Deeva menatap kagum pemandangan yang berada didepannya, kagum adalah satu kata yang mewakili perasaannya saat melihat keindahan patung Liberty.
"Bagus banget" gumam Deeva takjub. Setelah puas memandangi keindahan yang berada di depannya, ia berjalan ke arah kursi panjang yang tak jauh dari depannya. Ia meletakkan koper dan map biru yang berisi data-data kuliahnya.
Ia meraba benda pipih yang berada di saku celana jeansnya dan mengambil nya untuk membuka salah satu aplikasi camera di ponselnya. Ia mengambil fotonya sendiri sambil berdiri tak jauh dari menara Liberty.
Ia menatap sekelilingnya untuk mencari sukarelawan yang ingin membantunya foto. Saat ia ingin berjalan ke arah sekelompok orang yang Sedang berkumpul, seseorang menepuk bahunya dari belakang. Secara reflek Deeva langsung berbalik arah. "Mau minta fotoin?" tanya orang tersebut yang ternyata satu negara dengannya. Sangat senang hati Deeva menerimanya dan menyerahkan ponselnya pada orang tersebut.
Ia bergaya sebagus mungkin saat berfoto karna ingin mengupload fotonya di sosial media. "Coba kamu menghadap ke menara Liberty deh, biar bagus" saran orang tersebut sambil menunjuk arah ke menara Liberty yang posisinya berada dibelakang Deeva. Dengan bodohnya, Deeva menuruti kata-kata orang tersebut. Ia menghadap ke arah menara Liberty, Ia menatap kagum pemandangan yang berada di depannya. Ia berharap seandainya menara Liberty terletak di Indonesia, Tapi itu hanya sekedar harapannya saja.
Karna Deeva merasa lama di foto nya, akhirnya ia menengok ke belakang untuk melihat orang yang memfotonya tersebut. Betapa kagetnya ia saat tidak melihat orang yang tadi ingin mengambil fotonya. Dan Deeva semakin panik karna benda pipih berwarna rose gold tersebut berada di tangan orang tersebut. "Anjirr hape gue.... –gimana dong?!?!" gumam Deeva sambil mengigit kuku jarinya untuk memikirkan sesuatu.
"EHHH TOLONG DONG SIAPAPUNN!! HAPE GUE DICURI" teriak Deeva sekenceng mungkin tapi dihiraukan oleh mereka semua yang berada di dekatnya. Ia menepuk keningnya saat mengingat sesuatu. "Kok gue bego banget ya? Gue kan lagi di Negara orang" Deeva menahan malu saat orang yang lewat di depannya menatap dirinya dengan pandangan aneh.
Saat deeva melihat sekelilingnya, ia melihat orang tadi sedang berjalan menyelinap ke arah kumpulan orang yang berlalu lalang. Deeva langsung mengambil barang barangnya dan langsung berlari menyusul orang tersebut untuk mengambil ponselnya.
Tapi langkahnya terhenti saat bahunya tak sengaja menabrak bahu seseorang dari arah berlawanan yang membuat barang-barang Deeva dan orang itu bawa jatuh semua "Aduhh jalan pake mata dong." bentak Deeva sambil mengambil semua barang yang berserakan dibawah. Deeva tak menyadari bahwa ada salah satu barang cowok tersebut yang terbawa oleh dirinya.
Setelah barang-barangnya beres, Deeva langsung kembali mengejar orang yang mengambil ponselnya tersebut, tapi tangannya ditahan oleh seseorang yang membuat Deeva harus berhenti lagi dan menatap cowok tersebut dengan pandangan tajam. "Apa lagi sih?" tanya Deeva gemas.
"Lo orang Indonesia?" tanya cowok tersebut sambil menatap Deeva bingung. "Iyaaa gue orang Indo, sekarang lepasin tangan gue karna ada yang lebih penting daripada pertanyaan lo itu." Deeva langsung menepis tangan cowo tersebut dari tangannya dan kembali mengejar orang yang telah mengambil ponselnya.
Berlari dengan menggeret sebuah koper dan membawa map yang berada ditangannya membuat dirinya susah untuk berlari kencang. Ia terus mengejar pencuri itu dan sekarang dirinya berada di kawasan sepi yang mungkin orang-orang jarang melewati. Perasaannya sekarang menjadi campur aduk. Lega karna pencuri itu sudah ada beberapa meter di dekatnya, berarti ponselnya akan kembali. Takut karna disini hanya dirinya dan pencuri itu.
YaAllah lindungi aku dari orang-orang jahat, Deeva terus berdoa dalam hatinya.
"Balikin hape gue" ucap Deeva lantang. Jujur, sebenarnya ia sedang keringat dingin.
Cowok itu tersenyum miring lalu berjalan kearahnya. "Heh! Ngapain lo deket-deket?!"
"Gue suka cewek galak, kayak lo"
"Gue gananya dan gue gapeduli sama sekali," ujar Deeva sinis. "Sekali lagi, balikin hape gue!!"
Bukannya mengembalikan ponselnya pencuri itu semakin mendekati dirinya. Deeva berhasil mengeluarkan airmatanya, sungguh ia benar-benar takut sekarang. Bunda, bang Itto tolong aku, batinnya.
Deeva terus berjalan mundur sampai akhirnya ia menabrak tembok. Pencuri itu terus mendekati dirinya sampai batas wajah mereka tinggal beberapa senti lagi. Cowok itu memegang dagu Deeva lalu memiringkan wajahnya, bersiap untuk mencium bibir Deeva. Saat Deeva ingin memejamkan matanya tiba-tiba ada seseorang datang dan lansung menarik baju pencuri itu dari belakang.
Mereka berdua adu jotos hingga akhirnya pencuri itu menyerah dan lansung mengembalikkan ponsel Deeva ke cowok itu. Saat pencuri itu sudah pergi cowok itu, Rafa lansung mendekatinya. Karna mungkin Deeva trauma dengan kejadian barusan ia lansung menghindari cowok itu lalu menggeleng kuat. "Gue bukan orang jahat kayak dia kok" ucap Rafa santai.
Segara Deeva lansung menghapus airmatanya agar penglihatannya lebih jelas. Dia. Dia yang tadi tabrakan sama gue dijalan. "Hape lo itu bisa dibeli lagi, ngapain repot-repot ngejar copet kaya tadi? Kebetulan aja gue lewat sini, kalo nggak? Mungkin lo udah dicium dengan mesra." kata Rafa sambil mengembalikan ponsel Deeva.
Dengan cepat Deeva raih ponselnya lalu memasukkannya kedalam saku celananya. "Disini pencopetnya lebih banyak dari Indonesia, jadi lo harus lebih hati-hati apalagi lo kan cewek" kata Rafa memberitahu kemudian ia berjalan meninggalkan Deeva.
"Eh—" panggil Deeva. Rafa memberhentikan jalannya lalu menengok kebelakang. Deeva menggeret kopernya dan mengambil mapnya di aspal lalu kemudian ia menghampiri Rafa yang sedikit jauh didepannya.
"Hmm anu..." kata Deeva saat sudah berada di samping cowok itu. "Gue boleh ikut sama lo?" tanyanya hati-hati.
Rafa menoleh kesamping sambil mengangkat sebelah alisnya membuat Deeva menyesal dengan pertanyaan yang ia lontarkan barusan. Aduh Deeva lo bodoh banget sih! Deeva menghina dirinya sendiri.
"Eh? Gue gatau diri banget ya? Udah ditolongin terus minta ikut sama–"
"Boleh" potong Rafa cepat.
Mata Deeva lansung berbinar dan tersenyum sangat manis. Buset senyumnya! batin Rafa kagum. "Lo tinggal dimana?"
Rafa terus memandangi wajah Deeva, cowok itu melamun. "Lo tinggal dimana?" tanya Deeva sekali lagi.
Namun tetap sama. Rafa masih memandanginya. Karna sudah gerah, akhirnya Deeva sedikit berteriak. "Berasa ngomong sama tembok"
Rafa lansung mengedipkan matanya kemudian bertanya, "ya kenapa?"
Deeva memutarkan bolamatanya. "Lo tinggal dimana?"
"Ap- apartment" jawab Rafa salah tingkah.
Mulut Deeva membentuk huruf O sambil mengangguk-ngangguk. "Gue boleh nginep di Apartment lo? Cuma sehari palingan"
Rafa meneguk salivanya, gue satu apartment sama cewe yang gue gatau siapa dia sebenernya?!
"Ha– boleh" kata Rafa sambil mengangguk ragu.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Jangan lupa VOMMENT 🙌🏼🙌🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Radeeva
Romancecaramu menyakitiku kemarin adalah cara Tuhan mempertemukanku dengannya. ✨✨✨ Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Adeeva Fradella Afsheen 20 tahun. Ya...