Pagi ini Rin Mei melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah. Dia sedang bersiap-siap mengemas keperluannya sampai nenek memanggilnya.
"Rin Mei! Ini bekal untukmu." Rin Mei menerima bungkusan itu dengan senang hati. Neneknya ini begitu baik dan pengertian.
"Terima kasih, nek. Aku pergi dulu." Rin Mei melambaikan tangan kepada neneknya. Dia mulai memacu kudanya dengan cepat.
Hari sudah mulai petang, Rin Mei sebentar lagi akan sampai ke desanya, tapi sebelum pulang Rin Mei singgah ke pasar dulu untuk membeli kebutuhan pokok keluarga mereka. Hasil menjual singkong kemarin sudah lebih dari cukup untuk membeli beberapa sayuran dan daging.
Rin Mei menghentikan laju kudanya saat ia sudah sampai di pasar. Suasana di pasar ini cukup ramai, banyak orang yang lalu lalang dan beberapa pedagang menjajakan dagangannya. Rin Mei mulai mencari pedagang sayuran, saat sudah menemukannya Rin Mei membeli beberapa sayuran dan bumbu masakan. Setelah semua keperluan dibeli, Rin Mei pun melanjutkan perjalannanya.
Rin Mei sampai di rumah saat hari sudah mulai malam. Ia melihat ibu dan ayahnya masih bekerja di kebun. Mungkin mereka akan menanam singkong lagi, pikirnya. Ia meletakkan semua belanjaannya tadi di meja dapur dan mulai menyusunnya di rak-rak yang tersedia disana.
Rumahnya memang kecil, tapi sangat rapi dan bersih. Ibunya itu sangat rajin membersihkan rumah. Ia sangat nyaman tinggal disini bersama orang tuanya, sampai-sampai ia berfikir bagaimana kalau ia sudah menikah nanti, apakah rumah suaminya akan senyaman ini? Rin Mei tertawa dalam hati, ia masih kecil umurnya baru 15 tahun dan dia sudah memikirkan untuk tinggal di rumah suaminya.
"Nak, kau sudah pulang?" ayahnya memanggil dari pintu belakang terlihat bahwa ayahnya baru saja menggarap kebun, dari pakaian dan cangkulnya yang terdapat banyak tanah.
"Iya, ayah. Ini sisa uang dari menjual singkong di kerajaan. Ayah tau semalam aku menginap di rumah nenek, mereka menitip salam untuk ayah dan ibu." Rin Mei memberikan uang 1 keping emas kepada ayahnya, sisa ia membeli kebutuhan dapur di pasar tadi siang.
"Kau masih menjual singkong ke lumbung kerajaan? Sudah ayah katakan jual saja ke desa-desa tetangga pasti ada yang membeli, di kerajaan sangat berbahaya, apalagi kau ini perempuan." Tuan Huang menasehati putrinya itu, ia sangat khawatir apalagi mengingat jarak dari sini ke ibu kota sangat jauh, tapi putrinya ini sangat keras kepala tidak mau dinasehati.
"Ayah, kalau menjual di sekitar sini pasti harganya lebih murah dan lagi singkongnya akan lama habis. Kalau di kerajaan harganya lebih tinggi, apalagi saat menjelang perayaan bulan purnama seperti saat ini." Rin Mei mengatakan hal itu karena ia sudah pernah menjual singkong ke desa tetangga dan hasilnya paling banyak 10 koin perak itu pun baru habis terjual setelah tiga hari.
Dum...Dum...Dum...
Terdengar bunyi yang riuh di luar sana, pasti ada pengumuman dari kerajaan. Rin Mei dan ayahnya keluar rumah untuk mendengarkan pengumuman kerajaan, terlihat ibunya sudah keluar dari rumah terlebih dahulu.
Orang-orang mulai ramai untuk berkumpul mendengarkan pengumuman dari utusan kerajaan. Setelah semua tenang sang utusan membuka sebuah gulungan yang berisi pengumuman resmi. Mungkin dari kaisar, piker Rin Mei.
"KERAJAAN RENSHU AKAN MEMILIH DAYANG BARU UNTUK KERAJAAN, MASING-MASING KELUARGA MENGUSULKAN SATU ORANG UNTUK MENGIKUTI SELEKSI DAYANG KERAJAAN, KALAU DALAM SATU KELUARGA TIDAK ADA YANG IKUT MAKA AKAN DI KENAKAN DENDA SEBESAR 200 KOIN EMAS, TERTANDA KAISAR XIN NAM GUO." Utusan kerajaan itu membacakan pengumuman dengan keras dan lantang, setelah beberapa saat mulai terdengar bisik-bisik orang di sekitar tentang pengumuman itu. Ada yang senang karena kerajaan akan memilih dayang, apalagi rumor yang beredar kalau bekerja sebagai dayang di kerajaan mempunyai gaji yang besar dan kalau kaisar tertarik akan di jadikan selir. Ada juga yang khawatir seperti ayah Rin Mei, ia hanya memiliki satu putri dan kalau nanti putrinya terpilih menjadi dayang ia pasti sangat sulit untuk bertemu karena menjadi seorang dayang berarti siap melayani tuannya kapan pun dan dalam keadaan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alredy Broken
FantasyKisah penyesalan seorang Kaisar yang sudah menyakiti isterinya karena hasutan dari orang yang sangat ia percayai. Namun, ketika ia menyadari kesalahannya semua sudah berakhir. "Aku tau bahwa semuanya sudah berakhir, tapi maukah kau memberikank...