumohon
Tetaplah bersamaku
Kembali seperti dulu
Mari ciptakan hal yang baru
Dengan satu kata yang terus menyatu
Tanpa "sendu yang melagu"—makhlukbergincu x jagoanculun

KAMU SEDANG MEMBACA
Kolaborasi Rasa
PoesíaTerimakasih untuk bait-bait aksara yang pernah dirancang bersama.