sepuluh; Hati Yang Retak

33 1 0
                                    

Sudah hampir satu semester Indira dan Rangga duduk dikelas 11 IPA 3 ini. Banyak perubahan yang terjadi pada mereka bahkan sejak Bu Lucy memutuskan untuk merolling tempat duduk yang dikarenakan ada sebuah permasalahan dikelas yang membuat Bu Lucy untuk melakukan tindakan ini agar mengetahui siapa pelaku nya.

"Ibu cuma mau kalian jujur. Kalian semua tau kalau berbohong itu dosa, tapi kenapa masih kalian lakukan juga. Ibu ga mau masalah ini sampe menyebar. Kalo kalian ga mau ngaku sama ibu, ibu berhenti jadi walikelas IPA 3!" Sedikit penjelasan Bu Lucy namun sangat menyayat hati karna kata kata nya yang terbilang santai namun nyelekit.

"Pulang sekolah ibu tunggu di ruang guru sampe ada yang datangi ibu dan mau ngaku." Tambah Bu Lucy.

Anak anak IPA 3 hanya terdiam sambil sesekali melirik satu sama lain. Tidak pernah mereka melihat Bu Lucy semarah ini dan memberikan ancaman menakutkan seperti tadi.

Lalu Bu Lucy pergi meninggalkan kelas lebih dulu saat bel sudah berdering pertanda pulang.

Perpindahan tempat duduk kemarin membuat Indira tidak lagi bersama Loni. Ia dipindahkan untuk duduk bersama Shifa. Loni duduk dengan Ikha, dan Jessica dengan Gradyana. Lalu Rangga bersama Vanya.

Kenapa Rangga duduk sama Vanya? Karna sejak menduduki bangku kelas 11 Rangga sangatlah berubah menjadi lebih nakal. Bahkan ditambah ketika ia mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah(OSIS) yang membuat dirinya selalu pulang sore, tidur dikelas saat jam pelajaran dan sedikit demi sedikit Rangga tidak sedekat dulu lagi dengan Indira.

Indira yang menyadarinya pun terheran heran melihat tingkah Rangga beberapa bulan belakangan ini. Waktu Bu Lucy menyisakan Indira,Vanya,Shifa dan Rangga dan memberikan kesempatan pada Rangga untuk memilih ingin duduk dengan siapa diantara 3 perempuan tersebut. Dikarenakan Rangga tidak diizinkan untuk duduk bersama laki laki karna akan membuatnya tambah malas.

Pilihan Rangga saat itu sangat mengejutkan anak 11 IPA 3 karna Rangga memilih Vanya untuk duduk bersamanya dikelas. Anak anak IPA 3 berpikiran sama bahwa Rangga akan memilih Indira, tapi nyatanya tidak. Indira yang sudah sangat berharap kalau Rangga akan memilihnya untuk duduk bersama pun hanya bisa pasrah dan menahan sesuatu yang sakit dihatinya.

Sejak saat itu Rangga lebih dekat dengan Vanya. Bahkan sering sharing dan cerita cerita jug bercanda bersama sama dengan Vanya. Indira yang merasakan perubahan pada sahabat 2 tahun nya itu tidak bisa berbuat apa apa selain merelakan Rangga bahagia meski tidak bersama dirinya.

Rangga hanya sesekali mengajak Indira bercanda dan menjahili Indira jika ia merasa bosan dan butuh sesuatu pada Indira barulah Rangga menghampiri Indira. Pernah waktu pelajaran matematika yang materi tidak dipahami Rangga sama sekali dan Rangga datang duduk disamping Indira kebetulan saat itu Shifa tidak masuk.

"Ngapain lu disini?" Tanya Indira yang melihat Rangga duduk manis disampingnya sambil melihat wajah Indira dengan tatapan penuh arti. Tatapan mata  yang dulu sangat disukai Indira dan sekarang Indira jarang melihat tatapan itu bahkan tidak pernah sama sekali.

"Gua duduk sama Indira aja la, Vanya pelit najis" kata Rangga sambil sesekali bercanda dengan Vanya didepan Indira.

"Awas lu Dir, jangan mau dimodusin tukang papeda" kata Vanya sembari membalas perkataan Rangga.

Rangga hanya terkekeh dan Indira hanya diam. Lalu Rangga membuka buku matematika nya dan mulai menulis.

"Ini kayak gimana Dir?" Rangga bertanya pada Indira tentang materi yang saat ini dibahas. "Jadi lo harus jadiin a nya yang paling besar, terus b sama c nya setelah a. Maksud nya lo urutin aja dari yang gede sampe ke yang kecil. Abis itu di pangkatin,"  Indira menjelaskan sedikit contoh soal yang diberikan Bu Ita pada Rangga.

IndiRanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang