chapter👉7

199 7 2
                                    

Rafa akhirnya mengiyakan kata-kata Deeva dan sengaja mengajak perempuan itu kesalah satu Restaurant yang banyak makanan kesukaanya disana. Restaurant itu juga cukup terkenal di negaranya dan termasuk Restaurant yang tidak terlalu banyak pengunjung karena harganya yang dibilang mahal.

"Lo beneran mau bayarin gue kan?" Tanya rafa sambil memastikan Deeva untuk membayarkan semua makanannya.

Deeva melirik Rafa dengan sinis. "Iya elah. Tenang aja sih, kan tadi gue udah bilang sama lo, kalo semua makanan yang lo mau pesen aja. Nanti gue bayarin." Jawabnya sambil tersenyum meremehkan.

"Yang gue mau, ya? Oke kalo gitu." Kata Rafa sambil tersenyum licik. Beberapa menit kemudian ia memanggil pelayan untuk mencatat makanan apa saja yang ia inginkan.

Setelah pelayan itu menghampiri rafa, ia langsung memesan makanan sebanyak mungkin. Deeva yang tadinya sedang melihat lihat menu langsung menatap rafa dengan pandangan aneh. "Nih cowo punya peliharaan tuyul apa gimana, sih?" Tanya Deeva dalam hati karena melihat Rafa begitu banyak memesan makanannya.

Tatapan Rafa beralih ke Deeva yang sedang menatapnya terang-terangan. Mereka sempat bertatapan beberapa detik sebelum Rafa mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Heh, lo. Mau makan apa?" Tanya Rafa sambil melirik dengan sekilas.

Deeva menutup buku menu sambil berkata, "gue takut lo nggak habis makannya, jadi buang-buang makanan. Kan sayang kalo dibuang-buang." Jawab Deeva sambil tersenyum manis pada Rafa yang hanya meliriknya sekilas.

Rafa mengangkat sebelah alisnya tidak yakin dengan jawaban yang Deeva berikan. "Bilang aja takut bayarnya mahal, kan?" Tanyanya sekaligus meledek perempuan itu.

Deeva langsung melotot kearah Rafa saat cowo itu berkata padanya. "Siapa bilang??!" Tanya Deeva sewot sambil membuka buku menu lagi dan memilih tiga makanan yang ia lihat tanpa mengecek label harganya terlebih dahulu. Ia sudah terlalu emosi karena Rafa berkata seperti itu padanya. Menurut Deeva dengan Rafa berkata seperti itu padanya sama saja Rafa merendahkan dirinya, bukan?

Setelah pelayan itu sudah menyebutkan apa yang Rafa dan Deeva ingin pesan, ia pergi meninggalkan keduanya dengan suasana awkward. Karena merasa bosan akhirnya Deeva membuka kembali map berisi kertas-kertas laporan yang akan ia berikan pada dokter yang disana. Sesekali ia juga melirik Rafa yang sedang asik memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa dan cowok itu terlihat sedang mengetik sesuatu di ponselnya.

Karena merasa bosan, akhirnya Deeva membuka suara untuk meledek Rafa sekarang yang daritadi asik tersenyum dan kadang juga ia tertawa pelan. "Tuh kan, sekarang gantian lo yang gila. Ketawa-tawa sendiri." Ledek deeva sambil menatap Rafa sinis yang masih sibuk dengan ponselnya seperti tidak menganggap omongan deeva ada.

Beberapa detik kemudian, Rafa melirik Deeva yang sedang menatapnya dengan sebal. "Apaansi? Ngoceh mulu." Balas Rafa sambil kembali ke aktifitasnya berchatan dengan teman kuliahnya disana.

Deeva akhirnya hanya diam sambil memperhatikan Rafa yang kadang suka senyum ataupun tertawa pelan. Menurut Deeva cowo di depannya ini memiliki wajah yang lumayan ganteng, memiliki postur tubuh yang bagus juga. Seandainya tingkah cowok itu tidak menyebalkan. Mungkin Deeva bisa naksir padanya.

Ngomong-ngomong soal naksir. Deeva belum mengetahui nama cowo yang sedang duduk didepannya itu. Saat tadi di rumah sakit ia menemui map bertuliskan seorang nama cowok, tiba-tiba ia datang dan langsung mengambil map itu dari tangannya. Bukan mengambil, lebih tepatnya merebutnya dari tangan Deeva. Cowok itu juga belum mengakui saat Deeva tanya apakah map itu miliknya atau bukan karena diatas map itu ada label yang bertuliskan 'Rafael Agam Kerova'

Deeva mengulurkan tangannya di depan wajah Rafa yang sedikit tertunduk karena menatap layar ponselnya. Karena melihat telapak tangan dihadapannya, Rafa mengalihkan pandangannya ke arah deeva sambil menaikan sebelah alisnya dan menatap deeva dengan pandangan bingung.

Deeva tersenyum sambil menatap cowok itu. "Kenalan, yuk?" Ajaknya.

Bukannya menjawab ajakan Deeva, Rafa malah diam masih tetap menatap perempuan yang di depannya dengan tatapan tanya dan menaikan satu alisnya, menandakan kalau ia sedang bingung.

Karena gemas dengan tingkah Rafa yang hanya diam saja, Akhirnya deeva melepaskan ponsel itu dari tangan Rafa dan membalas jabatan tangan Deeva.

"Nama gue Adeeva Fradella Afsheen, umur gue dua puluh tahun. Tujuan gue kesini mau lulus kuliah dengan cara menyelesaikan skripsi gue di negara ini. Ooh iya, gue juga penyuka senja dan permen karet bubble. Sekarang perkenalin diri lo." Jelas Deeva sambil menyuruh Rafa memperkenalkan dirinya sendiri.

Rafa ingin melepaskan jabatan tangannya, tapi Deeva terus menahan tangannya agar terus bersalaman dengannya. "Ayo kenalin diri lo sama gue." Paksa cewek itu sambil tersenyum seram ke arah Rafa. Tapi menurut Rafa sendiri senyum yang Deeva tunjukan manis, walaupun agak sedikit seram.

Rafa menghembuskan nafasnya sambil menatap deeva. "Rafael Agam Kerova, umur gue dua puluh dua tahun. Pengagum senja, tapi biasa aja sama permen karet." Rafa memperkenalkan dirinya pada cewek yang berada di hadapannya.

"Tuh kan bener! Nama lo Rafael Agam itu." Heboh Deeva sambil melepaskan jabatan tangannya. "Rafael Agam Kerova, Bukan Rafael Agam itu." Jawabnya tidak suka, bagaimana bisa perempuan di depannya ini mengganti namanya seenak jidat?

Deeva tidak memperdulikan omongan Rafa padanya. Ia malah menanyakan map yang tadi cowo itu rebut darinya. "Nah, berarti yang tadi itu map lo, dong?" Tanyanya yang mendapat anggukan dari Rafa. "Isinya, apa?" Tanya deeva lagi, penasaran dengan isi map itu.

Rafa menyipitkan matanya kearah deeva. "Gausah kepo sama hidup orang" Sahut rafa yang membuat deeva kesal.

"Kan gue cuman nanya doang. Masa dibilang kepo, sih? Gue tuh cuman penasaran sama isinya apa, Bukan kepo." Deeva sewot karena mendengar ucapan Rafa padanya.

"Emang apa bedanya?" Tanya Rafa sambil menatap Deeva tak suka. "Tuh ada perbedaannya. Yang barusan lo tanyain ke gue itu namanya kepo. Kalo tadi gue nanya ke lo itu namanya bertanya." Jawab deeva membuat Rafa ingin melempar anak itu sekarang juga.

Tak lama kemudian semua pesanan mereka datang. Ya lumayan banyak, Rafa memesan sebanyak lima makanan, yaitu; Steak, Pizza, Burger, Macaroni dan Spagetthi. Tak lupa juga dengan dua minuman, yaitu; Air mineral dan Milkshake Vanilla.

Sedangkan Deeva memesan tiga makanan, yaitu; Steak, French Fries, dan Zuppa Soup. Dan satu air mineral.

"Lo yakin habis?" Tanya Deeva.

Rafa mengangkat bahunya, "gatau"

"Ish! Kalo gayakin kenapa lo pesan sebanyak ini?!!" Kesalnya pada cowok itu.

"Kan lo sendiri yang bilang pesen sepuasnya. So?"

Deeva menggaruk tengkuknya, "Ya... ya tapi kan ga sebanyak ini juga."

Rafa tak mendengarkan perkataan Deeva, ia asik memakan pesanannya. Sebenarnya ia juga tidak sanggup menghabiskan lima makanan ini sendiri. Niatnya hanya satu, ngerjain cewek satu ini yang sudah mengusik hidupnya yang sebelumnya damai dan tenang.

Setelah mereka sudah selesai memakan makanannya, walaupun tidak habis semuanya karena mereka berdua sudah sangat kenyang. Akhirnya Deeva memanggil pelayan untuk meminta daftar pesanannya yang tadi ia dan Rafa pesan. Tak lama kemudian, pelayan itu datang sambil membawa apa yang deeva minta.

Betapa kagetnya Deeva saat melihat banyaknya angka yang tertera disana. Ia melirik rafa yang sedang tersenyum licik ke arahnya sambil bersedekap.

"Kenapa?" Tanya Rafa yang membuat Deeva ingin membunuhnya saat ini juga.



                                       TBC

Alhamdulillah bisa update lagi. Semoga suka sama part ini, jangan lupa vomment yaa biar tambah semangat lagi nulisnya heheh😁❤️

Love,
Author yang kadang suka mager nulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RadeevaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang