I'm Back Again.
Happy Read
Vote and Comment. Ok.
Shanne POVDisinilah aku sekarang dirumah Robert bersamanya, setelah kejadian dipantai hari ini. Ia memperhatikan kotak persegi berwarna hitam ditangannya. Ekspresi wajahnya terlihat datar memperhatikan yang ada ditangannya, kemudian ekspresinya terlihat jengah.
“Kamu Kenapa, Bert?” tanyaku karena penasaran.
“Baiklah. Shanne. Aku butuh bantuanmu.”
“Bantuan Apa?” tanyaku
“Kamu harus menjadi kekasih pura-puraku dan datang bersamaku ke pesta klienku”
"Kekasih pura-pura, menjadi kekasih kamu seutuhnya aku pasti mau" gumamku.aku berpikir sejenak sambil memperhatikan raut wajah Robert dengan memainkan bibirku. Aku belum mengenal kehidupan manusia seutuhnya dan paling penting aku perlu tempat tinggal dulu.
“Baiklah, aku setuju. Tapi dengan satu syarat” ucapku
“Apa?”
“Aku diperbolehkan untuk tinggal disini.”
“APAAA…!” sontak dia teriak. Dengan refleks aku menutup telinga. Sepertinya berteriak adalah kebiasaanya.
“Oke. Deal.”
“Deal” ucapku.
Kakiku masih terasa sakit untuk digerakkan. Mungkin butuh istirahat dan staminaku terasa habis. Apa ini karena ulah penyihir itu.
“Bert, sebagai kekasih pura-puramu. Tolong gendong aku ke tempat tidur ya? Kakiku masih belum bisa digunakan. Pintaku dengan mata puppy eyes-ku.
Ia malahan terlihat bengong memperhatikanku.
“Heiii. Robert, apa kamu masih disana” ucapku sembari mengipas-ngipas wajahnya dengan tanganku.
“Oh, iya. Baiklah”
Ia mengendongku seperti di pantai tadi.Ternyata ada gunanya juga aku belum berjalan. Aku tersernyum dengan wajah merona.
Sesampainya di kamar. Robert meletakkanku di kasur. kamarnya terlihat begitu indah dan luas. Tidak butuh lama bagiku untuk menikmati keindahan ruangan ini karena mataku terasa berat dan tubuhku terasa lelah. Akupun tertidur.****
“Kenapa..!! Kenapa kamu memberikan kalungmu, Shanne” suara seorang wanita berpakaian serba putih. Aku mengenali suara ini karena tidak asing bagiku. Dia berdiri tepat di depanku. Sisi kiri dan kananku semuanya gelap hanya ada jalan terang antara Aku dan Dia.
Aku berjalan ke depan mendekatinya. Aku begitu merindukannya.
“Kenapa Shanne?” tanyanya lagi.
“Maafkan Shanne, Ma. Semua ini demi cinta shanne” ucapku sambil berjalan menghampirinya tapi ketika aku terus berjalan mendekatinya, dia mundur terus mundur menjauhiku.
“Mama kecewa padamu” wanita itu terus mundur ke belakang.
“Ma, maaf kan Shanne.” Aku terus berlari mengejarnya.
“Jangan pergi, Ma…Jangan” Teriakku
Aku terbangun dari mimpiku. Aku begitu merindukannya. Air mataku tak sadar berlinang.
“Maafkan shanne, Ma. Kalungnya harus shanne berikan demi cinta Shane.”Itu hanya sebuah kalung, menurutku tidak begitu penting. Cintalah terpenting dibandingkan sebuah benda. Mama pasti memahamiku. Ini hanya sebuah mimpi yang tidak perlu kupikirkan.
“Krrukkk” bunyi suara perutku.
Perutku terasa lapar. Aku melihat kejendela, dan kearah jam disampingku. Sepertinya pukul 00.30 malam. Robert pasti telah tidur, tidak mungkin aku harus berteriak minta bantuannya. Aku tidak mau menganggu tidurnya.Baiklah hanya ini jalan satu-satunya.
Aku turun dari kasur ke lantai. Berjalan perlahan-lahan keluar dengan mengunakan pantat dan tanganku.
Aku terus mengesekkan pantatku menuju dapur. Untung aku berada dilantai satu istirahatnya.
Sesampai didapur aku melihat seseorang dari kejauhan sedang membuka lemari putih, aku tidak tahu itu apa.
“Hei!” ucapku mengira dia salah satu orang rumah sini.
“Siapa?” dia menutup lemari itu dan melihat ke sumber suara
Aku terus berjalan dengan pantatku kearahnya.“HANTUUUU…!! Teriaknya sambil berlarian keluar dari dapur melalui pintu lain.
Aku mengenali suaranya.
“Hei, Bert ini aku, Shanne.” Teriakku menghentikan langkahnya.
Langkahnya terhenti dan berbalik badan.
“I-itu beneran kamu Shanne?” tanyannya sedikit ketakutan
“Iya, ini aku” terus berjalan dengan pantatku.
Ia menyalakan lampu dapur.
“Kenapa kamu harus berjalan seperti itu?”
Wajahnya terlihat memerah.
“Kakiku masih belum bisa digerakkan. Karena perutku lapar jadi aku berjalan seperti ini menuju dapur untuk cari makanan” jelasku
“Aku kira kamu apa-?”
“Hantu?” potongku walaupun aku tidak tahu apa itu.Wajah Robert terlihat memerah. Dia menjaga agar ekspresinya kembali datar. Dia terlihat mengemaskan.
“Tidak ada. Itu bukan apa-apa.” Aku tersenyum
“Apa kamu takut sama hantu?”
“Sudahlah itu tidak penting, kamu bilang kamu lapar. Ayo kita makan, kebetulan aku juga lapar” ia mengalihkan pembicaraan dan mengendongku menuju meja makan.
Aku tersipu malu. Berada dipelukkannya terasa nyaman dan menenangkan. Aroma tubuhnya membuatku candu agar terus menikmatinya.Kami telah berada di meja makan. Meja makannya begitu panjang. Aku dan Robert duduk dari ujung ke ujung. Aku tidak tahu kenapa dia harus duduk paling jauh di depanku.
“Ringgg…Ringgg”
Bunyi telpon disampingku. Aku bingung harus bagaimana. Robert di ujung tak terlihat jelas, dari kejauhan bisaku lihat dia memegang benda itu ketelinganya.
Aku perlahan-lahan mengangkat benda itu ketelingaku
“Lama sekali kamu mengangkatnya!” ucapnya jengkel.
Hebat dan aku merasa takjub. Suara Robert keluar dari benda ini.
“Maaf” ucapku.
“Sudahlah, kamu mau makan apa?”
“Terserah.” Makan manusia itu seperti apa aku juga tidak tahu.
“Oke.”
Robert menghubungi pelayannya. Tak berapa lama Silvester datang membawa makanan.
Aku memperhatikan makanan aneh didepanku. Bentuknya pipih bulat berwarna coklat dan dihiasi kuah berwarna kemerah-merahan. Disisi kiri dan kanan makanan ini ada benda aneh yang ku tak tahu bagaimana memakainya karena begitu banyak.
Aku mencoba mengunakan benda melengkung dan berkilauan itu. Makanan coklat itu tak bisa terangkat.Aku sibuk mencoba makanan ini berbagai cara, ketika makanannya terangkat tepi jatuh lagi.
“Apa kamu tidak pernah makan ini?”
Tiba-tiba Robert telah berada disampingku.“Sini” dia mengambil makananku. Kemudian memotong makanan itu begitu ahlinya. Setelah itu meletakkan kembali makanan itu disampingku.
Aku memperhatikan cara Robert memakan makananya.
Ia meliriku. Aku kikuk. Hanya bisa tersipu malu.
“Begini cara memegang garpu dan pisau makan yang benar” ia berada dibelakangku. Tangan nya mengenggam tanganku. Kepalanya berada disamping leherku. Aku bisa merasakan nafas mint-nya. Pipiku dan pipinya bersentuhan. Jantungku kembali berdetak dengan cepat.
“Hei, jangan melamun” ucapnya membuatku tersadar.“Eh, iya”. Tanganku mengikuti arahan dari Robert. Akhirnya potongan makanan itu bisa tertusuk di garpuku.
“sekarang kamu sudah mengerti cara menggunakannya?”
“Iya, ini semua berkat ka…mphupppp” aku mengerakkan kepalaku kekiri untuk melihat Robert. Bibirku dan bibirnya tak sengaja menyatu. Mataku membesar. Dan sekian detik akhirnya Robert berdiri menjauh dariku dan kembali duduk ke tempatnya.
“Oh Daddy, Dewa Neptunus. Ini ciuman pertamaku dengan Robert dalam keadaan sadar” wajahku memanas. Pipi merah merona. Aku melihat sekilas wajah Robert yang tersipu. Jantung berdetak cepat seakan siap untuk meledak.
Aku menyentuh bibirku. kejadian malam ini tidak akan pernah aku lupakan.“Sebaiknya kamu cepat makan. Habis itu kembali kekamarmu. Besok kita akan ke rumah sakit”
“Baiklah” aku tidak memperdulikan rumah sakit itu apa dan mau melakukan apa. Yang paling penting aku bahagia hari ini. Robert aku menyukai bibirmu.
***Author POV
Keadaan istana Blue’s Sea dalam keadaan kacau karena raja Neptunus marah karena Shanne menghilang dari kerajaan.
“Kemana Shanne pergi?” Teriaknya kearah kura-kura yang berada didepannya.
“Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba sudah melarangnya untuk tidak pergi kesana” ucapnya ketakutan
Lane ketakutan berada di depan singgahsana istana. Ia dikelilinggi berbagai pengawal istana dan kaki tangan raja. Ia sudah mengira kalau dirinya pasti akan ditanyakan kemana shanne pergi, karena hanya dirinya teman satu-satunya Shanne disini.“Kesana, Kemana?
“Eh, itu dia ke… ke”
“CEPAT JAWABB !!” Teriak raja Neptunus kesal
“Di-dia pergi ke Pulau Lamonere, Yang Mulia. Ia mau menemui penyihir hitam”
“APAA !!” Neptunus terlihat murka
“Untuk apa dia mau menemui penyihir hitam?”
“Hamba kurang tau, Yang Mulia. Dia hanya mau meminta si penyihir mengubah siripnya menjadi kaki Yang Mulia”
“KENAPAA?”
“Di..Dia mau ke pantai hawai yang mulia, menuju daratan”
“Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus dipaksa kembali. Pengawal ikut aku” Raja Neptunus bergegas berenang menuju pintu keluar. Sesampainya di luar istana.“Tunggu, yang Mulia”
Neptunus berhenti setelah mendengar suara dari arah sampingnya.
“Biar hamba yang kesana. Karena hanya hamba yang bisa kedaratan sedangkan yang mulia tidak akan bisa dengan kondisi yang mulia saat ini.”“Sejak kapan kamu sampai disini?, baiklah itu tidak penting. Aku hanya mau kamu kedaratan sekarang juga dan temui Shanne, bawa paksa dia kembali ke istana!”
“ Baik, yang Mulia”.-
-
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cool's Man and The Prince's of Mermaid
Fantasy"Sebagai seorang pangeran dan anak bungsu dari keluarga ini sudah saatnya bagimu untuk menikah Shanne, sama halnya dengan kakakmu yang menikah karena perjodohan dari Daddy". Daddy terus memaksakan kehendaknya akan pernikahanku. Aku tidak mau menika...