Setelah kejadian kemarin. Mentari mulai mencoba membuka hatinya untuk orang lain dan kembali menata hatinya yang berantakan.
"Tar.. Tar .. Tar... Ada kabar bagus buat kita loh." teriak andini dari kejauhan dan menghampiri mentari dengan terburu-buru dan langsung mendudukan bokongnya di kursi samping mentari.
Seketika Andini menjadi sudut perhatian orang yang berada di perpustakaan. Ia hanya tersenyum malu
Mentari mencondongkan wajahnya ke Andini dan berbisik dengan suara yang kesal "Apaansih tar tar emang gue kue tar apa ? Lagian pagi pagi udah heboh aja lu. Kenapa sih?" Mentari membenarkan posisi duduknya kembali.
"Minggu depan kita bakalan camping.. Yeyyyy saatnya senang senang" ucap Andini kegirangan dengan suara yang lantang
"Woy... Jangan ribut dong, ini tuh perpus bukan pasar." ucap salah seorang siswa yang merasa terganggu dengan suara kencangnya andini.
Andini hanya menatap lelaki tersebut dengan bola matanya memutar dan kemudian mengabaikan ucapannya.
"Wah... Beneran? Kata siapa tuh?" tanya arini yang tiba-tiba datang dan duduk di samping mentari.
"Lu gak tau? Ya elah parah banget dah. Masa kembaran gue gak tau sih." kata Andini melecehkan.
"Yey,,, Bukan berarti gue kembaran lo tau semuanya kali. Lagian, lo yah Tar jangan percaya sama Andini. Dia itu suka ngibul." ucapnya yang merendahkan andini.
"Ya iyalah gue gak akan pernah percaya sama andini..." belum sempat mentari menyelesaikan pembicaraannya andini sudah memotong terlebih dahulu.
"Kok lo gitu sih sama gue ? Lo mah gitu udah di kasih tau juga." ucap andini dengan bibirnya agak di manyunkan.
"Percaya sama lo itu musyrik. Makannya kalo orang lagi ngomong itu dengerin dulu sampai kelar jangan dipotong." ucap mentari yang mengetok kepala andini dengan pena yang sedang di pegangnya.
"Ya kalau itu mah gue juga tau kali. Tapi maksud gue bukan percaya akan hal itu, tapi percaya sama obrolan gue yang tadi tentang camping."
"Beneran lo din gak bohong kan?" tanya mentari dengan suara pelannya.
"Beneran.. Gue serius. Lagian ngapain juga gue bohong gak ada untungnya juga."
"Yak kali aja." ucap arini yang memutarkan bola matanya kemudian bangkit dari duduknya dan mencari buku yang ia cari.
****
Bel kelas berbunyi seluruh anak anak yang sedang beraktifitas di luar ruangan langsung memasuki ruangannya masing-masing."Anak anak ibu akan kasih informasi bahwa minggu depan kita bakalan diadakan camping dan sekarang ibu akan bagi kelompoknya." ucap wali kelas yang memasuki ruangan mereka.
"Cewe sama cowo satuin yah bu. Biar seru." usul fatur.
"Iya disatuin soal kelompok aja, kalau tidur mah beda lagi." jawab ibu guru.
"Ya iyalah bu masa disatuin. Tapi kalau ada izin dari pihak sekolah kita siap kok bu." tutur Fathur yang hanya niatan untuk bercanda. Mencairkan keadaan kelas.
"FATHUR" ucap ibu Elin dengan cara pengucapannya yang terlihat marah. Lebih tepatnya marah
"Iya bu becanda doang." jawab Fatur. Sedangkan anak-anak malah tertawa. Ternyata fathur berhasil untuk mencairkan keadaan di kelas. Dasar anak aneh.
Setelah murid di kelas berhenti tertawa ibu guru kembali menerangkan lebih detailnya tentang campinga yang akan dilaksanakan minggu depan. " oke untuk sekarang ibu akan bagi kelompok" ucap ibu Elin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Senja
Teen FictionApa jadinya jika kita mencintai seseorang yang ternyata dia adalah kakak kandung sendiri. Mampukah bagi mentari membuka hatinya untuk orang lain? Dan seperti apa perjalanan cinta mentari setelah bisa berpaling dari kakaknya. Apakah akan lebih sakit...