3 - Jodohku (Bukan) Dirimu

3.9K 412 22
                                    


"Bunda harus lihat mukanya Sam,  Ayah nggak pernah lihat Sam pasang tampang tengil gitu." Jelas Prana pada istrinya saat mereka berada di pesta ulang tahun anak Bara. Sepupu dari Prana. Sam mencoba menulikan telinganya dan memilih seolah-olah sibuk dengan ponselnya.

"Itu kalau bukan jodoh apa namanya coba? Cepat antar aku ketemu Ruby, aku penasaran pengen ngobrol sama dia, kemarin kan di rumah sakit nggak sempat ngobrol banyak" Sabrina sudah menggaet lengan Sam dan memasang tampang membujuk.

Sam melirik tangan Sabrina yang dengan lancang melilit lengannya. Ia menarik tangannya lalu mendengus, "Jangan harap aku mau ketemu dia lagi, please deh.. kenapa semuanya berubah jadi alay gara-gara si Ruby coba, nggak Aby, bapaknya, kamu juga, kalian sekeluarga ini benar-benar nggak ada kasihannya sama aku." Sewot Sam.

"Mas Prana belum cerita lho sama tante Melvi, bayangin deh kalo sampai mama kamu denger, pasti kamu di suruh bawa Ruby secepatnya ke rumah." ucapan Sabrina yang berbau ancaman membuat Sam ma tak mau memperhatikan kakak sepupunya.

"Please dong, Bri, masa kamu tega sama aku, aku ini gini-gini pengacara lho, punya lusinan pengacara di bawahku, bisa nuntut orang juga kalo bener-bener udah merasa terganggu."

"Iih.. lama-lama kamu nggak asik diajak becandanya."

"Biarin! Urusan sana anakmu, tuh si Sha-sha udah naik ke atas bangku."

Sabrina kontan mengalihkan pandangannya dan menemukan putrinya sedang berdiri di atas bangku tanpa pengawasan ia ataupun Prana.

"Sha-sha!!" panggilnya pada anak keduanya. Sha-sha yang berbalut gan princess warna pink bergegas turun dari bangku dan menghapiri ibunya.

"Bunda... sha-sha ngantuk."

Dan Sam bersyukur pada keponakannya yang satu itu. ia berjanji akan membelikan es krim untuk Sha-sha besok.

"Oke... kita cari Ayah ya.. trus pulang," ucap Sabrina pada anaknya. Di raihnya Sha-sha untuk di gendong lalu seketika keponakannya yang cantik itu sudah menyandar di tubuh Ibunya.

"Kita belum selesai ya Sam." Ancam Sabrina. Sam tak mempedulikan karena yang terpenting saat ini ia aman dan tak ada lagi yang membahas soal Ruby di hadapannya.

Sam memilih kembali sibuk dengan ponselnya. Ia sibuk mencari gedung untuk pameran yang rencananya akan ia gelar pertengahan tahun depan. Ia harus segera mereservasi satu gedung karena tenggat waktunya sudah mepet. Beberapa lukisannya bahkan sudah ramai jadi perbincangan para kolektor lukisan. Jika pameran itu tidak terselenggara tahun depan ia pasti akan kehilangan momentum untuk menunjukkan kualitasnya.

"Kau masih di sini?" tanya Bara yang akhirnya menghampiri Sam setelah sibuk dengan para tamu dan keluarga yang datang.

"Ngadem bentar, diluar masih panas." Sahut Sam asal. Bara terkekeh lalu merangkul Sam dengan santai.

"Ku dengar kau sedang berurusan dengan wanita?"

Sam melirik Bara lalu melepaskan rangkulan sahabatnya. "Jangan mulai, si nenek rombeng Sabrina baru aja pergi sekarang kau lagi."

"Biasa aja dong bos, kayak langsung ditodong suruh ngawinin cewek aja."

"Ini lebih dari itu, semua orang berusaha untuk meyakinkanku kalau cewek itu jodohku, kan gila? Hanya lantaran kami nggak sengaja ketemu tiga kali bukan berarti kami jodoh, kan?"

PERFECT DESTINY (#2)  (ON HOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang