Now is Show Time

3.6K 223 59
                                    



Sebagai permintaan maaf karena lama update so. Aku update lagi chapter baru.

Happy Read all. Thank you.



Robert POV

Di butik.

Aku memperhatikan penampilan Shanne lekat-lekat. Jas biru muda pas sekali untuknya. Sosok manusia didepanku ini begitu indah. Wajahnya begitu putih. Mata hitamanya terlihat pas dengan wajahnya. bibir merah muda terlihat ranum. Inginku mencicipinya. Aku menelan ludah sesaat mencoba menghempaskan pikiran aneh ini.ingat ia hanya kekasih pura-puramu. Camkan itu- batinku. jangan memberi harapan palsu keorang. sepertinya baru kali ini aku memperhatikan wajah Shanne sesaksama. Perawakan Shanne seperti orang asia. Karena sekali lihat semua orang bisa tahu begitu.

"Tapi..." aku memperhatikan wajah Shanne. lalu mendekatinya.

"Tapi apa?" Tanya. Terlihat pipinya merona merah dan salah tingkah. Mengemaskan. Aku akan mengerjainya sedikit. Senyum jahil menghiasi Langkahku sedikit demi sedikit mendekatinya. Ketika tepat di depannya. Aku mengangkat tanganku. Jemariku perlahan mendekati dagunya. Sungguh lucu ia saat ini. Dengan refleks dia mengangkat sedikit dagunya kearahku. Ia lebih pendek dari ku karena aku harus sedikit menunduk melihat wajahnya dari sedekat ini. Jamariku semakin dekat. Ia menutup matanya. Kenapa? Apa ia berpikir akan aku cium. Sungguh mengemaskan. Aku tersenyum jahil.

"Tapi.... Dasi kupu-kupumu terpasang terbalik" bisikku ketelinganya.

Shanne membuka matanya seketika. Wajahnya memerah sepadam tomat masak. Wajahnya terlalu putih jadi bisa terlihat jelas rona merah di pipinya.

"Hahaha..... hahahhah...ini sungguh lucu. Wajah terlihat seperti kepiting rebus saat ini. Ini sungguh lucu." Aku tidak bisa menahan tawaku. Ia mengemaskan sekali.

"Puas. Ketawanya. Ini tidak lucu" Shanne mengipas-gipas wajahnya dengan tangannya.

"Ekhmm.... apa tadi kamu menggira aku akan menciummu?"tanyaku sambil menaik turunkan alisku jahil.

"Tidakkk.. aku tidak erpikir seperti itu" pipi Shanne semakin merah merona. Ia memalingkan kepalanya dariku.

"Pelayan... tolong perbaiki dasiku" teriaknya berlalu pergi meninggalkanku.


"lucu sekali mereka. Hihi" ketawa pelayan 1

"iya benar. Mereka terlihat serasi" saut pelayan 2

"ini baru pertama kali aku melihat tuan Robert ketawa seperti itu. Biasanya dingin seperti es. Bagaimana manurutmu?..ASTAGAA" Pelayan 3 kaget melihat pelayan 4 sudah terkapar sambil mimisan di hidungnya.

Aku mendengar pembicaraan mereka. lalu memperbaiki kembali ekspresiku.

"Kalian bubar. Kembali bekerja malah ngerumpi" ucapku tegas. Mereka langsung bubar sembari mengotong temannya yang pingsan.


Di mobil.

Sekarang penampilan Shanne sempurna.

Ia masih tidak mau menatapku. Mungkin masih merajuk soal tadi. lucunya

"jadi. Alasan ku mengajakmu ke butik tadi dan mendandanimu seperti ini karena aku akan mengajak kamu ke perusahaanku serta akan memperkenalkan kamu ke rekan bisnisku. Masih ingat dengan undangan pesta itu. Nah... dia adalah klien pentingku. Tadi pagi dia mengabariku kalau ingin bertemu denganmu secara langsung."

The Cool's Man and The Prince's of MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang