Hujatan demi hujatanku lontarkan.
Tanpa memikirkan perasaan.
Perasaan yang telah hancur.
Tak teratur.
Waktu terus bergulir.
Hingga tak sadar.
Telahku telantarkan kau.
Dan kini kuhanya bisa memandangimu.
Yang berselimut tanah yang menghangatimu.
Dengan luka yang basah seperti selimutmu.
Hatiku telah tersadar saat ini.
Aku hanya seorang yang durhaka.
Saat kau menuju tuhanmu.©Divacarissima
KAMU SEDANG MEMBACA
Merangkai Kata
RandomKata-kata yang coba dirangkai untuk mengungkapkan perasaan yang sulit di ungkapkan. Mungkin hanya barisan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkanya, karna yang bisa di lakukan mulut ini hanya terdiam seribu kata. Catatan Kalau mau screenshot atau a...