I'll Never Leave You

101 8 0
                                    

"I want something just like this.."
(Something Just Like This - The Chainsmokers & Coldplay)

💄💄💄

"Bangun, Rianaa!!" Teriak Keiran di telinganya. Ia menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur Riana. Dengan posisi tengkurap, ia memeluk Riana dengan tangan kanannya. Keiran melakukannya dengan harapan Riana akan semakin akrab dengannya.

Riana menggeliat pelan. Ia menepis tangan Keiran, tapi Keiran tetap berusaha menarik lengan kiri Riana.

Tiba-tiba ia diam dan memandang Riana.

"Bangun atau gue gelitikin?"

Riana refleks bangun. Ia menoleh ke arah Keiran. Keiran lantas ikut duduk juga. Ia sudah melepas tangannya dari  lengan Riana.

Riana berdecak kesal. Ia bangkit dan mengambil seragamnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Keiran yang melihat itu langsung terkekeh.

Keiran menuju kamarnya. Ia hendak menyiapkan dirinya untuk sekolah. Ya, hari ini adalah hari pertamanya sekolah. Ia berencana berangkat dengan Riana. Pasalnya, ia belum ingat betul jalanan ke sekolah barunya itu.

Riana dan Keiran sudah sampai di ruang makan untuk sarapan.

"Kak Kei, mau ke sekolah naik apa?"

"Bareng kamu aja, Kakak masih belum hafal bener jalannya," jujur Keiran.

"Mau naik apa?"

"Mobil." Riana kesal akan jawaban Keiran.

Lalu, ia mendengus."Ya aku tau, Kak! Maksudnya yang mana?"

"Mm.. serah kamu aja, Kakak ngikut kamu." Riana tambah kesal. Menurut Riana, laki-laki seharusnya bisa menentukan pilihan. Tapi Riana memaklumi karena kakaknya itu mungkin belum terbiasa hidup seperti sekarang.

Ia memutar bola matanya dengan malas, "Hh.. oke."

Riana meraih kunci mobil BMW dan mengeluarkan kunci motor Keiran yang ia bawa di tasnya tadi, akibat semalam lupa ia berikan.

"Kak Kei!" Panggil Riana. Ketika Keiran sudah menengok ke arahnya, ia melempar kunci motor dan Keiran dengan sigap menangkapnya.

Keiran mengkerutkan dahinya. Ketika ia membuka telapak tangannya, matanya membulat. Mulutnya menganga. Ia langsung melihat ke arah Riana dan Klarissa. Klarissa dan Riana tersenyum.

"Serius? Ini ga bercanda, kan?" Ketika diangguki oleh keduanya, Keiran bangkit dan mencium pipi Klarissa. Kemudian ia berjalan ke arah Riana dan memeluknya dan mencium puncak kepala Riana sekilas, lalu mengacaknya. Keiran terkekeh.

"Makasih, Ma!" Seru Keiran. Ia merangkul Riana.

"Kei sama Riana berangkat ya, Ma. Makasih buat motornya." Dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya, ia menyalimi Klarissa lalu mencium pipi Klarissa. Riana juga melakukan hal yang sama.

"Iya udah. Berangkat. Nanti telat. Mama juga mau berangkat sepuluh menit lagi," sahut Klarissa.

"Nanti Kei kabarin!" Teriak Kei sambil berjalan. Klarissa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Riana membuka garasi. Tampaklah 3 buah mobil dan 1 motor. Ia memasuki kursi kemudi setelah membuka mobil itu. Keiran menunggu Riana mengeluarkan mobil dari garasi.

Riana menurunkan jendela mobil, "Masuk, Kak. Biar satpam aja yang nutup," Keiran langsung masuk ke mobil.

Suasana di mobil itu di penuhi canda ria sepasang kakak-adik itu walaupun mereka bukan saudara kandung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Battle DanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang