chapter👉4

115 12 2
                                        

Deeva memutar-mutar botol tersebut sambil menggumam, "Rafael Agam Kerova. Berarti dia pemilik obat ini, tapi, ini obat apa?"

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Dengan cepat Deeva meletakan kembali obat tersebut ke dalam tasnya dan berlari untuk membuka pintu kamar. "Keluar dari sini, gue pengen mandi" paksa Rafa dengan nada datar.

Deeva menatap cowok itu dengan tatapan bingung, "dihhh, ngapain gue harus keluar dari kamar?!? lo kan mandi di kamarmandi bukan disini" jawabnya sewot.

Rafa membuang napas kasar. "Gue kan mau pake baju" jawab Rafa santai. Tiba-tiba, wajah Rafa berubah, menjadi senyum yang dijail-jailkan. Sungguh menyebalkan!

"Bilang aja lo mau liat roti sobek yang ada di perut gue kan?" kata Rafa sambil terkikik geli. Tanpa minat untuk menjawab perkataan cowok itu, ia pergi ke arah lemari cowo tersebut dan mengambil satu buah kaos hitam polos dan celana pendek selutut berwarna coklat untuk Rafa.

"Nih, mandi dikamar mandi luar" Deeva langsung melemparkan baju yang ia ambil barusan.

Dengan cepat Rafa menangkap bajunya kemudian berkata, "ini kan Apartment gue kenapa jadi lo yang ngatur sih?!"

"Tamu itu adalah ratu. Jadi, lo harus nurutin apa kata gue. Lagian kan gue disini cuma sementara" Deeva berkacak pinggang.

Rafa berdecak sebal, "lo tuh gatau diri banget jadi tamu. Udah gue kasih tumpangan juga"

nyelekit boss.

Deeva kembali menjalankan pura-pura aktingnya. Rafa yang melihat Deeva menunduk dan mengeluarkan suara isakan merasa sedikit bersalah.

Yaallah apa salah cogan?

"Bisa ga sih lo gausah nangis!!" tanpa sengaja Rafa membentak cewe yang berada di hadapannya. Sungguh, ini bukan sifat Rafa yang suka membentak perempuan. Sangat bukan.

"Maaf ya? Gue kelepasan tadi"

Deeva mendongakkan kepalanya lalu tersenyum, "Lo lucu kalo lagi panik"

Rafa baru tersadar sekarang. Cewek itu pura-pura menangis. Sebab, pipi cewek itu tidak dibasahi air mata.

Sialan gue dikerjain.

"Dihh? Siapa juga dah yang panik?" jawab Rafa gelagapan. "Udah sana misi gue mau mandi udah sore"

"Kan gue udah bilang, mandi dikamar mandi luar" jawab Deeva mulai sebal.

"Tapi gue maunya disini"

"Tapi kan masih ada kamar mandi luar"

"Tapi kan gue pw nya disini" balas Rafa tak mau kalah debat.

"Tapi kan gue ngelarang lo buat mandi disini"

"Tapi kan gue gapeduli dengan larangan lo itu"

"Tapi kan gue—" Deeva belum selesai berbicara, Rafa langsung menyerobot masuk ke dalam kamarnya dan berlari ke kamar mandi.

"DASARRR COWO NYEBELINN"

✨✨✨

Deeva mengerjapkan matanya saat matahari masuk dari sela-sela jendela yang berada dikamar Rafa, ia merentakkan tangannya saat ia merasa bahwa waktu tidurnya sudah cukup. Ia berjalan gontai ke arah kamar mandi dengan rambut yang acak-acakan.

RadeevaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang