Romansa Dayat dan Dinda
Hari Valentine datang. Hari kasih sayang katanya.
Dinda ingin coklat, tapi tak mau beli.
Kalau Dayat sayang, Dayat pasti belikan.Dayat datang.
Dinda bersemangat.
Ia tanya "mana coklat?"Dahi Dayat mengernyit, bingung.
"Coklat apa?" Tanyanya.Dinda melengos, "Ah dasar tidak pengertian!" Serunya.
Dayat mendekat.
"Mari sini ku ajak ke suatu tempat," ajaknya.Di perjalanan Dinda masih bersidekap.
Dayat mendekat, dicubitnya pipi Dinda.
"Sudah sudah jangan cemberut, mukamu jelek seperti burung perkutut."Dinda makin cemberut,
Dayat hanya tertawa.Sesampainya di tujuan, Dinda terlonjak.
Dayat berjongkok di depan sebuah pusara.
Ditengoknya Dinda sambil berucap
"Dinda sayang, mari duduk." Dayat mengulurkan tangan untuk mengajak Dinda.
"Kenalkan ini Ibuku." Kata Dayat.
"Sudah lama aku merindu.""Di hari kasih sayang, aku dan Ia tak pernah saling memberi coklat,
Ataupun bunga mawar seikat.
Yang ia tahu, setiap hari adalah hari kasih sayang,"
Dinda mengelus papan nisan.
"Tak perlu dirayakan di hari ini saja.
Wujud kasih sayang yang kini ia perlukan hanyalah doa.
Yaa, tentu dari orang-orang tersayang." Sambung Dayat."Maaf Dayat," Ucap Dinda sambil tersedu-sedu.
Dayat mendekat, mengelus rambut Dinda.
"Ssssstttt. Dinda,
Selain cemberut, aku juga tak suka melihatmu menangis
Sudah, sudah, sini ku dekap."Dayat berbisik di telinga Dinda,
"Habis ini kita ke toko dvd drama korea yaa!"Dinda bangkit dan mengangguk dengan semangat.
Dayat tertawa,
"Ah dasar wanita........"Jomblo gabut,
makhlukbergincu&Ipin
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolaborasi Rasa
PuisiTerimakasih untuk bait-bait aksara yang pernah dirancang bersama.