Rapunzel membelalakan matanya ketika Klaus menggenggam kedua tangannya seraya berkata, "Jangan takut! Jika kau ingin melihat desa, aku akan ikut bersamamu dan menjagamu!"
Belum pernah dalam hidupnya, Rapunzel mendapat jatungnya berdegup begitu kencang. Kehangatan tangan Klaus dan wajah antusias gembira pria asing itu membuat Rapunzel kebingungan. Tidak, bukan kebingungan dengan arti ia tidak paham maksud Klaus, tapi kebingungan harus menyebut apa perasaannya saat ini.
"Apa jawabanmu?" tanya Klaus.
Rapunzel mengangkat bahunya. "A-Aku tidak tahu.." jawabnya gugup. Klaus semakin menggenggam erat kedua tangan Rapunzel. "Kenapa?" tanya Klaus, ia menatap Rapunzel sedih. "E-Entahlah. Aku tidak yakin..." jawab Rapunzel, ia menatap Klaus was-was. "Kenapa kau begitu ingin mengajakku ke desa...?" tanya Rapunzel.
Mendengar pertanyaan Rapunzel, Klaus memberikan senyuman manisnya. Ia menarik Rapunzel ke tengah-tengah kamar kemudian meminta Rapunzel berputar beberapa kali, Klaus mengajari Rapunzel dansa. Rapunzel terbata-bata mengikuti gerakan Klaus tapi ia sangat menikmati gerakan kecil mereka.
"Apa kau tahu apa yang sedang kita lakukan?" tanya Klaus, Rapunzel menggelengkan kepalanya. "Jika kau pergi ke desa, kau bisa melihat banyak gadis cantik menari dan berdansa, ditemani dengan alunan indah musik, setiap harinya adalah hari bahagia."
Rapunzel terkekeh geli ketika ia mendengar apa yang Klaus katakan. Klaus mendorong Rapunzel ke dapur dan mendudukannya di kursi meja makan. "Apa kau tahu Pfeffernusse?" tanya Klaus. Rapunzel mengangkat satu alisnya, "Pfeffer-apa?" tanyanya bingung. "Di desa banyak sekali makanan yang lezat. Kau bisa makan daging ayam atau daging sapi, mencicipi gula-gula manis, atau stroberi. Semua yang tak kau dapatkan di dapur, bisa kau dapatkan di desa." Klause memberi tahu Rapunzel.
"Apa kau bisa mencicipi kue kering mentega dan madu?" tanya Rapunzel.
"Ya, tentu saja."
"Oh!"
Klaus kembali mengambil tangan Rapunzel dan membaawanya kembali ke kamar tidurnya. Ia mendudukkan Rapunzel di atas kasur lalu mencari sesuatu di dalam kamar. Ketika ia menemukan bunga Aster violet yang setengah layu, Klaus mengambil bunga itu dari vasnya dan menyematkan bunga itu di sela telingan Rapunzel.
"Kau akan menemukan banyak hal baru di desa."
Rapunzel tak berkedip memandang Klaus. Pria asing ini tidak seperti yang ia kira, atau yang seperti Gothel ceritakan. Ia baik dan penuh perhatian padanya.
"Mungkin kah semua itu bohong...?" tanya Rapunzel, pertanyaan itu tak seharusya disuarakan namun akhirnya keluar dari mulutnya. Klause menatap Rapunzel terkejut. "Apa kau mengira aku berbohong?" tanya Klaus. Rapunzel cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak, bukan kau tapi ... ayah.." nada suaranya meninggi, kemudian merendah.
"Aku pikir begitu," balas Klaus. Ia kemudian duduk di samping Rapunzel. Rapunzel menghela napasnya. "Apa orang-orang desa akan menangkapku jika mereka melihatku?" tanya Rapunzel, "untuk apa menangkapmu? Bukankah mereka harus punya alasan untuk itu?" Klaus menjawab. "Apa mereka akan melempariku dengan batu?" tanya Rapunzel. "Mereka tidak akan melakukannya. Tidak ada alasan untuk itu!" Kini Klaus kembali berdiri, ia berdiri di depan Rapunzel.
".....karena aku anak penyihir.."
Klaus ingin menyanggah jawaban itu, namun ia tidak punya kebenaran untuk menyanggah jawaban Rapunzel. Selama ini Rapunzel tinggal di menara Si Penyihir, mau tidak mau Klaus tidak bisa menyangkal ia bukan anak Si Penyihir atau bukan bagian dari Si Penyihir.
Akhirnya Klaus hanya berlutut di hadapan Rapunzel.
"Aku tidak bisa menyangkal kebenaran kau mungkin anak Si Penyihir, tapi aku tahu kau tidaklah jahat. Selama ini hatiku belum pernah merasa begitu mennggebu-gebu seperti ini, sampai-sampai aku tidak bisa berhenti memikirkan siapa pemuda yang selalu menemani lantunan musikku dari menara ini. Hasrat ini telah memaksaku untuk bertemu denganmu..."
![](https://img.wattpad.com/cover/106749861-288-k296469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Rampion
FantasiRapunzel tidak mengenal dunia di luar jendela menara tinggi tempatnya tinggal. Ia tidak juga ingin mengenal dunia kejam dan jahat yang sering si Penyihir, Gothel beritahukan. Rapunzel menyukai tempatnya tinggal, sebuah ruangan kecil hangat bersama G...